Sang Dokter menyerahkan beberapa tablet obat yang sudah di kemas di dalam plastik ke pada Jungwon.
"Iya, terimakasih. Dok" Saut Jungwon menatap sang Dokter dengan tatapan memicing.
"Ekhem! " Si dokter berdehem.
"Ngapain lo natep gue gitu banget? Gak pernah liat dokter seganteng gue lo? "
Jungwon berdecih " idih sok iye lo kak, tapi serius gue nanya nih. Lo kok bisa-bisanya jadi Dokter??!!! "
"Ya kenapa gak bisa? " Si Dokter agak sewot.
"Ya.. Lo... Secara lo tuh mantan ketua Gengs motor, terus lo tuh dulu suka tawuran! Nilai lo - nilai lo bahkan menyedihkan"
Dan masih banyak lagi kejelekan yang Jungwon sebutkan.
Si Dokter terlihat semakin kesal.
"Ya itu kan dulu, ya masak mantan ketua Gengs motor kek gue gak bisa gitu berubah? . Emang lo doang ya bisa? "
Si Dokter melototi Jungwon.
Jungwon melototi balik.
Dan gak lama mereka berdua malah tertawa terbahak-bahak.
Lalu saling memeluk.
"Kak Soobinnnnn, gue kangen banget sama lo sumpah kak"
"Gue juga sama Jungwon"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dia adalah Choi Soobin. Teman sekaligus senior Jungwon waktu SMP. Matan ketua Gengs motor. Dulu Soobin itu sering terlibat dalam tauran antar sekolah. Pokoknya Soobin itu bisa di bilang anak yang paling bandel dan susah di atur lah sama guru-guru. Masuk Bk udah gak kehitung, untungnya Soobin anak orang kaya. Jadi pihak sekolah gak bisa nyentuh Soobin.
Dari Soobin Jungwon mengenal dunia permotoran, pokoknya Jungwon belajar banyak hal lah sama Soobin. Terakhir mereka berkomunikasi ketika Soobin mulai masuk SMA. Dan Jungwon naik kelas 8 SMP.
Sekarang ketemu Soobin yang udah jadi Dokter bahkan punya klinik sendiri. Rasanya...
Agak gak percaya.
"Manusia bisa berubah, Won"
Bener.
"Walaupun berubah tuh butuh proses panjang, tapi kalau kita udah punya tekad pasti kita bisa. Contohnya gue kan? Hehe" Soobin menepuk dadanya bangga.
Dia juga butuh proses yang panjang untuk bisa menjadi seperti sekarang.
"Gue masih gak percaya.. Ngeliat lo yang sekarang. Tapi... Selamat kak. Gue bangga sama lo"
Jungwon tersenyum tulus. Pun Soobin.
"Oh iya Won, ada banyak hal yang mau gue omongan sama lo. Tapi keknya ini bukan waktu yang tepat. Gimana kalau kita atur waktu? "