*<~# 13 #~>*

336 51 0
                                    

[ Aisha pov ]

" Aisha "

" Kakak... Aku perlu mengatakan sesuatu sekarang juga "

Hening mengelilingi atmosfer, dan aku sudah siap untuk mengatakan ini sekarang!

" Ini tentang cerita ku... Aku, aku mempunyai memori sejak aku sudah lahir " ujar ku

" Maaf ? " ujar kakakku terkejut mendengarnya

Namun aku menghiraukan itu dan melanjutkannya

" bukan hanya ingatan baru-baru ini, saya membawa ingatan yang sebelum saya lahir di tempat ini... saat itu, saya adalah putri keempat kerajaan Edenberr... nama saya alisha de Edenberr. saya gadis berusia 14 tahun, yang digulingkan karena dia diklaim telah berusaha membunuh darah bangsawan "

Aku berhenti sejenak, membiarkan kakak ku untuk mencernanya sedikit.

" saya dianggap telah meracuni Marianne dan berniat untuk meracuni Amora juga, mereka memaksa saya untuk mengakui apa yang tidak pernah saya lakukan. hanya karena mereka menemukan racun di dalam lemariku, jadi aku tidak punya alasan untuk membela diri. semuanya mengklaim bahwa saya adalah penjahatnya, namun berbeda dengan Amora yang bersikeras menolak hal itu dan berusaha untuk membela ku, namun hal itu tidak berhasil. Dan dengan begitu saja... saya dijatuhi hukuman mati "

Kakak terdiam begitu mendengarkan cerita ku

" Aisha, kamu- "

" Tapi aku! tidak pernah sekalipun berniat membunuh adikku Marianne dan Amora, aku tidak pernah berniat membunuh siapa pun... bahkan aku tidak pernah mencoba membuat sebotol racun. jadi aku benar-benar tidak bersalah... tolong percaya padaku " ucap ku, menundukkan kepalaku dan membiarkan air mataku keluar begitu saja

Aku sudah membongkar semua kebenaran kepada dia, tapi apakah dia akan akan percaya padaku atau tidak.

Kakak terdiam cukup lama setelah mendengar semua cerita ku, aku mulai cemas...

Bagaimana jika dia tidak mempercayai ku

" Aku percaya kepadamu " bola mataku melebar, menatap kakak terkejut

Dia percaya kepadaku!

" bahkan cerita bahwa kau adalah putri Edenberr dan tentang fakta bahwa kamu tidak berniat membunuh adik mu. Aku percaya semua yang kau katakan " ucapnya

" tapi itu cerita yang sangat tidak masuk akal, tentang reinkarnasi saya. apalagi, saya adalah putri Edenberr. itu- "

" Karena itu yang kamu katakan dan aku juga tahu, adik kesayangan ku itu gadis kecil yang sangat baik, bagaimana bisa dia memiliki pikiran untuk membunuh seseorang. bahkan jika dunia berpaling darimu, aku akan ada di sisimu... Aku percaya padamu Aisha " mendengar hal itu, membuat ku menangis sejadi-jadinya

" Terimakasih, sudah percaya kepadaku " gumam ku di dalam pelukannya

" Aku harus berterima kasih karena kamu telah mempercayai aku dan menceritakan kisah mu kepada ku Aisha... Dan juga... Tentang Amora " kepalaku menoleh, menatap wajahnya

" Sebenarnya dia bagian dari Edenberr atau Nightingale? " Tanpa sadar aku tertawa mendengar pertanyaannya itu, membuat kakak kebingungan

" Aku dengar dia murni dari Nightingale dan dia di culik oleh orang suruhan raja Edenberr... Tapi kakak tidak perlu khawatir " ucap ku menarik perhatian kakak

" Khawatir tentang apa ? " Tanyanya penasaran

" Karena sejak dia tumbuh di Edenberr, dia sering membuat kekacauan di sana bahkan di sebut pembuat onar kekaisaran Edenberr... Namun tidak ada yang berani menegur dia karena seram. Bahkan di istana pun dia sering membuat kekacauan terutama kepada Marianne, dia pernah melemparkan cangkir teh membuat Marianne tergores sedikit... Dan anehnya dia tidak di tegur sama sekali. Hanya mendapatkan hukuman ringan. " Jawab ku sambil terkekeh

" Namun anehnya dia sangat akrab dengan ku dibandingkan yang lainnya... Dia bahkan pernah mengatakan kalau aku bisa terbang bebas dan tersenyum bebas tanpa perlu khawatir omongan para bangsawan busuk itu " senyum ku melebar begitu mengingat momen itu

Kakak ku terkekeh mendengar masa kecil amora yang cukup sedikit brutal dan kacau.
Aku senang amora bersikap seperti kepada para bangsawan di Edenberr.

" Aku rasa ucapan amora terkabulkan... Kau sekarang bisa terbang dan tersenyum bebas tanpa harus mempedulikan mereka semua " kepalaku mengangguk dan menikmati elusan dari kakak ku

" Aku sangat beruntung Amora ada disini sekarang " gumam ku di balas dengan suara kakak yang bersenandung

" Bagaimana kalau kita menjenguk nya? Dia mungkin sedang kesepian sekarang " ucap kakak

" Atau mungkin kakak saja yang sangat merindukannya dan mengajakku agar tidak canggung " dengan itu kakak ku tertegun, tersenyum canggung dengan samar rona merah di kedua pipinya

Aku hanya bisa tertawa lepas dan menarik tangan kakak ku, pergi mengunjungi Amora.


















" Amora/kak Amora " sapa kami secara bersamaan

Amora yang sedang terduduk dan sedang melukis memiringkan kepalanya dan melihat kami.

Sepertinya dia sudah tidak terkejut lagi dan tidak takut, Amora menunjukkan senyuman khas nya... Membuat ku dan kakak tertegun, senang bisa melihatnya senyum seperti itu lagi

" Apa yang sedang kau lukis amora ? " Tanya kak isis, berjalan perlahan menghampirinya

Amora terlihat ragu untuk menunjukkan nya...

Saat aku melihat lukisannya... Betapa terkejutnya aku melihat lukisan itu.

Lukisan pemandangan yang cantik, namun berujung dengan pemandangan cat merah yang menyelimuti lukisannya... Aku bisa simpulkan kalau itu adalah darah

" Hahhh~ aku tahu... Lukisan ini menyeramkan, aku tidak tahu kenapa selalu berujung seperti ini terus menerus " ucapnya putus asa

Aku dan kak isis terkejut begitu melihat tumpukan kanvas bahkan beberapa sudah robek bahkan patah

' pantas saja dia putus asa... Dia sudah menghabiskan sekitar 10 kanvas dengan hasil lukisan yang sama ' batin ku dan kakak

" Jangan putus asa amora... Bagaimana kalau kita keliling-keliling dan mencari udara segar ? " Amora awalnya sedikit terkejut saat kak isis menyentuh kedua pundaknya dari belakang, dia menghela nafas panjang lalu menyentuh salah satu tangan kak isis dan menatapnya.

" Dengan senang hati, aku sudah lama sekali tidak jalan-jalan bersama kalian berdua " kak isis sangat senang ajakan nya di terima setelah sekian lama sering di tolak karena amora masih dalam proses pemulihan.

" Kalian kenapa tidak menikah saja ? Aku lihat-lihat kalian berdua cocok loh " ucap ku dengan nada menggoda mereka

Seketika wajah mereka berdua memerah, tertawa canggung dan gugup. Aku hanya bisa tertawa melihat tingkah mereka lalu menarik mereka berdua ke pelukan.

Betapa senangnya aku sekarang melihat semua orang ku cintai tersenyum dan bahagia.

It's Not Your Fault ( ITLOA Fanfic x Reader )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang