Ketujuh Belas: Happy Chrismas

186 28 3
                                    

Pesta perayaan Natal memang selalu dirayakan secara besar-besaran oleh keluarga Lee. Eva mengetahuinya sebab berita itu selalu muncul setiap malam Natal. Dan kalian tahu, sekarang dirinya dan keluarga menghadiri perayaan itu. Sangat tidak terduga, sebab keluarga Davis tak memiliki kedekatan dengan keluarga konglomerat ini.

Eva berjalan berdampingan dengan Emma, sang ayah bergandengan dengan ibunya tentu saja. Helena? Kakak tertuanya itu tentu saja bergabung dengan sang kekasih dan teman-temannya. Tidak perlu heran, sebab ini bukan kali pertama sang kakak menghadiri perayaan ini. Yeah, setidaknya ada satu fakta yang harus kalian ketahui, Edward ya pria itu, Helena's boyfriend. Lelaki itu merupakan keponakan Nyonya Lee.

Baiklah, mata Eva memandangi dekorasi acara ini. Kesan natal sangat mencolok tentunya. Mata gadis itu terus mengagumi betapa indah pesta ini, hingga matanya menemukan sosok Aiden Jacob. Pria itu lagi, pria yang sudah menghancurkan makan siangnya dengan Jayden. Mengingatnya saja Eva kembali kesal.

Tak lama setelah itu, seorang laki-laki yang sangat Eva kenal menghampiri keluarganya. Laki-laki itu langsung ke arah Emma yang membuat Eva secara tidak sadar menatap pasangan itu dengan sedih. Enggan melihat adegan manis itu terlalu lama, Eva memilih mencari pemandangan yang lain. Hingga, gadis yang tengah naik daun itu mengingat sesuatu. Jayden Benjamin? Pria itu berada di pesta perayaan keluarga Lee? Benarkah, Eva rasanya tidak percaya.

Ditatapnya laki Jayden yang ternyata tengah menatapnya juga. Tatapan Eva seakan bertanya, "Siapa kau? Kenapa kau bisa berada di sini?"

Jayden terkekeh, laki-laki itu memanggil malah seorang pelayan menuju ke arah mereka. Jayden menawarkan minum, tentunya dengan satu tangan merangkul pinggang Emma, lagi-lagi Eva mendengus kesal.

"Hai, Ev! Long time no see." Kalimat yang keluar dari mulut Jayden itu sukses membuat Eva mengumpat dalam hati, "Jayden sialan." Seperti mengerti apa yang dilakukan Eva, lagi-lagi pria itu terkekeh.

"Mari, Om, Tante, and Eva." Lagi, Jayden membiarkan Emma dan kedua orang tuanya berjalan di depannya, sedangkan dirinya berjalan berdampingan dengan Eva. Tangan laki-laki itu berusaha menggenggam tangan gadisnya, siapa yang memiliki mata setajam elang tentu dapat melihat kelakuan seorang Jayden Ben jamin.

"Kamu keliatan sangat cantik, malam ini." Bisikan itu terdengar di telinga Eva, sudut bibirnya terangkat lalu menoleh ke arah Jayden. Senyuman manis masih terlihat di bibir merah Eva, dan secepat kilat gadis itu mengecup bibir Jayden yang sukses dibuat mematung dibuatnya. Tak menghiraukan reaksi Jayden, Eva memilih melanjutkan jalan mengejar keluarganya yang sudah jauh di depan.

"Gadis itu." Jayden tersenyum tipis sembari menatap punggung cantik yang tidak tertutup kain milik Eva yang sialnya baru Jayden sadari.

Tidak lama setelah Eva bergabung dengan keluarganya, seorang perempuan yang kelihatannya sudah memasuki usia pertengahan tujuh puluhan menghampiri mereka. Senyum manis wanita itu berikan setelah menyapa kita sekeluarga.

Sang ayah membalas sambutan tangan milik wanita itu. Omongan keduanya cukup terdengar nyambung dengan sang ayah yang mengimbangi tentu saja.

Setelah mengetahui siapa wanita yang sudah berumur itu— lebih tepatnya beliau adalah ibu Tuan Lee— beliau memanggil dua nama orang yang cukup asing di telinga Eva.

"Jade! Ad! Come here!"

Dua laki-laki seumuran dengannya melangkah mendekat. Eva cukup terkejut, sebab Jayden juga mendekat. Entah bagaimana ekspresi wajah Eva saat ini.

"Kenaikan, mereka berdua cucuku. Jade— oh I mean Jayden and Aiden," ujar beliau dengan semangat.

"Aiden, kalian seharusnya sudah mengetahui dia cucuku, tetapi Jayden dia sedikit—tidak sedikit malas untuk mengakui nama Lee. Aku sangat sedih sebenarnya anak ini lebih memilih menjadi tukang foto daripada duduk di dalam ruang kerja." Jayden tersenyum canggung, lelaki itu malah memandangi sang gadis—tentunya bukan Emma— yang mendengarkan ucapan sang Oma dengan telaten.

"Oma, Jade tidak seperti itu. Jangan menyebar aib cucumu ini di depan calon istrinya." Mendengar kata calon istri, pipi Emma merona begitu saja, sedangkan Eva tersenyum pahit.

Eva mengalihkan pandangannya, mencoba mencari hal yang bisa menghilangkan rasa sesak di dadanya. Gadis itu kembali menatap ke arah Nenek Jayden yang kembali bercerita. Mendengarkan wanita itu bercerita membuat hati Eva menghangat, seandainya saja Jayden itu miliknya dan bukan milik Emma pasti dirinya akan lebih leluasa berinteraksi dengan lelaki itu.

"Jangan bersedih, aku akan tetap berada di sampingmu, sampai kapanpun." Lagi-lagi Jayden mencuri kesempatan untuk berbisik di telinga Eva. Dengan berat Eva menarik ujung bibirnya, Jayden juga ikut tersenyum melihat senyum manis gadis itu. Baiklah Eva, kau harus tau batasan. Bagaimanapun Jayden ada milik Emma, dan selamanya akan seperti itu. Dirimu tidak memiliki celah sedikitpun dalam hubungan keduanya, Eva.

Terlalu banyak melamun, Eva tidak sabar bahwa semua orang sudah bersiap untuk bersulang dan berucap, "Happy Chrismas! "

***

Haii, semangat membaca kali ini ada ±700 kata untuk chaptre ini, enjoy all!

Can You Be Mine? (Jaemin Karina) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang