STN 1

5K 55 5
                                    

Aku memiliki dua sahabat, dua sahabatku itu terlalu dekat dalam berinteraksi. Hingga aku menyangka mereka pasangan gay. Bukan aku saja yang mengira begitu, banyak teman-temanku juga yang sependapat denganku, tidak lain dan tidak bukan karena saking lengketnya mereka itu.

Walaupun sebenarnya aku agak sangsi, jika sahabat pertamaku, Fero termasuk golongan pecinta kontol atau lubang anus. Fero, sosok pria kalem yang tampak luar biasa gantengnya, mana mungkin seorang gay. Sedangkan Elang juga sama tampannya, dan keliatannya ia juga masih sering bergonta-ganti cewek, jadi tidak mungkin banget ia termasuk penyuka sesama jenis. Mungkin karena semenjak kecil mereka sudah bersama jadilah karena kemungkinan dugaanku itu, aku selalu mencoba menyangkal hal yang mengganjal di benakku itu. Lagipula tidak mungkin cowok-cowok ganteng bin kaya kayak mereka adalah seorang gay.

Hanya saja, pelukan mereka, skinship mereka, sangat membuatku bingung sendiri. Mereka terlalu begitu intens. Bahkan sering kutemui mereka sedang duduk berduaan dengan berpangkuan. Ketika aku tanya, mereka bilang, mereka merasa nyaman. Mulai saat itu aku mulai mencoba untuk memaklumi perbuatan mereka itu. Toh aku juga pernah dipangku oleh ayah dan abang-abangku semasa masih kecil dulu.

"Eh Jey. Bengong mulu lu!" Aku tersentak saat mendapat tepukan sedang di bahuku.

"Apaan lu, ngagetin aja njing!" Pria yang aku umpati malah senyam-senyum tak jelas, ingin ku tampong bibirnya itu dengan sandal jepit milik Pak Rembo, tetanggaku yang sandalnya udah berumur setengah abad.

"Ga asik lu ah. Sensi amat kayak cewe lagi pms! Dah la mending liat si Fero sama Elang aja lumayan buat cuci mata."

Aku menatap malas pria fudan yang selalu menggangguku ini.

"Iya dah serah lu. Penting lu pergi, ganggu orang aja lu sukanya!"

Pria fudan bernama lengkap Arean Bratayuda Pangeswara itu menggedikkan bahunya setelah aku mengusirnya secara tidak langsung.

"Awas aja lu kangen ya!"

Idih, mana mungkin kali. Ya kali pria usil macam Arean bakal aku kangenin. Jisoo baru bakal aku kangenin tiap hari, tiap detik bahkan. Suaranya yang deep sangat aku puja-puja.

"Aish si Rean suka banget usilin gua... Ga beda sama tingkah sedeng tetangga kelas sebelah yang suka godain gue si." Kalau modelan Jisoo si aku mah ayo-ayo aja, malah dengan senang hati aku bakal nerima gombalan seorang bucin. Nah ini udah cowok, modelan jamet lagi, ya walaupun mostwanted sekolah si.

"Aish mending tidur aja lah. Si Fero sama Elang palingan lagi berduaan. Rasanya seperti sahabat buangan. Hah." Aku mulai menyandarkan kepalaku pada dinding tembok yang dingin karena sehabis hujan. Sensasinya begitu menenangkan, dinginnya membuat kantukku semakin lebih cepat bereaksi. Alhasil aku tidak bisa menahan diri untuk tidak tertidur.

****
Fyuhhh~

Fuhh~

Aku mencoba membuka mataku. Untuk melihat apa yang sedang terjadi, aku merasakan aroma mint yang sangat wangi menusuk di indra penciumanku.

Eunghh

Aku mengerjapkan mata,

Sekedipan pertama aku mulai melihat siluet seseorang.

Kedipan kedua, mulai terlihat jelas siluetnya.

Kedipan ketiga, aku langsung menendangnya!.

"Arghkk ihh galak banget kamu babe!"

Aku menatap tajam pria di depanku.

Apa-apaan aku melihat pria itu tengah meniupi wajahku. Di kira apaan wajahku ini.

"Kalau ga lu pasti Rean... Kenapa si kalian berdua tuh suka ganggu ketenangan gua! Capek gua tuh!"

"Hehe ga boleh gitu babe, kan aku jodohnya kamu. Kalau si Rean si karena gabut pasti dia tuh! Kan orangnya emang sedeng."

Dipikir dia ga sedeng apa! Aku aja capek njing ngadepin pria kayak dia.

"Serah lu ah.. gua mau lanjut turu lagi. Ngantuk gua. Hush sana pergi!"

"Ah ga asik babe-nya aku!. Aku nunggu aja ya, takut ada nyamuk yang ganggu sayangnya aku!."

Aku bergidik bodo amat. Lanjut memejamkan mata dan tertidur.

Gagah pov.

Sumpah, gua ga habis pikir kenapa ada pria semenarik Jey. Saat pertama kali gua pindah ke SMA Jupiter, mata gua langsung terpaku sama sosok pria kurus yang keliatan penyayang dan kalem. Ya walaupun ternyata setelah udah 2 tahun ngeganggu Jey, gua selalu ditolak.

Sayang sekali gua tipikal orang yang pantang mundur sebelum dapetin yang gua mau. Termasuk pria yang sudah gua tandai dari awal gua ada di SMA Jupiter.

Niatnya si tadi mau ke UKS buat tidur di sana. Kebetulan lagi jamkos. Eh pas gua mau ke UKS gua liat Rean dari kelas My Bunny. Pasti Rean berbuat ulah lagi. Dengan segera gua memutar arah ke kelas My Bunny. Ternyata My Bunny lagi tidur.

Tidurnya lucu banget. Mana sendirian My Bunny, kasian banget. Jadi gua temenin deh.

Semenit dua menit masih betah gua nemeninnya, namun setelah sudah sejam lamanya, lama-lama bosen juga.

Jadi gua berencana buat jailin my Bunny.

Gua mulai menjalankan rencananya, pertama gua mulai mencoba mencolek hidungnya, menguyel pipinya dan lanjut mengecup dahi Jey. Namun My Bunny masih terlelap tanpa merasa terganggu, jadi aku mulai berbuat lebih nekat.

Aku mulai mengecupi bulu matanya, namun itu juga belum berhasil alhasil.

Langkah terakhir gua tiup muka Jey. Dan bangun juga My Bunny. Lucu banget muka bantalnya, ingin gua gigiti pipinya yang walaupun tirus tetapi sangat menggemaskan.

Saat My Bunny membuka matanya, malah gua ditendang.

"Arghkk ihh galak banget kamu babe!"
Spontan aku mengucapkan itu, sambil memegangi benda pusakaku yang terasa nyeri paska mendapat tendangan dari My Bunny.

Setelah itu tatapan tajam gua dapetin dari My Bunny. Bukannya ilfil, aku malah tambah suka, karena tatapan itu seperti kucing yang sedang marah karena makanannya diambil.

"Kalau ga lu pasti Rean... Kenapa si kalian berdua tuh suka ganggu ketenangan gua! Capek gua tuh!" Saat mendengarnya gua terkekeh pelan. Ya gimana ya ganggu My Bunny siapa yang ga betah. Lucu banget luv banget deh sama Jey.

"Hehe ga boleh gitu babe, kan aku jodohnya kamu. Kalau si Rean si karena gabut pasti dia tuh! Kan orangnya emang sedeng." Gua ketawa pasti di dalam ati, My Bunny tengah mengumpati gua.

"Serah lu ah.. gua mau lanjut turu lagi. Ngantuk gua. Hush sana pergi!"

"Ah ga asik babe-nya aku!. Aku nunggu aja ya, takut ada nyamuk yang ganggu sayangnya aku!."

Gua berpura-pura kesel, bukannya pergi gua malah deketin Jey. Lalu duduk di meja sampingnya. Biarlah jam masuk sekolah segera tiba, toh bakal ia usir semua penghuni kelas termasuk guru yang masuk nanti, pemilik sekolah mah bebas Boss.

Dan berakhir gua nemenin My Bunny tidur dan gua pun ikut tertidur dengan memeluk My Bunny, dengan kepalaku bersandar pada ceruk leher My Bunny.

****

Sedangkan di sisi lain dua Adam malah tengah saling bertukar air liur. Saling meresapi setiap jengkal mulut masing-masing.

________
_
________

STN~Sahabat Tapi Ngeue
4/3/2024
-wfuckaja-

Oneshoot [Free] Some [Premium]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang