06.

1.5K 185 14
                                    





Hari ini Jungwon akan memulai harinya sebagai seorang pelajar lagi. Tepatnya sebagai seorang Mahasiswa baru disalah satu Universitas yang cukup terkenal di Korea.

Sebelum Jungwon berangkat terlebih dahulu ia mengantarkan sang buah hati ke Daycare yang memang kebetulan sekali tempatnya tidak terlalu jauh dari komplek Apartementnya.

"Ingat apa pesan Appa? " Jungwon memakaikan Jiwon topi serta mengeratkan jaket yang Jiwon pakai.

"Tidak boleh bicara sama orang asing. Jiwon gak boleh nakal. Gak boleh kelelahan. Terus harus nelpon Appa setiap 30 menit " Saut si kecil seraya menggerakkan jari-jari munggilnya seperti sedang berhitung. Sang Appa mengangguk.

"Nomor berapa yang harus Jiwon pencet kalau mau nelpon Appa? "

"Nomor satu! " Dengan senyuman lebar Jiwon menunjukan satu jarinya ke pada sang Appa.

"Anak pintar" Jungwon dengan gemas menjawil kedua pipi Jiwon kemudian memeluknya dengan sayang.

"Maaf ya Jiwon karena Appa harus meninggalkan Jiwon disini, Appa berjanji setelah Appa pulang kuliah Appa pasti akan langsung menjemput Jiwon"

Sebenarnya berat bagi Jungwon menitipkan Jiwon di tempat ini. Tapi apa boleh buat? Jiwon masih terlalu kecil untuk ia bawa ke lingkungan Universitas yang mungkin tidak akan cocok untuk anak kecil seperti Jiwon. Di tambah peraturan Universitas melarang orang luar yang tidak memiliki kepentingan penting untuk memasuki wilayah Universitas.

"Jiwon mengerti Appa" Pelukan di lepas setelah Jiwon memberikan kecupan manis di pipi sang Appa.

"Jiwon akan menunggu Appa , jadi Appa yang semangat ya kuliahnya hihi" Jungwon tersenyum haru dan mengangguk.

Jungwon merasa sangat beruntung karena mendapatkan putra yang sangat pintar dan pengertian seperti Jiwon.

"Dadah Jiwon! "

"Dadah Appa! "

Ayah dan Anak itu saling melambaikan tangannya.
Interaksi keduanya tak luput dari pengamatan para pegawai. Beberapa diantara mereka masih tidak menyangka kalau Jungwon adalah Ayah satu anak.
Bagaimana tidak, di dalam formulir jelas ter-tera kalau Jungwon itu masih terlalu muda untuk menjadi seorang Ayah dengan usia anak 4 tahun.

"Entah bagaimana dia bisa melewati hari dengan merawat putranya tanpa sosok seorang Ibu" Gumam salah satu pegawai pelan, yang kemudian mengajak Jiwon masuk kedalam untuk bergabung bersama dengan Anak-anak lainnya. Sementara Mobil Jungwon mulai melaju meninggalkan parkiran.



...


"Ah iya. Hari ini hari pertama Jungwon kuliah"
Sembari memarkirkan mobilnya Jungwon menjawab panggilan telepon dari sang Kakek.

" Lalu Jiwon nya bagaimana? "

"Jungwon baru saja mengatar Jiwon ke Daycare. Tempatnya dekat kok sama Apartement Jungwon. Kakek gak usah khawatir, Setelah Jungwon pulang kuliah Jungwon akan langsung jemput Jiwon"

Sampai di lobi gedung Apartement Jungwon segera menekan tombol lift. Ia masih memiliki waktu sekitar 30 menit sebelum pergi ke Universitasnya. Itu Cukup untuk membersihkan dirinya. Dan mungkin juga bisa memberikan perutnya beberapa potong sandwich.
Karena saking cemasnya Jungwon pada Jiwon yang akan ia titipkan di Daycare, fokusnya hanya tertuju untuk mempersiapkan segala kebutuhan yang Jiwon perlukan. Seperti sarapan Jiwon, kotak makan siang Jiwon. Baju ganti Jiwon. Mainan kesukaan Jiwon.
Jungwon sampai melupakan keperluan dirinya sendiri . Melupakan kalau perutnya belum ia berikan sarapan. Melupakan kalau dirinya belum membersihkan diri padahal sebentar lagi ia akan mulai berkuliah.

= Papa Muda = Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang