13. SEKOLAH

146 20 105
                                    

Annyeong☺️
Selamat membaca semoga suka ❤️
Jangan lupa komen dan pencet tanda bintang✨

-

"JANGAN HARAP KAMU BISA TIDUR DIKAMAR, KAMU LEBIH PANTAS TIDUR DILUAR"bentak dhama kemudian ia mendorong Arinda kasar hingga jatuh ke lantai

"Papa kok tega sih sama Arin" ucap Arin sambil gemetar

"Hukuman ini pantas buat kamu"

"Mas udah jangan marahin anak kamu. Kasian Arinda" ucap Mikha

"Terus aja mama belain Arin, semakin mama belain Arin semakin Arin seenaknya sama kita." balas Dhama

"Tapi pah gak gini caranya."

"Udahlah mah terserah mama kalo mama mau tidur bareng sama Arin diluar silahkan mah." Ancaman Dhama

"Kamu kok ngomong gitu sih."

"Jadi mau gimana? tidur sama Arin atau sama papa?"

"Mama lebih baik mama tidur sama papa aja Arin gak PP kok kalo tidur diluar." Sambung Arinda

"Gak sayang mama gak akan biarin kamu tidur diluar."

Mikha kembali menatap wajah dhama "kamu benar-benar gak punya hati mas! Bisa-bisanya kamu bilang kaya gini sama aku." Ucap Mikha terpotong "kamu juga tega mas sama anak sendiri biasa-biasanya kamu biarin anak kita tidur diluar! Nanti dia sakit mas kalo-"

"Saya gak peduli." Balas Dhama singkat

"Sekarang mama ikut papa masuk biarkan aja Arin tidur diluar sendirian karena itu pantas buat dia." Ucap Dhama sambil menarik tangan Mikha dan meninggalkan anak gadisnya begitu saja

"AAARGHH" ia menjerit menyalurkan amarahnya yang sedari tadi ia tahan.

Bisa ia rasakan air mata yang mulai menggenang dipelupuk air matanya, setetes air mata yang jatuh tanpa permisi langsung ia usap dengan kasar

"Arin Lo bodoh banget sih, seharusnya Lo gak usah mentingin orang lain sedangkan orang yang Lo tolong dia gak tau diri." Ucapnya

"Seharusnya Lo ikutin apa kata papa,gak usah membatah sama omongannya jadi ginikan! Lo bego banget sih Arinda."

"Gue benar-benar menyesal udah bantuin dia."

"BANGSAT LO NAURA." Teriak Arinda tidak terlalu keras

"Gara-gara dia gue jadi tidur diluar, malah dingin lagi cuacanya."

Arin memulai menutup matanya untuk tidur namun ia merasakan sesuatu yang ia kenakan.

"Ini kan jaketnya Rafael astaga gue lupa balikin jaketnya, pantas aja papa gak percaya sama omongan gue tadi."

"Untung ada jaketnya Rafael yang menyelimutin tubuh gue" sedikit demi sedikit Arin memejamkan matanya dan langsung tertidur pulas.

-

Deruman suara motor kembali terdengar di parkiran SMA MYEONLIS. Klakson beradu dimana-mana. Menciptakan suasana bising dipagi hari dijam 7 lewat beberapa menit.

Arinda yang baru saja turun dari motornya . Harus menghentikan langkahnya tepat disamping gerbang. Matanya ikut menyeleksi Beberapa motor besar itu.

Arinda bersama Eliza Mereka satu motor. Arin dan Eliza melihat pemandangan yang tidak asing bagi mereka,

Motor sport hitam memimpin 8 baris motor yang ad di belakangnya, serangkainya aktivitas di parkiran tadi seakan berhenti karena kehadiran mereka. Bukan hal biasa lagi! Kesangaran emang mampu membuat mereka tunduk.

DIA RAFAEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang