disisi lain
Riel membanting pintu dengan keras membuat Kiel dan Harry menggelengkan kepala.
"lihat kebiasaan adikmu satu itu el, sepertinya kita harus mengganti semua pintu dengan besi." ucap Harry.
Kiel tersenyum tipis, "dia putra mu dad."
"dad tadi pagi Riel habis di serang." lanjut Kiel memasang wajah serius.
Harry menghela nafas, menyenderkan tubuhnya ke kursi. "dimana? pagi sekali."
"dekat kawasan kita."
"haahh... mereka semakin berani."
Kiel menganggukkan kepalanya, "dad kupikir aku akan membawa bodyguard ke kampus untuk Riel."
"kau yakin? bukankah Riel akan menentangnya." tanya Harry ragu.
"tidak kurasa, aku akan memintanya memilih atau menguji bodyguard nya sendiri. dia akan senang dengan itu." jelas Kiel.
Harry tertawa lepas. "hahaha kau sangat mengenal tabiat adikmu itu."
Kiel tersenyum "tentu saja, kami selalu bersama tiap menitnya."
setelah keputusan itu mereka merundingkan beberapa masalah perusahaan. waktupun berlalu mereka menyelesaikan perbincangan.
Harry kembali ke kamar untuk mengistirahatkan tubuhnya yang sudah semakin mudah lelah itu. sedangkan Kiel pergi untuk mencari adiknya yang tadi ingin bermain dengannya.
Kiel menuruni tangga, bertanya pada seorang pelayan. "dimana Riel?"
pelayan tersebut membungkuk sembari menjawab. "tuan muda Riel ada di ruang tembak tuan."
Kiel mengangguk "terimakasih." lalu meninggalkan pelayan tersebut.
Kiel melangkahkan kakinya menuju ruangan tempat Riel bermain-main dengan bodyguardnya.
###
"aku menyukainya el, dimana kau menemukannya?" ucap Riel excited
"kau yang menemukannya, bukan aku" jawab Kiel sembari tersenyum tipis. aku tidak menyangka bahwa Riel akan menyukai anak itu secepat ini. batin Kiel. ia merasa dejavu.
###
saat keluar dari ruang tembak, dua bersaudara tersebut menuju ruang keluarga untuk duduk bersama sambil menonton tv.
Riel membaringkan tubuhnya di sofa dengan paha Kiel sebagai tumpuan kepalanya. Kiel tersenyum tipis, mengelus kepala Riel dengan lembut.
"kenapa kau tidak bersama Ziel?" ucap Kiel membuka pembicaraan.
"ga tau." jawab Riel singkat.
"kenapa ga tau?" kata Kiel lagi
Riel menghembuskan nafas, "ga tau el, ya ga tau. tanya aja orangnya kemana."
hening
Kiel memejamkan matanya sejenak namun masih setia mengelus surai Riel.
"El." panggil Riel.
"hmm. ya?" Kiel masih memejamkan matanya.
"mereka mirip." ucap Riel sendu.
Kiel membuka matanya, mengelus surai Riel lalu menutup mata Riel dengan satu tangannya.
"sttt, cukup sayang cukup. jika mengingatnya menyakiti mu, tolong lupakan dia." kata Kiel lembut, dengan tangannya yang masih menutup mata Kiel.
Riel menyingkirkan tangan besar milik Kiel dari matanya. "kau tau itu ga akan berhasil, El."
"apa kau ingin aku memindahkan Tian? agar kau tidak mengingatnya lagi."
mata Riel membola terkejut, lalu bangun dari posisi berbaring, duduk bersila menghadap samping ke arah Kiel.
"jangann ell jangan. kau ingin aku membunuh semua bodyguard kiriman mu?" rengek Riel.
Kiel tersenyum. "iya, aku cuman bercanda."
sontak Riel memeluk tubuh yang lebih besar darinya itu.
Kiel memposisikan Riel duduk di pangkuannya berhadapan. "kau bilang ingin bermain denganku. permainan apa lagi kali ini?"
"aku memiliki banyak permainan di otak ku. tapi aku lelah." ucap Riel lesu.
"baiklah kau mau tidur?" tanya Kiel sambil mengelus punggung Riel.
Riel mengucek matanya. "em, ya. bersamamu."
"kau bilang sudah besar, kenapa ingin tidur dengan ku?" ucap Kiel sambil tersenyum jahil.
Riel menggeliat manja, "aaa kata siapa? aku lupa."
Kiel tertawa "haha baiklah, baiklah ayo pergi ke kamar mu."
Riel memeluk leher Kiel dengan kuat. "aku tidak bisa berjalan."
Kiel hanya menggelengkan kepala pasrah, berdiri lalu berjalan menggendong Riel ala koala.
***
hallo semuaa
semoga hari kalian bahagia..aku sedang berusaha untuk bisa update rutin
aku mengandalkan ide yang tiba-tiba muncul gitu aja soalnya hehebiasanya ide bagus muncul pas mau tidur
nah pas paginya mau ku tulis malah lupa😞pokoknya ku harap kalian suka deh sama cerita yang ku buat.
oh iya aku juga butuh saran dan kritik kalian.
supaya aku bisa jadi lebih baik lagi
dan bisa membuat kalian nyaman dengan cerita kuokayy sampai jumpa lagi semua..
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Triplets
General Fictionjika Kiel dan Ziel adalah iblis, maka Riel adalah monster yang tidak berperasaan bromance. yang suka cus mampir. MAAF typo bertebaran tidak akan pindah ke K*** selama kalian suka sama cerita imajinasiku yg awalnya iseng ini...