5

3K 183 5
                                    

3 deret mobil mendatangi sebuah tempat balap di tengah hutan pegunungan dengan banyak jalan berkelok yang berdampingan dengan jurang. mereka datang dengan mencuri banyak perhatian.

"tuan muda Riel, lama tidak berjumpa." seorang lelaki menyambut mereka dengan merentangkan tangan.

"ya, max bagaimana kabar mu? bisnis mu lancar seperti biasa." ucap Riel ramah.

"kabar ku baik dan tentu saja bisnis ini sangat menyenangkan." sahut pria bernama max.

"dan?" lanjut Max bertanya dengan heran.

"dan? dan apa Max?" tanya balik Riel.

"untuk apa kau kemari?" tanya Max lagi penuh tanya sembari melihat orang yang selalu dibelakang Riel dengan aura ganasnya terpancar.

mata Max beralih pada Sean yang memberi kode pada Max untuk tidak bertanya lebih,  dan Max paham akan kode itupun langsung mengubah topik.

"ah, tidak peduli dengan alasan mu, aku selalu menyiapkan tempat untukmu. ayo!" ucap Max.

Saat Riel dkk mengikuti Max yang berjalan menuju tempat yang sempurna untuk menonton balapan, mereka mendapat sapaan yang tidak terduga dari seseorang.

"Wooww, halo manis kita bertemu lagi." sapa William mendekati Riel.

"oh, hallo." sahut Riel.

"ngapain lo disini?" dengan posesif Ziel menarik Riel ke belakang tubuhnya.

"gue member juga. masalah?" balas William.

"ah, ayolah el. tujuan gue kesini biar gue gk badmood. lo jangan bikin gue badmood lg." ucap Riel.

Ziel menatap Riel dengan kesal. "ihh, Riel aku tuh cemburu." ucapnya dgn menghentakkan kaki sok imued.

Kiel yg melihat itu merasa jijiq dengan tingkah Ziel begitu pula yang lain. "jijik tau." balas Kiel sambil menendang kaki Ziel.

"sory Will, Ziel emng begitu orangnya."

"gue gak masalah. lo mau bareng gue?" ajak William dengan berani.

"ngga usah will, gue punya ruangan sendiri." balas Riel sambil berjalan melambai singkat pada William.

saat Riel dkk tidak terlihat dalam pandangan William. "sial. gue udah susah buat jadi member di sini, sekedar bareng sama lo aja susah."

***

diruang VVIP milik Riel bisa terlihat seluruh arena balap.

"el, William aneh." ucap Sean di setujui oleh anggota lain.

"kalian pikir gue bodoh? berapa lama kalian kenal gue?" Riel sambil menaikkan kakinya di meja. "tunggu aja permainannya. gue kasi 10 ribu buat jagoan gue Ben." lanjutnya mengamati para peserta balap.

"hahaha" Jeje tertawa.

"maksud Kiel dollar." ucap Sean membuat Jeje diam.

"mending kasih ke gue aja el." celetuk Jeje.

"lo gada prestasi." sahut Kiel.

semua tertawa, "sakit hati abang dek." ucap Jeje dramatis.

SKIP di akhir balapan.

Riel menghampiri sang pemenang yang tak lain adalah Ben.

"hai, Ben." sapa Riel dengan memeluk Ben.

"oo Kiel, lama bgt gak ketemu. ATM gue nambah nih dengan lo balik. haha" balas Ben.

Riel tertawa, "haha lo juga salalu bikin gue takjub."

"mumpung lo disini, gue pengen ngenalin lo ke seseorang." ucap Ben.

"Liam." teriak Ben memanggil seorang pria.

pria itu menoleh sedikit tersenyum lalu menghampiri Ben.

"lo lagi?" ucap Riel bingung.

"lhoh kalian udah saling kenal? el, ini William sepupu gue yang baru aja pindah. dia juga gak kalah keren klo soal balap. walau lebih keren gue sih haha." jelas Ben.

"ooo kebetulan yang sangat kebetulan." cetus Ziel dibelakang Riel.

William tertawa renyah, "haha sepertinya kita emang ditakdirkan el. gimana? mau makan malam bareng?" ucap William, dihadiahi oleh tatapan tajam.

"tenang, kalian semua juga gue undang." lanjut William.

"terimakasih Will, tapi kami gak bisa malam ini. mungkin lain kali. sorry."

"its ok. tapi lain kali harus."

***

hallo, maaf guys..
gada waktu bgt aku, tugas numpuk, praktek selalu, laporan tak berujung.
sekalinya update sedikit.

MAAF BANGETTT SEMUA

tolong jangan bosen ya sama ceritanya..
next chapter aku usahain lebih banyak

sekali lagi maaf yaa..



Mafia TripletsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang