11

1.7K 141 3
                                    

Kiel berdiri sembari mengepalkan tangannya kuat, terlihat urat-urat menonjol di tangan kekarnya.

sejujurnya Riel tidak terlalu terkejut dengan kemarahan Kiel. tidak,, dia terkejut karena kemarahan Kiel sebesar itu. Kiel pernah marah, tapi sebagai yang tertua Kiel tidak pernah lepas kendali. dia selalu mengutamakan kesabarannya menghadapi sikap kekanakan Riel dan Ziel.

"bocah itu, kali ini tidak ada toleran." ucap Kiel pelan namun penuh tekanan di dalamnya.

Riel berdiri meraih tangan Kiel yang tergenggam keras. "ka El, kenapa sih?" tanya Riel mencoba menenangkan kemarahan kakaknya.

Kiel menoleh dengan sengit, tatapan matanya tajam sangat menusuk.

"ikut saja kau dan lihat kelakuan bocah itu." tegas Kiel dan secara tidak sadar, karena di kuasai kemarahan, Kiel menghempaskan tangan Riel. lalu berjalan keluar begitu saja.

Riel terdiam, melihat ke tangannya. menatapku sedikit lama. canggung. terasa canggung di ruangan tersebut.

"ha ha haa, kau jangan sedih sobat. Kiel lagi emosi. mending kita ikutin Kiel dulu. gimana?" bujuk Sean kepada Riel

tanpa sepatah kata, Riel jalan keluar mengikuti kemana Kiel pergi. mengabaikan ucapan Sean. dan Sean hanya dapat tersenyum miris.

***

note. jadi disini author memutuskan untuk ubah nama black mox jadi Moxac.

***

di depan bar dimana Ziel berada. Kiel berjalan ke arah bartender di ikuti yang lain.

melihat wajah Kiel bartender tersebut bingung. "maaf tuan? bukan kah kau tadi sudah masuk ruangan?" tanya bartender tersebut.

Kiel mencengkram kerah bartender, "ruang mana?"

"ma-maaf tua" gemetar bartender tersebut

"dimana ruangannya." ucap Kiel lagi penuh penekanan.

"ruang 103, tuan." balas bartender tersebut gemetar.

Kiel melepaskan cengkeramannya lalu berjalan menuju ruangan yang di sebut oleh bartender tadi. di depan ruangan bertuliskan nomor 103, Kiel mendobrak pintu hingga mengagetkan penghuni ruangan.

Riel dkk terkejut melihat Ziel berada di ruangan tersebut, dengan mata merah sembab hidung merah dan teler? seperti pemakai narkoba.

Kiel dengan amarahnya menghampiri Ziel, lalu memukul wajah sang bungsu.

Ziel berdiri terhuyung, mengerjap-ngerjapkan matanya. "hah? lo sp? shit. beraninya lo mukul gue hah." tangan Ziel mengepal ingin membalas serangan Kiel.

namun, apadaya tenaga Ziel saat ini lemah, badannya tidak bisa berdiri stabil. Kiel menangkap tangan Ziel menguncinya ke belakang lalu menjedorkan kepala Ziel ke meja. menarik kerah baju Ziel bersiap memukuli bocah itu lagi.

"hahahahh shit, aah lo pasti Kiel." ucap Ziel tertawa sambil menunjuk wajah Kiel dengan darah yg sudah mengalir di pelipisnya.

"ya. ini gue, bocah sialan." jawab Kiel lalu menonjok wajah Ziel lagi hingga tersungkur.

Kiel yang hendak mendekati Ziel, dihentikan oleh Riel. Riel menghubungi Daniel, "Daniel, bunuh semua orang yang terlibat hari ini di bar x." lalu menutup telponnya.

"udah sih El, kasian Ziel." kata Kiel setelah menutup telponnya.

"gk perlu dikasihani bocah ini. berani-beraninya dia makai narkoba." tegas Kiel.

Riel menaruh tangannya di dagu bak berfikir. "tapi kan El yang ngedarin?" kata Riel dengan lugu memiringkan kepalanya.

'pftttt..' para anggota Moxac lain yang sedari tadi menyaksikan menahan tawa. yang dikatakan Riel itu benar. bahwa Kiel lah yang bandar narkoba itu, dan bar ini juga milik Kiel untuk menutupi peredaran narkoba miliknya.

Kiel memalingkan wajahnya.

"yahh tapi tetap saja, Ziel gk termaafkan dengan mudah. narkoba hanya untuk orang bodoh, dan seorang Marshellino tidak boleh bodoh." lanjut Riel.

Riel mendekati Ziel, berjongkok di depan Ziel. mengusap darah Ziel menggunakan tangannya, Ziel sadar betul bahwa didepannya saat ini adalah Riel, sehingga ia sedikit menundukkan wajahnya.

"apa kau orang bodoh?" tanya Riel disahuti oleh gelengan kepala Ziel.

tangan Riel mengarahkan agar Ziel menatap matanya. "lalu?"

Ziel menatap mata Riel sembari tangannya bergerak memegang tangan Riel yang masih berada di wajahnya. "a-ada alasan." ucap Ziel terbata.

"um, ada alasannya?" kata Riel tangannya mengusap rambut Riel lalu pelipis yang mengeluarkan banyak darah. dan sedikit mengusap pipi Ziel diakhiri dengan sebuah tamparan keras.

Ziel terdiam, ia tau Riel gk akan semudah itu memaafkannya.

Riel berdiri "Tian, masukkan dia ke ruang hukuman." ucapnya datar. mata Ziel membola, ia sangat terkejut begitu pula Kiel dan yang lain. pasalnya ruangan itu sangat traumatis untuk Ziel.

Ziel meraih tangan Riel sebelum beranjak pergi. "ma-maaf El, ja-jangan ruangan itu. a-aku ada alasan, a-ada alasan. aku gk bohong. sungguh."

Riel mengusap rambut Ziel. "jelaskan alasan mu diruangan itu Ziel."

Tian memberikan sebuah borgol ke tangan Ziel. "maaf tuan." ucap Tian ditanggapi anggukan oleh Ziel.

Riel pergi terlebih dahulu diikuti yang lain. "bukankah sedikit keterlaluan El?" ucap Kiel.

Riel menghentikan jalannya, menghadap belakang ke arah Kiel. "kau juga bersalah, tidak di izinkan berkomentar dan berbicara padaku." lalu pergi meninggalkan Kiel terdiam di tempat.

"ha tunggu? gue ada salah?" ucap Kiel bertanya pada yang lain.

Kevin menepuk pundak Kiel. "pikir aja sendiri." lalu nyelonong pergi.

"cobe deh lo inget sebelum kesini lo ngapain." kata Sean lalu pergi juga.

Deo hanya bisa tertawa ringan dan menggeleng kan kepalanya.

sedangkan Jeje menepuk-nepuk pundak Kiel sedikit keras. "hahahaa... yang sabar ya bro."

Kiel masi terdiam di tempatnya bingung dimana letak kesalahannya.

***

Kiel pov

gue bingung dimana letak kesalahan yang gue perbuat. sepanjang perjalanan ke mansion gue mikirin sembari mengingat apa aja kejadian sebelum gue nyamperin Ziel.

lalu ingatan gue jatuh pas gue sedikit membentak dan menghempaskan tangan Riel. oh, shitt. ini emang sepele, tp Riel begitu sensitif. ini kesalahan yang besar.

ah sialan.. kenapa gue bisa lepas kendali sih anjing. tp nasib Ziel agak memprihatinkan, prediksi gue mengatakan Riel bakal manggil 'dia' penyebab trauma Ziel. kasian sih, tp Ziel juga pantas mendapatkannya. biar dia jera.

lupakan Ziel, gimana nasib gue? diabaikan Riel lebih menyedihkan, gue yakin Ziel juga bakal ngetawain gue.

Kiel pov end

****

POOR FOR ZIEL AND KIEL🙏

maaf ya guys baru update
huhuu belakangan author banyak pikiran

agak lucu ya Kiel menolak konsumsi narkoba tp dia yg ngedarin narkoba wkwkk

kalian penasaran ngga sama mommy nya si kembar?

di next chapter ada sedikit berhubungan dengan mommy nya si kembar

jadiii.. tunggu aja yaa..

jangan bosen bosen sama aku hehe

kalian boleh kok ninggalin komentar jika ada hal yang membuat kalian aneh dan bingung

segitu dulu untuk chapter hari ini

see you next time guyss


Mafia TripletsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang