18. [ EUPHORIA ]

366 41 7
                                    

PERINGATAN !!
TYPO BERTEBARAN


.


.



.

Suasana di meja makan kali ini begitu dingin, hari-hari biasanya terdengar riuh dan begitu hangat dengan canda tawa. Namun pagi ini hanya menyisakan suara dentingan antar alat makan yang saling beradu. Satu keluarga yang kemarin terlibat pertikaian membuat mereka saling enggan untuk memulai percakapan. Di sisi lain si kepala keluarga juga turut terdiam melihat keadaan keluargannya. Tapi, bukankah sebagai kepala keluarga dia harus lebih bijaksana lagi dalam memimpin dan mengayomi keluarganya?

Maka dari itu, saat melihat salah satu putranya akan meninggalkan meja makan ia bergegas buka suara dan menghentikan pergerakan sang putra untuk bangkit dari tempat duduknya. Ia ingin segera meluruskan permasalahan yang terjadi kemarin dan berbaikan dengan kedua putranya. Tak apa jika ia harus mengalah dan mengesampingkan Egonya dengan sang istri, karna baginya kedua putranya adalah segalanya yang tak bisa tergantikan oleh apapun itu.

" Jungkook, bisa duduk lagi? Ayah ingin meluruskan soal yang kemarin. Hanya sebentar sayang!" ucapnya selembut mungkin, ia tak mau niat baiknya untuk memperbaiki masalah justru menjadi bumerang yang semakin merusak hubungannya dengan kedua putranya.

Si pemilik nama tentu sedikit terkejut saat namanya dipanggil, namun berhasil dia tutupi dengan ekspresi datar yang sedari tadi ia pasang selama sarapan berlangsung. Kepala keluarga itu kembali bersuara, sedikit menyinggung tentang sikapnya kemarin yang terlalu berlebihan.

" Maafkan sikap Ayah kemarin karna terlalu memaksakan kehendak pada kalian, Tidak seharusnya Ayah berlaku seperti itu. Kalian mungkin terlalu terkejut dengan keputusan yang Ayah dan Mama kalian ambil, dan sekarang Ayah menyerahkan sepenuhnya keputusan yang ada untuk bayi itu pada kalian!"

Mendengar apa yang barusan Ayahnya katakan membuat kedua saudara kembar tak identik itu sedikit terkejut. Sebegitu sayangnyakah kedua orang tua mereka hingga dalam semalam mampu merubah keputusan yang mereka ambil diawal dengan begitu mudahnya.

Jungkook menangapi terlebih dulu, tak mau ketinggalan jam pelajarannya." Ayah dan Mama bisa mengadopsinya jika itu kemauan kalian, asalkan kalian tidak melupakan kewajiban kalian pada kami! Sudah aku mau berangkat, aku pergi sekolah dulu!" setelah berucap dengan ringannya Jungkook mulai menjauh dari tempatnya menuju garasi menjemput motor kesayangannya.

Meninggalkan orang-orang yang masih termangu di tempatnya. Si wanita yang tersadar buru-buru buka suara, sedikit mengejutkan 2 lelaki yang masih terdiam dalam lamunan masing-masing.

" Benarkah apa yang dikatakan Jungkook tadi? Bunda tidak salah dengar kan?" ekspresi berseri-seri yang ditampilkan si Wanita mampu menarik perhatian kedua pria yang baru tersadar dari lamunan mereka.

" Taehyung! Bagaimana denganmu apa Bunda bisa mengangkat bayi itu menjadi bagian dari keluarga kita?! Tanyanya lagi dengan ekspresi penuh harap. Yang ditanya menerbitkan senyum samar kemudian memebrikan anggukan halus. Mendapatkan anggukan persetujuan dari putrannya lagi membuat si Wanita tak bisa menyembunyikan raut bahagiannya, senyum secerah mentari memberikan kehangatan di pagi hari keluarga ini.

Di sisi lain Jungkook yang sedang berkendara santai ke sekolah justru tak mau berheti memeikirkan jawabannya tadi saat sarapan. Entah terkena apa kepalanya tadi hingga setuju begitu saja. Bahkan Taehyung yang tadi di sampinya pun tak menegurnya sama sekali.

" Kesambet apaan gue tadi bisa ngomong kek gitu, wahh dah gila gue! Begok banget anjir!" sepanjang jalan Jungkook merutuki dirinya sendiri, sampek gak kerasa udah nyampek aja di sekolah. Pas udah markirin motornya trus langsung ke kelas, eh gak taunya pas banget papasan sama temen kembarannya, siapa lagi kalo bukan si cebol Jimin. Tapi dianya milih diem trus lanjutin jalan seolah olah gak liat itu manusia kurcaci.

Kembar? Masa iya??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang