*<~# 25 #~>*

203 30 1
                                    

" Tidak ku sangka musim gugur datang begitu cepat... "

Gumam seorang wanita yang memakai mantel tebal, menginjak tumpukan salju yang tebal bersama wanita lain di sampingnya.

" Itu karena anda sering menghabiskan waktu dengan mereka dengan sangat menyenangkan... Jadi anda tidak akan merasakan waktu sudah berjalan... Omong-omong tubuh anda ternyata kuat untuk menahan udara yang sangat dingin ini "

Ucapnya sambil terkekeh membuat gadis lainnya terkekeh juga

" Jangan meremehkan tuan kecil mu ini. di keluarga ku, setiap generasi pasti akan terlahir dengan fisik yang kuat. Dan yaa... Kau benar, semoga 'diriku' tidak mengacau disana saat aku tidak ada di sisi mereka "

[ Aisha pov ]

" Kakak... Kapan kakak akan mengatakannya? "

Kakak menoleh pelan begitu mendengar bisikan ku lalu terkekeh pelan sambil memegang cangkir teh nya

" Aku belum pasti, aisha... Waktunya selalu tidak tepat "

Aku hanya bisa tersenyum tipis saja... Melihat kakak yang sudah menyiapkan segalanya sejak kemarin untuk Amora, namun rencananya selalu gagal karena waktu yang tidak berpihak kepada mereka.

" Isis, Aisha... Ada surat lamaran pernikahan untuk kalian berdua "

Sontak aku menyemburkan teh yang sedang ku minum saking terkejutnya karena mendengar perkataan ayah.

" Su, surat lamaran pernikahan? "

" Apa maksudnya surat lamaran pernikahan?! "

" Untuk kami/ aisha?! "

Protes ku dengan kakak

" Iya, kali ini, ada kiriman teh dari duchy rioten bersama dengan kabar kalau putra dan putri duke akan berkunjung ke sini... Lalu, mereka juga mengirimkan surat lamaran pernikahan "

Lamaran pernikahan... Untuk ku dan kakak ?
Tapi... Kalau soal kakak, bagaimana dengan Amora?

Begitu ayah menjelaskan detailnya, kami berdua sudah tidak mulai protes lagi, namun ekspresi kakak terlihat kebingungan.

" Tapi... Bagaimana dengan amora ? " Gumamku pelan... Membuat seluruh ruangan menjadi sunyi kecuali suara hembusan angin dari luar.

" Maksud aisha ? " Tanya ayah dan tanpa sadar aku membongkar rahasia kakak yang akan menyatakan perasaannya kepada amora.

Aku merasakan tatapan tajam dari kakak dan dengan kaku aku mengalihkan pandanganku dari dia... Namun tak lama setelah itu kakak menghela nafas pelan sebelum menjelaskannya

" Saya... Berencana untuk menyatakan perasaan ku kepadanya dan mungkin melamarnya. Namun waktu dan situasinya selalu tidak tepat... Jadi... Sampai saat ini saya belum sempat melakukannya lagi "

Hening mengelilingi kita lagi untuk yang kedua kalinya, kedua orangtua kita terdiam setelah mendengar penjelasan kakak.

Lalu tak lama setelah itu ayah mengangkat bicara.

" Begitu ya... Kenapa kamu tidak bilang sejak awal ? Kalau kamu bilang sejak awal, ayah dan ibu pasti akan membantu mu untuk itu " ucap ayah, membuat wajah kakak muncul rona tipis.

Aku dan ibu hanya terkekeh melihatnya.

" Ibu setuju, ibu juga melihat kalau amora cocok untuk mu dan ibu menyetujui hubungan kalian berdua. "

Aku dan isis tersenyum lega setelah mendengar perkataan ibu dan ayah yang positif tentang hubungan kakak dengan amora.

" Itu benar... Dan saya yakin tuan brian juga akan merestui hubungan kalian berdua " ucapku dengan sedikit bercanda ke kakak dan aku cukup puas melihat wajahnya yang tambah merona.

" Tapi intinya, rombongan utusan dari duchy rioten akan sampai satu minggu lagi. Mereka akan menginap selama empat hari. Selama itu, kalian berdua harus mendampingi putra dan putri duke dari duchy rioten " ucap ayah

" Dan isis... Kau boleh mengatakan nya kepada amora, agar tidak terjadi kesalahpahaman. " Ucap ibu

Isis mengangguk pelan... Meskipun begitu, aku tetap merasa cemas.
Bagaimana jika karena ini, hubungan mereka akan buruk jika kakak menyetujui lamaran ini karena politik...
Aku tidak ingin hal itu terjadi...
Aku tidak ingin hubungan ku dengan amora menjauh dan rusak karena hal ini...
Tapi aku yakin orangtuaku akan membiarkan kakak memilih untuk dirinya sendiri dalam ini.


Setelah minum teh bersama, seluruh anggota keluarga memasuki ruangannya masing-masing... Begitu isis memasuki ruangannya, ia berjalan mendekati meja kerjanya lalu membuka salah satu laci nya. Di dalamnya terlihat sebuah kotak kecil berwarna emas, isis mengambilnya dan perlahan membuka kotak itu... Terdapat cincin emas putih dengan bentuk yang unik dan terdapat permata berwarna biru safir yang besar terletak di tengah.

Isis menatap dan menyentuh batu permata itu dengan pelan... Menatapnya dengan tatapan yang sendu setelah mendengar kabar soal surat lamaran pernikahan dari duchy rioten... Namun di sisi lain dia berpikir untuk tidak menyerahkan perasaannya yang sudah tumbuh cukup lama begitu saja hanya karena masalah politik.

" Amora... Tolong tunggu sebentar lagi saja, setelah kunjungan mereka sudah selesai... Setelah itu, aku akan mengatakan semuanya kepada mu "

Di sisi lain

Terlihat seorang wanita berambut hitam bergradasi biru tua sedang fokus memeriksa dokumen di meja kerjanya, kepalanya perlahan menoleh ke arah jendela yang terbuka lebar... Sinar matahari yang lembut menyinari sebagian wajahnya hingga matanya terlihat seperti mengeluarkan cahaya cantik seperti pantulan permata, angin lembut berhembusan ke wajahnya... Menbuat rambutnya sedikit berterbangan.

Matanya menatap ke luar jendela dengan tatapan yang melekat, seolah-olah seperti dia mendengar seseorang yang memanggil dia di luar kediamannya.




It's Not Your Fault ( ITLOA Fanfic x Reader )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang