14. [Tak sesuai Harapan]

480 44 4
                                    

Pagi ini Jungkook mengurung dirinya dalam kamar dengan nuansa yang gelap. Padahal di luar sinar matahari sedang mengintip, dan mulai membagikan sinar hangatnya untuk sluruh makhluk dibumi. Namun, seperti Vampir yang takut dengan sinar matahari Jungkook memilih menyembunyikan diri dibalik selimut tebal nan hangatnya. Bagaimana dengan sekolah? Untungnya hari ini bertepatan dengan hari minggu, jadi ia bisa puas bermalas-malasan.

Tok..tok!

Suara ketukan pintu mengganggu acara bermalasnya. Dengan gontay ia membuka pintu kamarnya dengan menyisakan cela sempit yang hanya mampu memperlihatkan satu matanya saja.

" Apa yang Ayah inginkan?" tanyanya dengan suara serak khas bangun tidur, melihat siapa yang berdiri didepannya ia tak ingin basa-basi terlalu lama, sorot matanya menatap malas dan terkesan acuh tak acuh.

" Kau tak ingin bersiap? Ayah akan menunggu mu di meja makan, kita sarapan bersama. Kau mau?" ajak lelaki yang berstatus sebagai Ayah Jungkook itu dengan halus.

" Tapi aku tidak lapar, tolong jangan menggangguku!" lalu yang ia lalukan setelahnya adalah menutup pintu itu rapat-rapat. Namun, sebelum itu terjadi sepatu fantovel hitam mengkilab mengganjal pintu kamarnya, dapat di pastikan jika itu sepatu Ayahnya karna saat ini dia telanjang kaki dan mana mungkin dia mengganjal pintunya sendiri padahal jelas-jelas tadi ia ingin menutupnya.

" Kau sungguh tidak mau? Padahal Ayah hanya ingin memperbaiki semuanya dari awal"

Mendengar hal itu, mata yang semula terlihat malas dan acuh, kini membulat sempurna. Semburat antusias mulai tercipta. Rasa terkejut, seakan ini hanya sebuah mimpi dalam tidur lelapnya saja.

" Ayah.... Kau bersungguh-sungguh?" tanyanya memastikan jika ini bukan hanya lelucon atau apapun itu.

" Ya, tentu saja! Dimulai dari dirimu, Jeon Jungkook putra Ayah. Maaf karena Ayah terlalu egois, dan banyak menuntut. Kau mau memaafkan Ayah? Tolong bantu Ayah memperbaiki semuanya dari awal... kau mau?"

" Ya, tentu saja! Ini adalah hari yang paling Jungkook tunggu-tunggu selama ini. Ayah berjanjilah untuk selalu percaya pada keluarga Ayah dan jagalah keluarga kecil ini baik-baik. Aku sangat menyayangimu, kau tau!" setelahnya pintu itu terbuka lebar dan si pemilik kamar melompat lalu menubruk tubuh pria baruh baya yang berstatus Ayahnya itu, ia eratkan pelukanya karna di balik punggung kokoh ayahnya ia menangis dalam diam. Rasa senang menggebu-gebu dalam dirinya saat ini.

" Tentu, Ayah berjanji! padamu, pada kalian. Ayah minta maaf karna selama ini mengabaikanmu. Ayah sangat menyayangimu, kau tumbuh menjadi lelaki yang kuat dan tangguh Jungkook, terima kasih untuk selalu ada dan setia menemani Ayahmu yang buruk ini" lalu sang ayah semakin mengratkan pelukannya pada sang putra, ia merindukan momen-momen kebersamaan seperti ini dengan putranya.

" Sudah, sekarang cepat mandi kau bau...ayah menunggumu di meja makan. Dan kita akan pergi menemui mereka, jangan lama-lama Jungkook!"

Mendengar apa yang Ayahnya katakan Jungkook semakin di buat gembira saat kata-kata menemui mereka, menjadi fokusnya. Jungkook tau siapa yang dimaksud Ayahnya itu.

" Baik boss" lalu segera berlari meraih handuk dan masuk ke dalalm kamar mandinya. Tuan Jeon yang melihatnya hanya bisa geleng-geleng kepala dan tersenyum lembut.

Ia sadar ternyata selama ini rasa egoisnya merampas kebahagiaan dalam kehidupan keluargannya, dan ia bertekat untuk membangun kembali keluarga harmonis yang dulu pernah ia miliki bersama dengan istri dan kedua putra kembarnya yang sekarang telah tumbuh menjadi remaja yang tampan-tampan itu.

Setelah tersadar ia memutuskan untuk turun menuju meja makan yang sudah tersedia berbagai macam lauk dan menunggu Jungkook selesai bersiap disana.

Di tempat lain, tepatnya ruangan bernuansa putih dengan bau khas obat-obatan yang saat ini sedang ramai di kunjungi beberapa remaja didalamnya.

Kembar? Masa iya??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang