Keenam: Jealous?

304 44 7
                                    

Hari-hari Eva memang sedikit monoton, bangun tidur selalu dihadapkan dengan ekspresi wajah yang menurut Eva sangat menjengkelkan. Wajah yang setiap hari dilihatnya, wajah Mara tentunya.

"Eva, cepatlah bangun!" suara Mara menggema  di seluruh kamar milik Eva.

Melihat tak ada respon sama sekali, Mara mulai menarik selimut yang menutupi tubuh milik bosnya itu. Mara semakin kesal saat tubuh Eva semakin kencang memeluk guling di sebelahnya.

"Eva, cepatlah atau kau tidak akan pernah bekerja sama dengan Jay lagi!"

Mendengar nama Jayden disebut, mata Eva sontak terbuka. Dengan panik mata cantik milik Eva menatap jam pada dinding.

"Sial, aku terlambat." Tanpa aba-aba Eva segera berlari menuju kamar mandi meninggalkan Mara yang terdiam dengan mulu terbuka.

"Seharusnya dari tadi aku gunakan nama Jayden," ujar Mara kesal.

Mara berdiri sembari bolak balik menatap jam tangan miliknya. Sudah hampir tiga puluh menit dan Eva belum juga menampakkan dirinya.

"Sebenarnya apa yang dibersihkan gadis gila itu." Mara menggumam sebal.

Tak berselang lama Eva menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa dan hampir saja terjatuh di anak tangga terakhir. Mara hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan Eva, setiap hari selalu saja seperti ini.

"Kau tau Ev, kita sudah terlambat lima menit. Ayo segera berangkat." Eva hanya menuruti perkataan Mara.

Di perjalanan Eva hanya terdiam. Sama halnya dengan Mara, manajer Eva itu hanya terdiam tanpa sepatah katapun.

"Hai, Ev! Lama tidak berjumpa." Suara itu, suara menyebalkan milik Aiden. Eva sampai lupa bahwa partner pemotretannya kali ini adalah Aiden Jacob.

"Aiden, Ev, apa kalian berdua sudah siap?"

Dengan telaten Jayden mengarahkan dua model itu untuk berpose. Manik cantik milik Eva menatap mata tajam milik Aiden, tangan Eva menyentuh bahu kokoh milik Aiden. Entahlah, pose ini sedikit membuat Jayden terasa gerah.

Selesai dengan sesi pertama, Aiden terus mengikuti Eva yang sepertinya membuat Eva kesal. Jayden hanya mengamati keduanya dari kejauhan, ada rasa yang tidak bisa dijelaskan saat melihat interaksi dua anak manusia itu.

"Kau menyukainya?" pertanyaan tiba-tiba itu sukses membuat Jayden terkejut dan menoleh.

Jayden mendengus, ternyata Hazel yang menganggunya. Hazel adalah sahabat karib Jayden sekaligus partnernya dalam fotografi.

"Jangan melantur, aku sudah memiliki Emma."

"Hey, tatapanmu tidak bisa berbohong Jay. Tatapan kagum itu selalu kau berikan kepada Eva, bahkan Emma saja tidak pernah kau tatap seperti itu." Hazel membalas ucapan Jayden dengan serius.

"Tapi sepertinya Aiden dan Eva terlihat cocok, lihatlah mereka sangat serasi," sambungnya Hazel mengompori Jayden.

Hazel tertawa terbahak-bahak yang berhasil menarik atensi beberapa orang di sekitarnya karena Jayden yang tiba-tiba saja pergi. Apakah Jayden pikir Hazel akan percaya bahwa melupakan seseorang yang dicintai semudah membuka bungkus permen?

***

Hai, aku update.
Semoga kalian suka ya sama part ini.

Kritik dan saran 👉

Kritik dan saran 👉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hazel

Can You Be Mine? (Jaemin Karina) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang