01.

6.8K 304 24
                                    







"Appa! "

Panggilan itu membuat sosok seorang pemuda yang tadinya sedang sibuk membenahi pakaian dari dalam koper itu menoleh kebelakang.

"Jiwon"

Senyuman terbit di bibir pemuda itu begitu matanya menangkap sosok anak kecil yang berdiri di atas sofa dengan tangan memegang boneka koala tersenyum lebar seraya menatapnya.

"Appa! Won boleh main di luar ?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Appa! Won boleh main di luar ?"

Anak kecil yang baru berusia 4 tahun itu dengan penuh semangat bertanya, tangannya yang mungil menujuk- nunjuk keluar jendela.

" Tidak ada salju cuacanya cerah Won mau lihat bunga hihi "

Pemuda itu terkekeh mendengar nada bicara Anak kecil itu . Dia bangkit untuk menghampiri si kecil dan mengusap kepalanya. Kepalanya sedikit menjulur ke jendela. Cuaca hari ini memang cukup cerah, dari lantai 3 Ia bisa melihat pemandangan di luar Apartementnya. Ada taman kecil yang di penuhi dengan berbagai macam bunga, sejak mereka tiba putra kecilnya sudah berulang kali merengek meminta untuk main di luar. Namun karena kemarin turun hujan di tambah ia harus beres-beres barang jadinya ia tidak bisa mengajak putra kecilnya main keluar Apartement. Ia bahkan belum sempat menyapa satupun penghuni Apartement lain karena saking sibuknya ia berberes barang.

"Jiwon mau main di luar lihat bunga? "

"Um-um! " Angguk si kecil.

"Baik! Kalau begitu tungguin Appa sebentar ya? Appa mau masukin baju Jiwon dulu ke lemari habis itu baru kita main ke luar" si kecil mengangguk dengan semangat seraya bersorak.

Si pemuda sekali lagi terkekeh. Gemas sendiri melihat tingkah putra kecilnya.

.
.
.







Namanya Yang Jungwon pemuda yang baru saja beberapa bulan lalu genap berusia 21 tahun, seorang Mahasiswa sekaligus seorang Ayah tunggal. Yang saat ini tengah duduk disalah satu bangku taman mengamati putra kecilnya Yang Jiwon. Yang tengah asik berlarian mengejar kupu-kupu. Bibir Jungwon melengkung indah menatap putra kecilnya dengan penuh kasih sayang.

Kehadiran mahluk kecil itu benar-benar merupakan sebuah anugrah bagi Jungwon. Walaupun Jiwon lahir karena sebuah kesalahan - kenakalan diwaktu remaja. Tetapi Jungwon tak pernah merasa menyesal atas kehadiran Jiwon dihidupnya. Jungwon sangat menyanyangi putranya.

Mahluk kecil itu tak bersalah, tak sepantasnya Jiwon menderita untuk kesalahan yang tak sengaja dahulu Jungwon perbuat.
Oleh karna itu Jungwon tak akan pernah membiarkan putranya merasakan kekurangan.

Jungwon akan dengan sangat berusaha untuk memenuhi segala tanggung jawab baik sebagai seorang Ayah sekaligus tanggung jawab seorang Ibu.  Ia akan memastikan putra kecilnya mendapatkan kasih sayang penuh darinya dan kebahagiaan yang melipah walau tanpa sosok seorang Ibu disampingnya. Untuk apa Jiwon membutuhkan figuran seorang Ibu jika Jungwon sendiri bisa memberikan itu sekaligus.

= Papa Muda = Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang