Menghilang, Dan Akhir dari Segalanya

51 4 0
                                    

•Happy Reading•

3 year's later....


Bei menghirup udara segar di tanah yang ia pijaki sekarang. Negeri bunga sakura alias Jepang, menjadi tempat healing dia sehabis lulus S1 beberapa minggu lalu. Dan ya dia sudah memiliki pacar, Kino namanya. Teman dia saat SMA waktu itu, yg juga satu kelompok. Bei ingat sekali kelakuan kelompok nya saat itu pas sedang berdiskusi. Paling berisik dan receh poll.

"Sayang, kok ngelamun?" Tanya Kino.

"E-eh engga kok, aku ga ngelamun hehehe." Jawab Bei dengan cengiran khasnya.

Kino tau, dirinya sebuah pengahalng bagi hubungan Bei dan Dio. Bei bilang dirinya suka padanya, tapi tatapan Bei saat itu tidak mengatakan yang sebenarnya.

Kenapa Bei melakukan itu semua, lebih baik menjadi teman dekat daripada menjadi penghalang hubungan orang. Kino sudah muak, 1 tahun ia lewati bersama Bei tidak ada kenangannya. Hanya ada tatapan sendu dari Bei yang ada disetiap perjalanan pacarannya.

"Bei, aku mau kamu jujur. Aku udh lama ngerasain ini. Aku tau kamu tuh ga bener-bener suka sama aku, gapapa aku ikhlas jadi pelampiasan. Tapi aku mohon Bei jangan begini sikap kamu. Aku... Jadi kayak penghalang hubungan kamu sama dia. Aku mau kamu jujur sama perasaan kamu sendiri. Please, you can do it sayang, gapapa kalo misalnya kita putus, kan bisa jadi sahabat. Gimana?"

Atmosfer sekitar menjadi berubah, suasana serius menjadi mencekam. Bei menggigit bagian dalam pipinya. Lidahnya kelu untuk menjawab.

"Kino, maaf. Tapi aku emang udh buang jauh-jauh perasaan aku ke dia. Aku gamau kita putus, aku akui aku egois, tapi beneran aku udh ngelupain perasaanku dulu. Maaf yah sikapku jadi ga jelas gini." Jawab Bei sekiranya.

Kino mengangguk seraya mengusap lembut rambut Bei yang sedang terurai itu.

Jepang identik dengan karya komiknya bukan? Ya, disitu Dio berada. Meski dia tidak menyukai komik, dirinya enggan meninggalkan negara itu. Memang ada rasa rindu dengan negara asalnya. Tetapi banyak kenangan yang harus ia lupakan dan diganti kenangan yang baru disini.

3 tahun ia melanjutkan kuliahnya disini, ia pindah dengan alasan suka dengan suasana di Jepang.

Beberapa bulan lalu dirinya sudah lulus S1 dan akan melanjutkan S2 di Canada. Entah apa yang ada dipikirannya sekarang.

"Huh, gmn ya kabarnya dia sekarang? Hah, kangen banget sama Jakarta deh gw." Gumam Dio di Apartmentnya itu.

Dio memutuskan untuk pulang ke Jakarta setelah sekian lama, ya walau sering Video call sama sang keluarga, ttp aja rasa kangennya kayak ada yang kurang gitu.

Langsung membereskan pakaian beserta memesan tiket pesawat, Dio melihat lihat apartment dia, baru diketahui bahwa suasana didalamnya sangat sunyi.

Dio bergegas keluar rumah mencari udara segar, musim dingin sebentar lagi tiba, ah Dio sangat tidak sabar.

Saat keluar unit apartment nya itu, Dio melihat seseorang berparas cantik, sangat familiar. Merasa Deja vú dengan kejadian barusan.

"Ah gamungkin dia, lagian ngapain dia disini. Positif Thinking Yo!" Gumam Dio sambil menggelengkan kepalanya.

Sore ini, Dio melakukan keberangkatan mendadak untuk ke Jakarta. Dia merasa ada yang tidak beres, pikirannya kacau. Seperti ada sesuatu yang terjadi jika ia pergi.

Dio menyumpal telinganya menggunakan earphone kesayangannya.

Menaiki pesawat adalah hal yang menakutkan bagi sebagian orang, tapi tidak untuk Dio. Dia sudah berkeliling kemana-mana dengan pesawat untuk menjelajah.

HTS?! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang