Feeling Lonely

12 4 0
                                    

•Happy Reading•

Bei berjalan santai di rumahnya, sekarang sudah mulai masuk setelah lebaran. Ya walau hanya halal bihalal dan sekalian ketemu sebentar, sebenernya Bei gamau ikut. Kan gaada matkul ya masa harus masuk juga... Capeeee. Wkwk.

"Bang, kalau nanti selesai S1 kata abang aku ngelanjutin ke S2 ga? Cocoklogi bangg!!" Tanya Bei yang sedang berfikir, sekaligus bertanya ke abangnya yang ada disebelahnya.

Mereka lagi diperjalanan buat sarapan pagi di restoran deket komplek nya, lagian baru jam 7 pagi. Acara di kampus Bei mulai jam 9 pagi nanti.

"Kok tanya abang? Kan itu mah sesuai kemampuan kamu, ya kalau nilaimu bagus buat apa disimpen-simpen. Mending lanjut ke S2, itu juga kalau yaa." Jawab Jevan.

Bei juga berfikir, jika nilainya itu berada ditengah-tengah bagaimana. Duh pusinggg, belum makan jadi ga bisa mikirr. ~inner Bei.

***

"Udh deh, kamu mau pesen apa? Ayo turun." Ajak Jevan membuyarkan lamunan Bei.

Bei mengangguk saja, lagian ini perut udh keroncongan minta diisi huhuhuhu.

"Dek ihh! Mau pesen apaan buruann. Itu ditungguin yaallah." Ucap Jevan yang lagi-lagi membuyarkan lamunan Bei.

Sumpah ya adek satu-satunya itu suka banget ngelamun. Gak takut kerasukan apa ya.

"Samain aja bang, aku lagi males milih." Ucapnya sambil merebahkan kepalanya ditumpuan kedua tangannya.

Jevan menggeleng melihat kelakuan adik semata wayangnya itu, galau terus kayaknya.

___

"Yo... Jadi hts kita gmn?" Tanya Bei dalam diam

"Sorry Bei, kayaknya gw ga bisa lanjutin hts kita ini. Gw minta maaf sebesar-besarnya, sorry bgt udh ngegantung lu begini. Tapi kita bisa jadi sahabat kok, gw lagi gamau berurusan sama komitmen Bei.. jadi maaf." Jawab Dio sambil menunduk.

Bei terkekeh, tersenyum sendu. Senyum yang bisa menjadi candu seorang Dio. Senyum yang punya banyak arti dari segalanya.

"Gapapa Yo! Kalo gtu gw duluan ya, kelasnya bentar lagi mulai. Byee!!" Ucap Bei meninggalkan Dio yang sedang merasa bersalah.

"Hah, lu tuh ga bisa ngeles dari gw Bei, tadi lu bilang kelas lu mulai jam 10, dan ini masih jam 8. Sorry Bei." Gumam Dio saat Bei sudah menjauh dari pandangannya.




Dibelakang kampus UI

"Bisa bisanya lo ya Yo! Udh bikin feeling lonely, ngegantungin perasaan gw, bikin cemburu. GW BENCI SAMA LO YO!!!! GW BENCI DAN JUGA CINTA SAMA LO! dan gw ga bisa terus sama lo, kalo terus bersama bakalan tambah sesek." Ucap Bei sambil teriak juga ditempat sepi itu.

Tangis Bei tak tertahan sejak tadi dia berjalan ketempat ini. Sebenernya Bei pasti sudah mengira akhirnya bakal begini, tapi mau bagaimana, sudah terjadi Beianna.

"Anna!!" Panggil Yuna dari kejauhan.

"Eh Yun, kenapa?" Tanya Bei sambil menghilangkan jejak air matanya.

Tidak, Bei tidak mau jadi beban dipikiran Yuna. Sahabatnyanitu sudah menerima banyak cobaan dari Tuhan.

"Lo kenapa Bei? Dio nyakitin lo ya? Mana orangnya, mau gw geprek kali ya!" Tanya Yuna beruntun.

Bei terkekeh, tingkah Yuna memeang sangat menaikkan mood seseorang.

"Gapapa ay, wkwkwk btw tumben sendiri? Cowo lo kmn?" Bei memang patut diancungi jempol saat mengalihkan pembicaraan.

Yuna mendelik tak suka, dia ga suka banget kalo situasinya begini, pasti dialihkan ke oertanyaan yang lain.

"Gausah ngalihin topik An. Serius, jujur sama gw lu knp?" Pertanyaan Yuna bikin pertahan Bei runtuh seketika.

Tangisan yang tak terbendung, air kata yang langsung berseluncur indah dipermukaan wajahnya. Tangisan yang tiada artinya. Tidak ada gunanya untuk menangisi seseorang yang brengsek seperti itu.

"Gapapa Bei, sini cerita sama gw yah." Ucap Yuna sambil memeluk sahabat nya itu.

Pagi itu, Bei absen dari jadwal kampusnya. Memilih untuk menenangkan dirinya bersama Yuna sebagai teman curhat, dan menyendiri untuk sejenak.











Hi!! Keep Healthy Lovv!! See you later lovv!!

HTS?! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang