6

2.6K 162 2
                                    

matahari perlahan mulai naik dengan sinarnya yang menembus jendela milik tuan muda Riel. ia beranjak dari tempat tidurnya, lalu berjalan mengambil sebuah jaket. menjadi sebuah kebiasaan seorang Riel untuk pergi berjalan santai menghirup segarnya udara pagi di hari Minggu. Riel menuruni tangga di sambut oleh beberapa bodyguard yang biasa menemaninya jalan pagi.

"tuan apa anda ingin pergi sekarang?" tanya salah satu bodyguard tersebut sembari membungkuk hormat.

"ya." sahut Riel

"baik tuan."

"ah, kalian tidak perlu ikut." lanjut Riel mengejutkan para bodyguard yang sedang membungkuk hormat kepadanya refleks mengangkat kepala melihat tuan muda mereka.

"maaf tuan muda, bagaimana maksud tuan?"

"maafkan saya lancang juga tuan, namun apakah tuan ingin kami mengikuti tuan secara diam-diam?" seribu pertanyaan muncul dalam pikiran para bodyguard Riel.

Riel menghela nafasnya. "kalo gue bilang kalian tidak perlu ikut, ya artinya kalian gak akan iku dalam bentuk apapun."

raut wajah panik menghiasi para bodyguard itu. "tapi tuan, anda tidak bisa pergi sendirian."

kini Riel memasang wajah kesalnya. "siapa kalian bisa mengaturku?"

para bodyguard menundukkan kepala mereka. lalu salah satu dari mereka sedikit memajukan tubuhnya selangkah.

"maafkan kami yang lancang tuan muda, namun kami juga harus melaksanakan perintah tuan besar dan tuan muda Kiel." ucapnya

Riel berdecak kesal berjalan mendahului para bodyguard.

Riel berjalan dari pintu keluar masion menuju gerbang utama mansion yang jaraknya terbilang cukup jauh, di tambah ia juga harus berjalan melewati hutan sekitar mansion dengan para bodyguard yang mengikuti dari belakang.

"bang Daniel apakah tuan muda tidak lelah?" bisik seorang bodyguard.

pria besar yang bernama Daniel tersebut menoleh, "oh iya, gue lupa klo lo baru aja di pindahin buat jaga tuan Riel. lo tanya keadaan tuan Riel? lo liat aja sendiri dan lo harus terbiasa."

mereka berlanjut jalan tanpa ada percakapan. berada di ujung jalan keluar hutan Riel menghentikan langkahnya. melihat satu persatu bodyguard-nya yang terbiasa dengannya terlihat masih bugar. matanya tertuju pada bodyguard yang belum pernah ia lihat, tampak kelelahan.

"Daniel, siapa dia?" tanya Riel sambil menunjuk bodyguard tersebut.

"namanya Tian, dia baru saja di pindahkan dari pelatihan dan mendapat kepercayaan langsung dari tuan besar untuk menjanga tuan Riel." jelas Daniel.

"bilang padanya perbanyak jalan. cuman jalan gitu aja sudah terlihat pucat." ucap Riel.

"baik, tuan. saya akan melatihnya lagi." balas Daniel sambil menunduk hormat begitu pula Tian yang merasa tuan nya meragukan kemampuannya.

"Tian." panggil Riel dengan nada datar.

Tian sontak terkejut mendengar namanya dipanggil otomatis sedikit mendekat ke Riel yang membelakanginya. para bodyguard lain terdiam dengan tetap waspada.

"ada yang bisa saya bantu, tuan?" tanya Tian.

Riel melihat bodyguard barunya dengan saksama dari ujung rambut sampai kaki. lalu beralih melihat ke depan jalan.

"menurut lo, harus lewat jalan mana?" ucap Riel.

menyadari arah pembicaraan Riel, Tian menyahut "maaf bila saya lancang tuan, namun alangkah baiknya kita kembali ke mansion."

mendengar jawaban Tian, Riel lumayan puas karena anak baru itu tau apa yang sedang terjadi. namun, sayangnya saja anak itu tidak mengenal baik Riel. ia masih perlu belajar memahami Riel.

"lumayan, tp sayang kau belum lulus untuk membuat ku terkesan Tian." titah Riel lalu tetap melangkahkan kakinya keluar kawasan hutan. meninggalkan Tian yang berdiri bingung.

Daniel menepuk pundak Tian. "tidak mudah membuat tuan Riel terkesan, tidak ada yang tau apa yang ada di pikirannya. tapi yang pasti, saat ini tuan sedang ingin memancing. kau tau?"

Tian terdiam sejenak, kemudian ia faham dengan apa yang dikatakan Daniel.

saat perjalanan damai sudah jauh dari kawasan hutan beberapa kelompok berbaju hitam menyerang. pertarungan terjadi selama beberapa menit tanpa ada pasukan Riel yang terluka. Riel sedari tadi duduk mengamati pertarungan di kedai yang kebetulan kosong. ia dengan santai duduk sambil mengamati para bodyguard-nya yang melindungi nya dari berbagai serangan yang ada. itu bentuk kepercayaan pada para bodyguardnya.

Daniel membawa orang yang di duga memimpin kelompok tersebut ke hadapan Riel dan mendorong nya sampai tersungkur di depan kaki Riel yang tersilang. "sialan." umpat pemimpin kelompok tersebut.

"kau mengumpat pada ku?" tanya Riel penuh penekanan. "siapa bos kalian?" lanjutnya.

"hahaha lo pikir gue bakal buka suara?" "AKHHH" teriaknya saat tiba-tiba Daniel menginjak kakinya dengan sangat keras. "bicaralah dengan sopan." ucap Daniel dengan penuh penekanan.

Riel tertawa, "menyenangkan melihat kebodohan ikan saat mendapatkan makanan yang tanpa mereka tau itu terakhir kalinya ia akan makan."

Riel berdiri dari tempat duduknya, mendekati pria tersungkur didepannya, sedikit berjongkok lalu menepuk pipi pria tersebut. "bos kalian sangat mirip dengan ikan tersebut." bisiknya.

"SIAL.. AKHHH." Riel menginjak tubuh itu dengan kakinya dorr suara tembakan, Riel menembak kepala pria tersebut.

"AHAHAHAHHH, Daniell bukankah ini menyenangkan. lihat ikan-ikan bodoh itu." tawa Riel seperti sedang hilang akal. "dan lebih bodohnya ikan kecil ini ingin bermain denganku Daniel." lanjutnya dengan tatapan tajam mendominasi.

sebuah mobil mewah datang terparkir tepat di depan Riel lalu terbuka. "Daniel bereskan kekacauan ini." ucapnya datar sambil memasuki mobil tersebut lalu meninggalkan Daniel dan para bodyguard lainnya.

"bang Daniel, sekarang gue faham dengan rumor simpang siur saat gue di pelatihan. tuan muda kedua yang gila." ucap Tian sambil memberesi para mayat berceceran itu.

"bukan gila Tian, tuan muda Riel lebih dari gila. tidak ada yang bisa menebak apa yang ia pikirkan, tidak ada yang bisa membantah nya, mungkin ia terlihat lemah, ia adalah definisi monster yang sesungguhnya Tian. gue jadi kasian sama ikan bodoh yang bermain dengannya." sahut Daniel.

Tian mengkerutkan kening, "gue pikir lo tau bang."

Daniel tertawa renyah, "udah gue bilang, tidak ada yang bisa menebak pikiran tuan muda Riel. lo harus terbiasa."

Tian hanya mengangguk paham meski pikirannya bergulat, siapa yang menjadi target tuan mudanya ini. dan benar ia harus terbiasa, tuan mudanya sangat susah untuk di tebak.

****

haloo semuaa..
hehe semoga suka yaa

maaf baru update sekarang 🙏

mungkin banyak karakter yang bikin bingung hehe
akupun juga kadang lupa sama karakter yang tak bikin

aku harap kalian suka sama cerita ini

see you..



Mafia TripletsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang