••••
Pagi menyingsing. Para burung mengeluarkan suara indah khas masing-masing. Sinar matahari menembus hingga retina Dion, membuatnya terbangun dan linglung karena nyawanya masih belum terkumpul.
"Shhh" desisnya pertama kali kala merasakan perih pada bagian selangkangan nya.
"Penuh banget lubangku karena kontol nih bocah." Dion berucap, sambil menahan rasa sakit di anusnya.
Plopp
Bunyi terlepasnya kontol anak muridnya yang masih tertidur lelap dari lubangnya.
"Shh perih sekali...." Dion mencoba mengecek lubangnya dengan memasukkan salah satu jarinya ke dalam.
Becek dan lembap sekaligus rasa perih yang timbul.
"Mandi dulu kali ya. Sekalian bersihin lubangku yang gak nyaman banget." Dion bangkit lalu berjalan dengan sempoyongan ke arah kamar mandi.
Entah seberapa lama anak itu ngegenjot lubangnya, Dion benar-benar merasakan sakit di anusnya. Robek parah dan anusnya pun jadi tampak megar, jika berak pasti akan sangat perih!
Sesampainya di kamar mandi, Dion mulai membersihkan diri, tubuhnya yang penuh cairan pejuh mulai dibersihkan.
"Ughh perih sekali~" Dion berusaha terus mengkorek-korek lubangnya, bermaksud mengeluarkan cairan-cairan pejuh yang sebagian besar masih basah. Cairan itu terlalu banyak, bahkan saat Dion sudah mengejankan anusnya dan mengeluarkan cairan itu. Masih ada saja pejuh-pejuh yang mengalir. Pejuh berwarna merah karena bercampur dengan darahnya.
Sebrutal dan sehyper itu ya anak didiknya itu. Tidak menyangka sekali, Dion harus mengalami kejadian seperti ini. Tapi ini bukan salah Yoyon sepenuhnya, ia rasa ia yang salah, kalau saja ia tidak bertingkah binal pada awalnya. Mungkin kejadian ini tidak akan terjadi. Tapi, semua sudah terjadi, toh Dion sebenarnya tidak terlalu menyesal, jujur dari lubuk hatinya yang terdalam Dion merasakan kenikmatan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya saat anusnya digempur. Rasanya benar-benar nikmat kala sudah terbiasa dengan kontol jumbo yang bergerak liar di dalamnya. Walaupun setelahnya Dion harus menahan rasa perih. Seperti saat ini.
Cklek
Pintu kamar mandi yang memang Dion tidak kunci tiba-tiba terbuka.
Muncul Yoyon dengan wajah bantal dengan mata memerahnya.
"Kenapa bapak gak ajak Dion mandi sekalian? Malah asyik-asyikan bersihin memek sendiri!" Yoyon menguap. Lalu berjongkok, kini muka bantalnya berhadapan langsung dengan anus pak Dion yang masih terus ia bersihkan.
"Fyuhhh~" Yoyon meniup anus itu. Lantas dia melepaskan tangan pak Dion. Menggantikannya dengan lidahnya yang bergerilya di bibir anus Pak Dion. Dengan penuh nafsu Yoyon melumati bibir anus yang sedang mekar itu. Sesekali digigiti olehnya.
"Ughh.....Yon!" Desah Dion saat anusnya dilumat oleh Yoyon.
"Pak udah, seharian ini bakal aku genjot bapak. Jadi jangan dibersihin. Kontolku juga udah tegang nih Pak."
Dion menatap kontol yang tegang menantang. Lalu menghela nafas, ya percuma saja dia membersihkan diri kalau gitu. Harusnya tadi dia kabur saja langsung ke rumah. Tapi ya sudahla. Mau bagaimana lagi, mau tak mau Dion harus melayani nafsu anak didiknya yang sagnean ini lagi.
"Ngewe di kamar mandi enak kayaknya ya Pak?" Dion cuma ngangguk.
Sambil menyalakan shower air, Dion mulai mengocoki kontolnya.
"Pak nungging di bawah shower itu!" Dion menurut, lengan kekarnya ia sandarkan pada dinding. Lantas ia menundukkan punggungnya, lalu membuka pahanya lebih lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot [Free] Some [Premium]
FantasiaOneshoot/lebih, karya sendiri no plagiat! Semoga suka ya wak