Kedua Puluh: Surprise!

199 29 2
                                    

Sudah sebulan lamanya Eva tak memberi kabar kepada keluarganya dimana ia berada, Eva hanya memberi kabar bahwa pekerjaannya di tempat ini masih sangatlah banyak sehingga belum bisa untuk pulang.

Mara sendiri datang menjenguknya setiap dua minggu. Dan hari ini Mara datang berkunjung ke apartemen miliknya. Namun, kali ini Mara datang dengan bos yang juga kekasihnya itu.

Eva hanya memutar matanya malas melihat Mara dengan senyum lebarnya masuk ke dalam apartemen miliknya dengan menggandeng laki-laki yang mungkin saja seumuran dengan gadis itu. Sejujurnya Eva merasa kesal, tapi apa boleh buat manajernya itu yang membantu dirinya menyembunyikan diri sementara.

"Kau tidak keberatan 'kan aku mengajak Varen mampir sebentar?" Eva hanya tersenyum sembari mengikuti dua sejoli itu.

"Oh iya, minggu depan adalah ulang tahunmu, apa kau yakin tidak akan pulang dan merayakannya dengan Emma?" Eva terdiam, namun gadis itu menggeleng.

"Aku masih ingin berada di sini, aku ingin menjauh dan menenangkan diriku. Aku tidak akan pulang minggu depan."

"Sudah, jangan pura-pura terlihat sedih, aku ingin tertawa melihat raut wajahmu." Mara mendengus mendengar perkataan gadis yang lebih muda.

"Kak Varen, lihatlah kekasihmu itu hendak menangis karena mendengar jawabanku." Varen hanya bisa terkekeh, namun juga mengusap halus bahu kekasihnya itu.

"Kalian berdua sangat manis, cepat menikah dan beri aku seorang keponakan."

"Aish, mulutmu itu!" Eva berusaha menjauh dari Mara yang sepertinya sedang mengamuk, lain halnya dengan Varen yang hanya terkikik melihat kelakuan dua gadis itu.

Sekarang pukul dua belas malam dimana Eva dipaksa untuk bangun karena ada yang menekan bel apartemennya. Dengan langkah gontai Eva berjalan menuju ke arah pintu apartemennya.

Dan ketika pintu itu telah terbuka sempurna. "Surprise! Happy birthday sayang!" Senyuman yang menurut Eva terlihat menyeramkan itu terbit dari bibir laki-laki itu.

Eva berjalan mundur, hendak menutup pintu namun terlambat. Jayden lebih dulu masuk dan membawa gadis itu ke dalam pelukan hangatnya. Eva hanya terdiam mematung, tidak dapat mengeluarkan sepatah kata apapun.

"I miss you, Sayang. Kau tidak merindukanku?"

"Aku, Kau—bagaimana Kau bisa berada di sini? Aku tidak mengerti." Jayden kembali merengkuh badan gadis itu.

"Aku selalu tau dimana Kau berada, dan Kau tidak akan pernah bisa lepas dariku. Jadi, selamat ulang tahun Eva Adeline."

Eva lagi-lagi hanya terdiam, dia tidak menyangka Jayden akan menemukannya. Setau Eva hanya Varen dan Mara yang mengetahui tempat dirinya tinggal. Tidak mungkin Jayden bisa menemukannya secepat ini.

" Sepertinya Kau masih mengantuk, kalau begitu lebih baik kita pergi tidur saja. Aku sudah sangat merindukanmu." Eva hanya menuruti perkataan Jayden, mungkin semua ini hanya mimpi, pikir Eva.

Sayangnya, kejadian tadi malam bukanlah sebuah mimpi. Pagi ini, Eva terbangun dengan Jayden tengah memeluknya. Eva ingin menangis, ia sudah berusaha menjauh, tapi kenapa Jayden terus mengejar? Dia sudah melepaskan pria itu untuk Emma, tapi kenapa Jayden berada di sini? Mengapa laki-laki itu berada di sini bersamanya, memilih mengucapkan ulang tahun kepadanya dibanding dengan Emma yang juga sedang berulang tahun.

Air mata Eva luruh begitu saja, Eva ingin terlepas dari semua ini. Tapi sepertinya Jayden menolak, pria itu akan terus mengejar Emma hingga ke ujung dunia pun. Sepertinya kesalahan Eva kepada Emma memang sebesar itu hingga Tuhan saja tidak mau membantunya menjauh dari pria yang sayangnya Eva cintai ini.

***

Hai haii, aku update sedikit aja heheh
Ini beneran rank 1 jenrina? padahal scene Emma sama Aiden cuma lewat aja, apa mau next chaptre aku buat scene Emma Aiden, mereka juga gemes kok. Tapi Emmanya tunangan Jayden, aduh bingung.

Enjoy all

Can You Be Mine? (Jaemin Karina) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang