Kelima: Aiden Jacob

351 41 3
                                    

Emma disibukkan dengan toko roti miliknya yang semakin terkenal. Namun, entah kesialan apa yang datang kepadanya hari ini sehingga Emma harus dihadapkan dengan pelanggan super mengesalkan menurut Emma.

"Selamat pagi, Emma." Pria itu menyapa dengan senyum manis miliknya. Emma yang mendengarnya hanya membalas dengan senyuman canggung.

"Jadi, kau akan pesan apa hari ini?"

"Aku ingin memesan satu sourdough dan secangkir kopi hitam."

"Baiklah, pesananmu akan segera diantar jadi mohon menunggu."

Pria itu, Aiden Jacob memilih mendudukkan dirinya di meja yang berdekatan dengan kasir agar dapat melihat Emma tentunya. Melihat cara Emma melayani pelanggan dengan senyum termanisnya membuat Aiden juga ikut tersenyum.

Sudah setahun terakhir Aiden rutin mendatangi toko roti ini. Toko roti milik Emma Kyra yang akhir-akhir ini sedang ramai ramainya.

"Bisa berhenti memandangku seperti itu?" ucap Emma yang risih dipandang oleh Aiden.

"Kenapa? Kau sangat cantik dan menarik perhatianku."

"Baiklah, terserah dirimu saja." Dengan kesal Emma menjauh dari pria itu.

Eva hanya memandangi kendaraan yang melintas dari dalam restoran. Di depannya ada Jayden yang tiba-tiba mengajak dirinya makan siang.

"Jadi Jay, ada apa kau mengajak aku untuk makan siang?" Eva bertanya setelah pelayan meninggalkan meja keduanya.

"Entahlah, mungkin karena kau sudah mengajakku makan siang waktu itu."

"Hanya karena itu?"

"Sebenarnya tidak. Kau tau Ev, kita ternyata akan bekerjasama lebih sering." Pria itu berkata dengan santai.

"Benarkah? Kenapa aku tidak tau?"

Jayden terkekeh melihat reaksi spontan Eva. Gadis di depannya ini selalu memberikan reaksi yang menurut Jayden sangat menggemaskan.

"Mungkin saja manajermu belum memberitahu."

"Mungkin saja, gadis itu memang pelupa," ucap Eva kemudian menyeruput minumannya, merasa haus sebab terus berkata sejak tadi.

"Tapi, ada yang ingin aku tanyakan kepadamu."

"Bertanya apa?"

"Aku ingin memberi kejutan untuk Emma." Pernyataan Jayden tersebut sukses membuat Eva tersedak.

"Astaga. Kau baik-baik saja, ini minum dulu." Jayden jelas panik, wajah gadis di depannya ini memerah sebab tersedak.

Perkataan Jayden siang tadi sukses menghantui pikiran Eva. Kenapa pula Jayden bertanya kepadanya tentang kejutan untuk Emma.

"Tenanglah Eva, kau harus beristirahat sekarang," monolog Eva.

"Eva, kau segeralah tidur. Aku lelah melihat kau berjalan mondar mandir tidak jelas." Suara Mara yang melengking sukses membuat rasa gelisah Eva memudar.

"Aish, kau ini menganggu saja," gerutu Eva.

"Tidak usah menggerutu, kau pikir aku tidak ikut pusing melihatmu seperti orang gila," balas Mara yang membuat Eva melotot.

"Tidak usah melihatku seperti itu."

Mulut pedas Mara terus membalas perkataan Eva. Eva tentu tak mau kalah, hingga akhir keduanya tertidur karena terlalu lelah membalas perkataan satu sama lain.

***

Makasih buat yang vote sama komen, aku terharu banget [cry]

Kritik dan saran 👉

Visualisasi Aiden udah ada di part awal.

Can You Be Mine? (Jaemin Karina) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang