3

4.5K 312 4
                                    

skip

3 mobil mewah memasuki sebuah masion mewah. Riel memarkirkan mobilnya sembarang lalu melemparkan kunci mobil pada seorang bodyguard yang menyambut mereka ber-tiga. Di ikuti oleh Kiel dan Ziel yang hanya diam mengekori Riel. Mereka sadar betul jika Riel marah sepatah katapun takkan terucap untuk mereka.

Riel, dan dua manusia yang mengekorinya terkejut begitu melihat siapa yang menyambut mereka di dalam masion.

"daddy?" ucap Riel terkejut dengan kehadiran Harry Marshelino yang merupakan daddy kandung mereka.

"daddy udah pulang? kok ngga ngabarin?" tanya Ziel yang sama terkejutnya.

"iya dad kan Kiel bisa jemput daddy di bandara." kata Kiel.

"aduhh kalian gak tau apa? ini namanya surprise." jawab Harry. "kalian gak mau peluk daddy?" lanjutnya sambil merentangkan tangan.

Kiel, Riel, dan Ziel menghampiri Harry dan memeluknya bersamaan. Setelah bertukar rindu, mereka memutuskan untuk makan siang.

Harry duduk di ujung meja seperti halnya kepala keluarga, sebelah kanan Kiel, kiri Riel, dan Ziel berada di samping Kiel.

para pelayan menyajikan menu steak di depan mereka, serta beberapa menu minuman wajib untuk setiap tuan mereka tersebut.

Harry dan Kiel dengan teh hijau (kalau pagi kopi hitam) nya yang tidak boleh di skip, Riel dengan orange juice (jus buah yang asam tergantung mood ), dan Ziel sesuatu yang manis pol kini dia ingin milkshake coklat.

"ini kenapa sepi? biasa rame banyak omong kalian." ucap Harry memecah keheningan.

Kiel dan Ziel hanya melirik kearah Riel yang sibuk memotong steak miliknya. Harry yang melihat kode dari kedua anaknya pun paham dan ber-oh ria.

"ooh. Apalagi kali ini?" tanya Harry.

saat Ziel ingin bersuara, Riel menjawab dengan cepat.

"ada yg numpahin air di baju el, dan reaksi mereka berdua berlebihan." jawan Riel.

"gak ber-" saat Ziel ingin membantah, dengan cepat Riel manatap tajam ke arah Ziel membuat nya tidak berani berkata lagi.

"ahahahaahhh kalian ini masi aja yaa." tawa Harry pecah melihat kelakuan para putranya yang masih tidak berubah.

"ganti topik aja dad, gimana pekerjaan daddy kali ini?" ucap Kiel mengalihkan topik.

Harry menghela nafas. "sedikit buruk kerjaan daddy kali ini. ada banyak masalah apa lagi tikus itu sangat lincah." jelasnya.

"daddy butuh bantuanku?" ucap Riel serius sambil memainkan pisau miliknya seperti memeriksa ketajaman pisau yang berada si tangan nya itu. Harry, Kiel, dan Ziel saling pandang di notice oleh Riel.

"kenapa?" ucap Riel sambil memandang mereka bertiga. tanpa ia sadari pisau itu sedikit menyayat ibu jarinya. Kiel dan Ziel menatap nya khawatir.

Riel menatap tetesan darah yang keluar dari jarinya. Menyeringai, Riel menjilat darah miliknya itu sambil berucap. "bagaimana tawaran ku dad?"

Harry tersenyum lembut. "kau tidak perlu turun hanya untuk segerombolan tikus kecil El sayang."

"ah daddy membosankan, aku ingin kesenangan." rengek Riel.

Kiel dan Ziel merinding sekaligus sedikit berbahagia mendengar kata 'kesenangan' dari Riel karena mendapat ide untuk membujuk sang anak tengah.

"El tau ngga? baru² ini aku menangkap tikus yang tidak mau berbicara. kau mau bermain dengannya?" ucap Kiel dengan penuh harap.

Riel melihat ke arah Kiel dengan mata berbinar. "sungguh? kau ingin aku bermain dengan tikus mu? tp kenapa tikus mu tidak berbicara?"

senyum Kiel dan Ziel merekah. "tentu saja kau bisa bermain sepuasnya. tikusnya tidak berbicara karena aku terlalu malas untuk bermain dengannya." jawab Kiel.

"kalau gitu kapan aku bisa bermain?" tanya Riel.

"setelah kau membalut luka mu, setuju?" jawab Kiel.

"ini tidak menyakitkan." kata Riel datar.

"kalau begitu kau tidak boleh bermain, el." Dengan suara berat Harry masuk dalam pembicaraan.

Riel dengan tampak kecewanya melihat ke arah Harry. "ih, daddy kenapa? why? wae? doshite?"

"balut luka atau daddy tidak mengijinkan." kata mutlak sang kepala keluarga itu.

dengan memutar bola matanya Riel menjawab. "yaa, okee. nih." katanya sambil menyodorkan jari tangannya yg terluka.

seorang pelayan yang sudah stay membawa kotak p3k di perintahkan oleh Harry untuk mengobati luka Riel. Sang pelayan yang mengobati dengan telaten atau hati-hati tambah gugup ketika kedua tuanya yg lain menatap setiap gerak-geriknya.

Harry yang menyadari tingkah kedua putranya yang lain pun tertawa renyah. "Daddy sekarang yakin tingkat posesif kalian sangat meningkat drastis."

"daddy salah." kata Kiel singkat.

"trus? yg bener apa?" tanya Harry.

"seharusnya daddy misahin aku sama mereka berdua. mereka ngikutin aku mulu dad, ngelarang ini itu." saut Riel tiba-tiba.

"nggak boleh." ucap Kiel dan Ziel bersamaan.

"hahahahaa, siapa yg bilang tadi kalo daddy salah?." ucap Harry dengan nada mengejek.

kehangatan ini berlangsung sampai menyelesaikan makanan mereka masing-masing.

"mana janji lo?" tanya Riel langsung pada Kiel.

"iya iya kita ke markas sekarang?" tanggap Kiel.

"gue ikut." saut Ziel.

"ngekor mulu." sinis Kiel.

"nanti aja gue mau tidur dulu." ucap final Riel sambil menaiki anak tangga menuju kamarnya.

****
hehe gimana?

semoga suka yaa..
jangan lupa lah beri aku semangat
ngga ada yg nyemangatin nihh

sedikit spoiler untuk di bab selanjutnya sangat memungkinkan ada adegan keras yaa
Atau mungkin ngga?
gimana bayangan kalian?

apa ada yg kadang bingung mana Kiel, Riel, Ziel?
aku juga kadang ketuker nulisnya haha

Mafia TripletsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang