Mas Angkat / Mas Zain II

3.3K 100 9
                                    

Setelah Mas Juna bilang itu, bahaya selalu dateng. Dimulai saat aku lagi asyik main ps di kamar, Mas Juna tiba-tiba ke kamarku sambil telanjang dada.

Aku ga menampik kalau dadanya memang sebagus itu, badanku mah kalah jauh sama perawakan Mas Juna.

Ketika aku lagi mandi, Mas Juna juga selalu dateng, ngegoda aku buat ngewein dia. Tapi karena aku ga ada nafsu ke Mas Juna, ya aku masih bertahan. Hingga akhirnya pertahananku goyah karena godaan Mas Juna yang begitu terlihat menggoda dan menarik dan janji Mas Juna yang aku dengar membuatku menyetujui untuk menggenjotnya.

Begini ceritanya....

Suatu malam, aku baru pulang dari rumah cewekku, dan aku berniat untuk ke kamar untuk mengistirahatkan tubuhku yang terlampau capek karena sehabis bergulat selama beronde-ronde.

Saat membuka pintu, mataku terbelalak saat melihat Mas Juna tengah memakai pakaian cewekku. Kebetulan cewekku juga biasa nginep di sini terkhusus ayah dan ibuku sedang melakukan perjalanan business, sehingga aku bisa dengan bebas bersama pacarku, ya walaupun selalu diganggu Mas Juna yang terlalu terlihat jika cemburu sama cewekku yang selalu merasa kenikmatan saat aku menyentuhnya. Aku tahu ketika aku sedang bergumul, Mas Juna selalu mengintipku. Tapi karena tidak berbuat lebih, alhasil aku membiarkan pria itu untuk menonton pergumulan panasku.

"Mas ngapain make baju sama rok Ratu?" Aku berjalan ke arah Mas Juna sambil mengepalkan tangan.

"Sini Mas, lepasin!!" Aku berusaha menariknya, sementara Mas Juna malah hanya tersenyum seolah tidak sedang terjadi apa-apa.

Pria itu malah menyodorkan dadanya yang menjiplak,"Mas seksi kan make baju ini, lebih seksi dari Ratu kan?" Mas Juna memepetkan dadanya ke arahku, membuatku meneguk ludah, karena memang Mas Juna terlihat jauh lebih seksi dari pacarku.

Apalagi dadanya besar dengan kedua puting menantang yang tegang.

"Katanya ga nafsu sama Mas, kok tegang kontolmu?" tangan Mas Juna memegangi kontolku yang masih terbungkus celana jeans tebal.

"Shh lepasin Mas! Aku ga bakal maafin Mas kalau Mas macem-macem!" Aku mengancam Mas Juna.

Sementara Mas Juna aku lihat malah menunjukkan senyuman menawannya,"Mas cuma mau satu macem kok. Mas cuma pengen dikontolin kamu. Ayo lah, setelah itu Mas Janji ga bakal ganggu kamu lagi, toh Mas cuma penasaran sama rasanya dientot langsung sama kontol."

Aku meneguk ludah,"Mas orang lain banyak, kenapa harus aku anj- emh!" Mas Juna malah membungkam mulutku, kemudian bibirnya mendekat ke arah telingaku.

"Mas penginnya punyamu. Gimana dong? Lagian kontolmu juga kan udah ga perjaka, apa susahnya nurutin kemauan mas ini."

Aku bergidik.

"Tapi aku normal Mas!"

Mas Juna menggelengkan kepala,"Kalau kamu ngentotin Mas, kamu juga masih normal kok. Mas Janji ga bakal maksa kamu lagi setelah kamu buat Mas puas."

Hah, aku menghela nafas, daripada terus-terusan diteror begini, aku akan mengambil keputusan yang walaupun sebenarnya berat buatku, tapi agar hal ini tidak terjadi lagi, mau ga mau aku harus nurutin kemauan Mas Juna. Toh aku juga terangsang sekarang.

"Baik Mas."

Mendengar itu Mas Juna terlihat kegirangan, ya aku sebenarnya pun oke aja, lagian cuma sekali kan? Setelah ini ia bisa bebas dari tingkah Mas Juna dan kembali fokus menjalin hubungan serius dengan Ratu.

"Oke. Mas Juna pengen yang ngambil permainan ini, kamu diam saja, biar Mas yang gerak."

Mas Juna mulai menanggalkan seluruh pakaian cewekku hingga ia benar-benar telanjang bulat, aku dibuat menelan ludah saking terpesona dengan bentuk tubuh Mas Juna yang kekar.

Oneshoot [Free] Some [Premium]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang