09.

1.2K 170 10
                                    

"Udah lo pulang aja kak! "

Di dorong punggung Sunghoon masuk ke kembali kedalam Lift. Tapi sekali lagi. Sunghoon menolak. Dia berbalik lagi.

"Gak mau! " Jungwon mendengus.

"Gue bisa sendiri! Lagian juga udah malam. Mending lo pulang" Kembali Jungwon dorong punggung Sunghoon masuk kedalam lift. Dan sebelum Sunghoon berbalik badan, Jungwon menahannya.

"Lo apa gak kerja hah? "

"Ok-ok! " Akhirnya Sunghoon memilih untuk mengalah. "Tapi lepasin dulu dong, biarin gue balik badan dulu" langsung aja Jungwon menjauhkan tangannya dari punggung Sunghoon.

Sunghoon balik badan. Ekpresinya cemberut.

"Kenapa sih gak mau gue temenin? "

"Ya gak papa, udahhhh lo balik aja sana! " Jungwon mendengus.

Sunghoon menujukan ekspresi wajah paling memelasnya sekali lagi. Dengan harapan supaya itu bisa membujuk Jungwon. Namun sayangnya.

"Gak mempan, balik sana! "

Udah Sunghoon pasrah. Dengan tidak rela Sunghoon menyerahkan kardusnya ke Jungwon.

Bibirnya menekuk ke bawah.

"Makasih ya kak udah bantuin gue" Jungwon senyum.

"Umm;( " Sunghoon masih cemberut. Bahkan sampai pintu lift tertutup.

....

Di sisi lain. Ada Heeseung yang sedang sibuk berkutat di dapur.

Apron berwarna hitam melekat di tubuhnya.

Lengan kemejanya di gulung sebatas siku ketika ia membasuh tangannya. Hari ini Heeseung akan membuat ayam goreng tepung untuk menu makan malamnya dan Jihan.

"Paman Hee, Jihan boleh main gak sama Jiwon? "

Jihan menopang dagunya menatap Heeseung yang sedang menggoreng Ayam.

"Jiwon? "

Siapa Jiwon?

Heeseung merasa asing dengan nama itu.

"Teman baru Jihan, dia tinggal di sebelah! " Jelas Jihan.

Oh mungkin Jiwon adik dari pemuda pemarah itu?

Heeseung teringat tentang Jungwon yang kemarin marah-marah kepadanya.

"Mainnya besok aja ya, sekarang udah malam. Jihan juga belum makan" Jihan sedikit cemberut.

Tepat setelah Heeseung selesai dengan Ayam gorengnya. Bel pintu Apartemennya berbunyi.

Heeseung segera melepaskan Apronnya dan berjalan ke arah pintu.

Sebelum memutuskan untuk membuka pintu, Heeseung terlebih dahulu mengintip si tamu lewat interkom. Dari sana Heeseung melihat sosok si tetangga sebelah berdiri di depan pintunya dengan membawa sebuah dus.

Heeseung menaikan sebelah alisnya.

"Mau apa anak itu? Masak mau marah-marah lagi sih?" Heeseung agak ragu untuk membuka pintu. Tapi pada akhirnya Heeseung tetap membukanya setelah berpikir agak lama.

= Papa Muda = Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang