di mansion
gubrakkk suara pintu di tendang membuat 2 orang yang berada dalam sebuah ruangan terkejut. Riel pelakunya, ia menendang pintu ruang kerja milik Kiel. di dalam ruangan tersebut ada Kiel dan Harry yang sedang serius membahas sesuatu. terkejut dengan suara tersebut mereka mengalihkan pandangan ke arah pintu.
"kenapa kalian mengirimi ku bodyguard." rajuk Riel dengan menyilangkan tangannya
"untuk melindungi mu." balas Kiel sambil menatap berkas di tangannya
Riel menggembungkan pipinya dan menghempaskan tubuhnya ke arah sofa.
"aku bisa jaga diri." ucap Riel lagi
"kalau begitu untuk mengawasi mu." balas Kiel tetap melihat berkas
"kau memata-mataiku?" kata Riel kesal
"tidak." jawab Kiel singkat tanpa melihat Riel sedikitpun
Riel semakin kesal, dia berdiri dari duduknya mendekati Kiel dan Harry lalu mengambil berkas yang ada di tangan mereka.
"aisshh, daddy lihat lah dia begitu menyebalkan." rengek Riel pada daddy-nya sambil menunjuk ke arah Kiel.
Harry tertawa ringan, "jujurlah saja el, kau hanya sedang ingin manja dengan kakak mu satu ini kan. kau marah karena kakak mu mengabaikan mu."
"haishh daddy mah gitu." kata Riel dengan menghentakkan kakinya.
"tenanglah el, nanti aku akan bermain denganmu. jangan mengganggu sekarang." ucap Kiel menggunakan nada datar.
Riel menghentikan rengekannya, menyilangkan tangan. "ah sudahlah aku akan bermain dengan Ziel saja."
Riel melangkahkan kakinya keluar dari ruangan milik Kiel. lalu menutup pintu dengan membantingnya. Kiel dan Harry hanya bisa menggelengkan kepala, mereka jadi berfikir mungkin mereka harus mengganti pintu dengan pintu besi.
Riel menuruni tangga dengan tergesa mencari keberadaan Ziel namun nihil. ia memutuskan untuk bertanya pada para penjaga mansion.
"kau tau dimana Ziel?" tanya Riel
"maaf tuan, setahu saya tadi pagi waktu anda pergi tuan Ziel keluar dengan mobilnya." jawab penjaga tersebut.
"ooh, terimakasih." kata Riel lalu berjalan menuju ruang keluarga. menghempaskan badannya ke sofa. sekarang dia bingung ingin melakukan apa.
terlintas sebuah ide menyenangkan bagi Kiel yang entah dari mana, ia meminta pada bodyguard nya untuk berkumpul di ruang tembak.
Riel memasuki sebuah pintu besar disambut dengan berbagai jenis senapan dan pistol berjejer dengan rapi. ia berjalan dengan pelan sembari memilih milih senapan yang cocok untuknya.
"apakah kalian semua lengkap?" Riel membuka suara.
"iya tuan." jawab Daniel.
Riel lalu duduk di sebuah kursi yang sudah di siapkan untuknya, dengan pistol colt 1911 di tangannya.
"aku bosan." ucap Riel. "Kiel dan Ziel mengabaikanku, jadi aku akan bermain dengan kalian." lanjutnya
"apa yang bisa kami lakukan untuk anda tuan?" tanya Daniel.
Riel memutar bola matanya malas. "apakah aku harus menjelaskannya padamu Daniel? kau sudah lama bersamaku."
Daniel membungkuk hormat, "maaf tuan, hanya saja permainan apa yang anda inginkan."
"hahh, pertama aku ingin kalian memasang apel yang sudah kusiapkan di atas kepala kalian." ucap Riel.
ke 6 bodyguard nya memasang apel satu-persatu di kepala mereka. mereka sudah tahu arah pemikiran tuanya, namun Riel tidak akan memikirkan game semudah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Triplets
General Fictionjika Kiel dan Ziel adalah iblis, maka Riel adalah monster yang tidak berperasaan bromance. yang suka cus mampir. MAAF typo bertebaran tidak akan pindah ke K*** selama kalian suka sama cerita imajinasiku yg awalnya iseng ini...