Guru Olahraga dan Kapten Futsal

40K 326 18
                                    

Hari ini hari Sabtu, seharusnya sekolah libur tetapi aku terpaksa berangkat ke sekolah, dikarenakan ada rapat dengan guru olahraga dan tim futsalku untuk membahas strategi pertandingan buat lomba antar-sekolah pada esok hari.

Sebelumnya, kenalin namaku, Yoyon, aku seorang kapten futsal dari SMA Sky. Aku masih muda, umur saja baru 17 kemarin, sekarang aku sudah kelas 12 dan esok adalah pertandingan terakhir yang akan aku ikuti, setelah itu aku harus mencari kapten futsal  baru untuk menggantikan posisiku.

Saat sampai ke sekolah dan di tempat rapat yang kami sepakati, sesuai  dugaanku baru satu orang saja yang sudah stay di sana, orang itu adalah Pak Dion, ia memanglah sosok yang begitu rajin, dia juga tegas, dan memiliki bentuk badan yang begitu ideal dan terlihat jelas bahwa Pak Dion adalah tipikal orang pekerja keras, hal itu membuatku terkagum-kagum pada sosoknya walupun masih dalam tahapan wajar, ya kali aku suka batangan, orang aku saja udah sering ngentot sama pacarku, fyi pacarku adalah seorang cewek tulen bukan makhluk berbatang!

"Awal juga kamu berangkatnya Bro, mana temen-temen yang lain?" Sapanya akrab, memang pak Dion kalau menyapa sangat anak muda sekali, wajar saja umurnya masih 21 tahun. Tetapi sudah mulai mengajar di SMA Sky pas Pak Dion masih berumur 20 tahun, saat itu aku masih berada di bangku kelas 11. Artinya sudah setahun lebih Pak Dion mengajar di SMA tempatku sekolah ini.

"Yoi pak biasa lumayan mau nyantai, kalau di rumah biasa jadi babu aku teh Pak, males!, kalo temen-temen biasalah Pak paling nggak pada berangkat, sok sibuk mereka, padahal pengangguran. Kata mereka, mereka juga sudah hebat-hebat jadi nggak perlu acara latian-latian. Padahal sudah aku ancam juga loh Pak, 'mau aku keluarkan dari futsal', tapi ya begitulah mereka Pak, tau sendiri Pak tingkah ngeselin mereka." Jawabku lesu, bukan sekali dua kali temen-temen setimku itu kalau ada rapat penting begini nggak berangkat. Ada yang berangkat pun paling cuman satu orang, Sultan, namanya. Yang lain nggak ada lagi! Sampai capek juga aku, untung mereka memang mempunyai skill yang mumpuni, jadi setiap pertandingan timku selalu berhasil mencetak prestasi yang gemilang, walaupun yang nyetak gol-nya sebagian adalah aku.

"Hmm ya udah lah Yon. Mereka lagi kencan mungkin, biasa hari libur begini kan memang enak buat berkencan. Lagian memang kalo mereka rasa udah pro ya udah biarin aja, toh mereka juga nggak pernah malu-maluin nama SMA Sky ini"

Pak Dion tersenyum manis, lalu pergi  ke arah aula, tempat biasa untuk rapat sekaligus istirahat paska selesai pertandingan di SMA Sky. Selain karena ada matras yang bisa dijadikan kasur, di aula juga disediakan AC banyak, dan kulkas yang berisi banyak minuman dingin pun tersedia. Oleh karena itu, aula PU jadi tempat pilihan yang selalu dijadikan tempat rapat bagi tim futsal SMA Sky.

"Susul Bapak ya, Yon!"

Pak Dion menyuruhku untuk menyusulnya.

Aku menghela nafas kasar, lalu beranjak menyusul pak Dion ke aula. Kapan rapat tim futsal full anggota berkumpul? Mungkin menunggu Alex, si cowok paling homofobik itu suka sama Farhan, si cowok cupu homo yang selalu menatap penuh puja Alex. Begitu tampak mustahil!!

Setelah sampai di aula, aku terkejut karena melihat pemandangan yang errrr membuat jantungku disko kencang. Ya bagaimana tidak? Aku melihat hal yang begitu aneh sekaligus menggairahkan. Biasanya ketika melihat Una telanjang bulat aku tidak merasa sesesak ini pada selangkanganku, tetapi melihat pria matang bertelanjang untuk kali ini justru membuat milikku meronta-ronta dan begitu sesak dan ingin segera lepas dari sarang yang mengurungnya.

Tidak! aku harus segera ke kamar mandi untuk menuntaskan hasratku yang tiba-tiba melonjak naik hingga berada di ubun-ubun.

Tetapi ketika aku hendak berlari menuju kamar mandi yang jaraknya tak jauh dari Aula, tangan kananku justru dipegang erat oleh tangan yang begitu mempunyai masa otot yang proporsional. Sedangkan tangan lainnya menyentuh benda sensitif yang kini tegak di dalam celanaku, tangan itu meremas-remas batangku dari luar celana. Membuat libidoku semakin memanas, apalagi ketika tangan Pak Dion sekarang tengah membuat gerakan mengocok di batangku dari luar celana, membuat mataku terpejam menikmati adegan ini, walaupun aku sadar bahwa yang sedang memainkan milikku adalah seorang pria dan guruku sendiri.

Oneshoot [Free] Some [Premium]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang