Seperti yang sudah di janjikan oleh Kiel, mereka bertiga menuju markas pada pukul delapan malam.
3 mobil memasuki sebuah pekarangan mewah di tengah hutan.
Riel memarkirkan mobil sembarang dan bergegas masuk ke dalam markas dan di sambut para bawahan mereka.
"oh kalian di sini juga ternyata?" ucap Sean dkk saat berpapasan dengan si kembar 3 itu.
"Riel ingin memainkan tikus milik Kiel. kalian mau gabung?" balas
keempat orang itu menelan ludah dengan susah payah.
"haha, tidak terimakasih. Gue baru selesai makan, gue gak mau makanan lezat nan mahal yang baru gue nikmati keluar tanpa menjadi tai." sahut Jeje di ikuti anggukkan kepala orang yang mendengar ucapan Jeje termasuk para bawahan mereka.
"hanya kalian berdua yang sanggup liat tingkah Riel di penjara bawah tanah. Oh sama dia." celetuk Kevin yang langsung di bungkam oleh Ziel.
sambil menutup mulut Kevin, Ziel memerintahkan mereka Jeje, Deo, dan Sean untuk mendekat.
"sttt, prioritas 1 paham? ikut gue." Ziel mengajak mereka ber4 menuju ruangan pribadi miliknya.
"jangan membuat Riel emosi, moodnya sangat buruk akhir-akhir ini. Riel memerintahkan orang-orangnya untuk mencari mayatnya LAGI." ucap Ziel."Lagi? ini udah yang keberapa kali. Kenapa Riel sangat menginginkannya." ucap Sean sambil melemparkan tubuhnya ke sofa.
"benar, dia hanya seorang tangan kanan. Riel terlalu mempercayai nya. Ini menyusahkan." tanggap Jeje.
"coba kalian bilang begitu langsung di depan Riel dan tanya alasannya." celetuk Deo.
"haha cari mati." balas Kevin.
"Deo, diantara kita semua lo juga masuk jajaran orang paling dekat dengan Riel. apa kau tau?" ucap Ziel.
"kalian seharusnya tau tipe seperti apa Riel. Sekarang gue balik tanya ke elo Ziel, lo sebagai adiknya kenapa Riel bisa begitu terobsesi dengan orang itu?" sahut Deo. Melihat yang lain mengkerut kan kening bingung, Deo membuka ponselnya dan melempar ringan ponselnya yang nyala ke sebuah meja.
"kalian lihat? Riel tidak main-main dengan ucapannya. Riel juga meminta orang-orang gue buat membantu mencarinya. Yang jelas gue gak tau kenapa Riel begitu terobsesi dengan orang itu. Tapi, dari yang gue lihat. Riel sangat bersungguh-sungguh dan sangat menyayangi orang itu. Gue sedikit miris melihatnya. Sampai kapan kita akan menyembunyikan ini?"
semua terdiam. aghhhhhh. prankk Ziel melempar sebuah vas ke dinding. "Sial, situasi sangat kacau. Jika Riel bertekad mencarinya dia akan menemukan kebenarannya."
"Gue sebenernya sangat berat menyimpan rahasia ini dari Riel, kenapa kita gak bilang aja?" ucap Jeje.
"lo pikir?" balas Sean sambil melotot.
"ahh yaa okey, gue tau tau tabiat Riel. tapi, apa Riel akan sehancur itu melihat kebenaran nya?" ucap Jeje lagi.
Kevin menghela napas. "Jeje gue tau lo bodoh tapi gue gak nyangka lo sebodoh ini."
"anjing lo vin." balas Jeje.
"lo pikir aja setelah melihat tadi? Riel seorang Riel mencari seseorang yang mungkin saja udah jadi tulang. kita gak bicara tentang Kiel ataupun Ziel yang mungkin saja hal seperti ini bisa di wajarkan. gue tekankan. SEORANG RIEL." jelas Kevin.
"bener kata Kevin. mungkin klo lo yang mati dan mayat lo gak di temuin, Riel gak akan kaya gini." ucap Sean.
"anjing lo doain gue mati?" protes Jeje.
"gak gue cuman bicara kebenaran. sebelumnya sory Ziel gue mau mengungkit sedikit, bahkan waktu bibi menghilang dan ditemukan mati pun Riel tidak sebegitu kalapnya. dan kita tahu sedingin apa hati Riel, dan apa julukannya di dunia kita." jelas Sean lagi.
"kejam dan tak berhati, sang devil moon. Seperti bulan yang cerah menebarkan kedamaian, namun tetap saja terselimuti oleh kegelapan. Riel yang terlihat sangat cerah seperti bulan yang terang, siapa yang tau dia ternyata seorang yang berhati dingin penuh kegelapan." ucap Deo.
"ya, di luar Riel terlihat sangat hangat dan naif, namun dia adalah pemain yang sebenarnya. itulah kenapa gue sangat menyukainya terlepas dari semua." ucap Kevin. "oh gue lupa adiknya yang posesif ada di sini."
"jad.." ucapan Ziel terpotong saat pintu ruangannya terbuka dan terlihat Riel di ambang pintu. ruangan menjadi hening.
"kenapa? kenapa kalian diam?" ucap Riel penuh curiga.
"haha ngga kok, cuman bahas anu ahh tadi Kevin kepergok mau ciuman sama cowok." balas Deo.
"pfftt" yang lain menahan tawa mendengar alasan Deo di sisi lain Kevin terlihat ingin menendang Deo namun ditahan oleh Jeje.
"oh gue baru tau lo kaya gitu Kevin." ucap Riel.
"anjing lo Deo." ucap Kevin sambil menjitak kepala Deo lalu berjalan mendekati Riel. "eh eh El, gue gak kaya gitu sumpah. Gue cuman setia sama lo kok." ucap Kevin sambil menaik naikan alisnya.
"Kev kalo lo suka sama cowok gpp kok. lagian gada urusannya sama gue." ucap Riel dan yang lain di belakang Kevin menahan tawa.
"Gue suka cowok kalo cowoknya elo sih." balas Kevil sambil mendekatkan wajahnya ke Riel.
tiba-tiba ada tangan besar yang mendorong wajah Kevin dari depan dan menarik kerah bajunya dari belakang. dan ya itu Kiel dan Ziel.
"apa? berani lo?" ucap Ziel.
"haha jelas lah." ucap Kevin angkuh di depan Kiel langsung. "gak berani maksudnya." lanjutkan sambil menyatukan tangannya.
"oh iya lo udah selesai?" tanya Deo.
"udah." balas Riel.
"tumben cepet." celetuk Ziel.
"tiba-tiba gue males, gue kasi pertanyaan tikus itu gak mau jawab." jawab Riel ringan. "tapi gue masi badmood." lanjut Riel.
"El, kenalan gue malem ini ngadain balapan. mau dateng?" ucap Sean.
"oh ya? gass lah." ucap Riel sambil berjalan keluar ruangan.
tangan Sean di cekal oleh Kiel. dan dari tatapan Kiel, ia paham apa maksudnya.
"yang penting Riel gak badmood lagi kan?" bisik Sean. Kiel menghela napas, mencoba mengalah ego nya.
****
halooo
gimana?
aku rasa cerita ku sedikit berantakan.
maap yaa🙏hehe sebenernya sih aku seneng ada yang suka sama cerita yang aku buat.
soalnya aku cuma iseng bikin ini, karna aku tuh pengen liat bromance nya anak kembar.
pokoknya seneng deh klo ada yg sepemikiran.tp aku mau minta pendapat nih
enaknya di percakapan pake lo gue atau aku kamu?see you next time
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Triplets
General Fictionjika Kiel dan Ziel adalah iblis, maka Riel adalah monster yang tidak berperasaan bromance. yang suka cus mampir. MAAF typo bertebaran tidak akan pindah ke K*** selama kalian suka sama cerita imajinasiku yg awalnya iseng ini...