*<~# 14 #~*

328 53 0
                                    

Beberapa tahun kemudian.

" Kakak... Anda bodoh atau emang otak anda kecil? " Ujar amora, menahan kesal

brian sebenarnya sedikit tersentak dengan pernyataan adiknya, namun berkat wajah datarnya itu ekspresinya terlihat normal bagi semua yang melihat.

" Aku serius Amora... Sudah waktunya mereka mengetahui kalau kau adalah bagian dari Nightingale... Dan mereka sudah mencoba untuk membunuh seseorang dari Nightingale! " balas sang kakak, tidak mau kalah dari adiknya

Kedua adik kakak itu sedang berdiskusi tentang mengadakan debutante untuk Amora secara resmi di temani oleh dua orang yaitu Aisha dan Isis.

Mereka berdua terdiam gugup dan canggung melihat perdebatan kecil mereka.

Namun Amora kurang setuju dengan rencana kakaknya karena trauma nya belum sepenuhnya pulih dan kini kakaknya ingin dia berhadapan dengan banyak orang.

" Kamu belum merayakan hari debutante mu karena aku keputusan ku untuk menundanya"

" Tapi bagaimana jika mereka tahu dan berusaha membuat kekacauan di hari itu dan membuat trauma ku muncul kembali... Atau lebih buruknya!? "

" Maka aku akan memperketat penjaganya dan akan memanggil utusan dewa agung untuk berjaga-jaga sihir hitam mu lepas kendali "

" Tapi tolong ingat² umur ku berapa sekarang kak!!! "

" Umur tidak masalah "

" Tapi itu masalah bagiku! "

" Bagi ku tidak "

" Ta-... Emm... Argg!! "

Amora mengerutu, mengacak-acak rambut dengan pelan... Tidak tahu harus mengatakan apa lagi untuk membatalkannya.

Karena tidak tahu harus mengatakan apa-apa lagi dan tidak mau berkata kasar dan menaikkan suaranya... Dia lebih memutuskan untuk membanting keningnya ke meja.

Namun sebelum keningnya menghantam ke meja, sebuah bantal yang kecil dan empuk itu di simpan tepat dimana amora akan membantingkan keningnya.

Isis dan Aisha mendesah lega, entah kenapa hal ini jadi kebiasaannya membanting keningnya jika tidak tahu harus mengatakan hal apapun lagi, dan mereka sedikit terpaksa untuk membawa bantal kecil kemanapun saat mereka bersama Amora.

Bagaimana pun... Membanting/menghantamkan kepala ke benda yang keras itu bisa bikin hilang ingatan atau mungkin ada yang lebih parahnya lagi.

" Ahhh... Terimakasih atas bantalan empuknya... " Gumam amora, menenggelamkan wajahnya ke dalam bantal kecil yang di bawa oleh isis.

" Y- ya... Sama-sama " balas isis gugup

Brian menatap mereka bingung

" Sejak kapan amora melakukan hal itu ? " Tanyanya heran

Aisha dan Isis menoleh menatap Brian dan mengingat-ingat kapan hal ini terjadi.

" Semenjak tiga minggu terakhir, saat itu amora agak sedikit stress dan terganggu sekali dengan otaknya yang terkadang selalu mengingat mimpi yang dia lihat... " Ucap Aisha

" Lalu karena tidak tahan dengan hal itu, amora menghantam keningnya ke dinding, membuat susan menjerit histeris sampai membuat kami semua panik haha... " Sambung isis diakhiri dengan tawa canggung, mereka berdua masih mengingat kejadian itu sampai saat ini.

Sedangkan brian hanya terdiam, tidak tahu harus mengatakan apa lagi... Kini dia sedang berpikir, haruskan dia tetap mengadakan debutante nya atau tidak.

Tatapannya melihat ke arah mereka bertiga, terlihat kantung mata dibawah mata amora... Menandakan kalau dia kurang tidur.

" Hhmmm... Bagaimana kalau acaranya disamakan dengan pesta ulangtahun tuan putri yang ke 14" gumamnya namun cukup terdengar hingga membuat mereka terkejut terutama Amora.

" Hah... Maaf ? " Ucap Aisha dan Isis

Amora bangkit dan mengebrak meja, membuat semua perhatian tertuju ke arahnya

" GILA YA!!! MEMANG AKU INI SIAPANYA MEREKA SAMPAI DEBUTANTE RESMI KU HARUS DI ADAKAN TEPAT SAAT PESTA ULANG TAHUN AISHA YANG KE 14 !?!?!?!?!? "

Tanpa sadar Amora mengatakan apa yang ada di dalam kepalanya dengan nada yang tinggi, dia menghela nafas lalu berdehem dan meminta maaf kepada Aisha dan Isis, amora berjalan ke arah kakaknya, menarik lengan bajunya.

" Sepertinya ada yang harus ku bicarakan dengan kakak ku secara pribadi " ucap amora dengan penuh penekanan

Siapapun yang ada disana pasti merasa merinding melihat amora yang sudah marah besar.

' kak Amora/ Amora/ adikku menyeramkan sekali ' batin mereka bertiga menciut melihat aura menyeramkannya.

[ Aisha pov ]

' ini pertama kalinya aku melihat amora semarah itu kepada seseorang '

Tapi kalau merayakan ulangtahun ku yang ke 14 tahun bersamaan dengan debutante Amora... Sepertinya itu akan menyenangkan. Tetapi Amora pasti tidak ingin muncul rumor yang tidak mengenakkan, mau baginya atau bagi keluarga kekaisaran.

" Kak... Bagaimana menurut tentang pendapat tuan brian barusan ? "

Kak isis meletakkan jarinya ke dagu, memikirkan pendapat nya tentang ucapan brian barusan.

" Hubungan keluarga kekaisaran Elmyr dengan Duke Nightingale dari dulu memang sudah terjalin erat, bahkan sudah menganggap sebagai keluarga. Tapi... Aku yakin kalau Amora khawatir dengan rumor yang akan merugikan pihak kekaisaran dan keluarganya. " Ucap kak isis, memberikan pendapatnya kepada ku

Itu mungkin sedikit masuk akal, amora sendiri sering kesini untuk membantu ku dan kak isis dalam beberapa hal. Bahkan sampai muncul rumor kalau amora adalah tunangannya kak isis...

Karena kejadian festival musim semi beberapa tahun yang lalu membuatnya lebih overprotektif terhadapku dan amora, dia bahkan sering mengantarnya pulang setelah selesai berkunjung ke istana untuk hal penting/membantu kami.

Kak Amora sendiri sebenarnya sudah pulih sepenuhnya, namun dia terkadang masih cemas dengan melihat orang yang ramai.

" Hhmm... Padahal saya tidak keberatan dengan rumor itu loh~ " gumam ku dan sepertinya kak isis mendengar gumaman ku

" Rumor apa yang kau maksud? " Tanyanya penasaran

" Rumor tentang kakak bertunangan dengan kak Amora" ucap ku dengan santai

Wajah kak isis seketika memerah setelah mengingat rumor itu, dia memalingkan wajahnya dariku, meskipun dia memalingkan wajahnya... Aku bisa lihat telinga nya juga memerah.

Tangan ku kini meraih dan menepuk pundak kak isis

" Mau sampai kapan lagi harus menundanya kak~. Kakak bahkan menolak banyak surat pertunangan dari orang lain, amora sudah menjadi target banyak orang loh~ "

Kak isis tersentak sedikit, dia berbalik, memandang ku serius dan itu sedikit membuat ku gugup.

" Saya tidak akan membiarkan hal itu terjadi! Dan... Sesegera mungkin, saya akan mengatakan nya "

It's Not Your Fault ( ITLOA Fanfic x Reader )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang