Berkat perawatan yang diberikan Jihye dengan intens, kini kondisi Lisa menunjukkan perkembangan baik. Sudah satu minggu sejak operasi dilangsungkan, Lisa tidak lagi merasakan sakit atau sesak seperti sebelumnya.
Hari ini, Lisa akan dipulangkan ke rumah. Namun masih dalam tahap pengawasan dan Jihye kembali memilih tinggal di paviliun mansion kakaknya.
Lisa juga mendengar jika bibinya itu sempat merasa putus asa dan lepas tangan terhadap kondisi Lisa. Tapi Tuhan benar-benar memiliki kuasa atas segalanya. Lisa bahkan udah bisa berdiri dengan kakinya sendiri sekarang.
Bukan hanya berdiri. Kali ini, Lisa sudah mampu membawa tubuhnya ke atap rumah sakit. Karena ini adalah hari terakhirnya, Lisa ingin menikmati bagaimana keindahan kota Seoul dari atap rumah sakit milik kakeknya yang sangat tinggi itu.
"Kita bertemu lagi, Lisa-ssi. Apakah kita berjodoh?" Lisa menghela napas mendengar suara yang muncul secara tiba-tiba itu.
Gadis itu memang sedikit sensitif dengan suara tiba-tiba atau suara keras yang berbunyi di dekatnya. Entah karena apa. Mungkin karena jantungnya yang sudah rusak.
"Sudah dua kali aku melihatmu di tempat yang sama. Kau sakit?" Merasa Lisa mengabaikannya, Kang Eunwoo kembali bersuara. Kali ini melontarkan pertanyaan, berharap Lisa mau menjawabnya.
"Aku bisa kemari kapan saja karena rumah sakit ini milik kakekku." Lisa tidak berniat sombong. Dia hanya malas orang lain tahu kelemahannya.
"Oh begitu." Jawaban Eunwoo kali ini singkat. Dari sikapnya, ia pikir Lisa tidak begitu suka berbicara dengannya.
Tapi berada dalam keheningan seperti ini, sedangkan ia bersama orang lain membuat Lisa lama-kelamaan tidak tahan.
"Kau sendiri?" Kali ini Lisa yang bertanya. Suatu keajaiban karena Lisa memiliki keingintahuan terhadap orang lain.
"Ini sudah seperti rumah kedua bagiku. Mungkin tiga tahun terakhir, aku lebih sering berada di sini dibandingkan di rumah." Eunwoo mengatakan itu dengan senyuman.
Lisa menduga jika penyakit pria itu tidak main-main. Ia selalu bertemu dengan pria itu, yang menggunakan piyaman rumah sakit khas pasien. Apalagi mendengar ceritanya, Lisa pikir Eunwoo sudah sangat lama di rawat.
"Aku terdiagnosa kanker paru-paru tiga tahun lalu." Merasa Lisa penasaran dengan keberadaannya di rumah sakit, Eunwoo langsung saja bicara.
Dengan jelas dia bisa melihat Lisa terkejut. Tapi gadis itu dengan cepat mengendalikan wajahnya kembali menjadi datar.
"Apa kau masih merokok? Jika iya, ku mohon untuk berhenti. Karena sakit itu tidak enak. Semua yang kau miliki akan terasa tak berarti karena mungkin kau hanya memikirkan tentang kematian." Perkataan Eunwoo kali ini Lisa benarkan.
Setelah sakit, Lisa merasa semua yang ia miliki tidak berarti apa-apa. Kekayaan dan kekuasaan itu nyatanya tidak bisa membuat penyakitnya menghilang.
"Tida ada yang menemanimu di rumah sakit?" Lisa kembali bertanya.
Gadis itu merasa heran saja karena Eunwoo bisa pergi ke atap rumah sakit sedangkan ia masih berstatus sebagai pasien. Jika itu adalah dirinya, mana mungkin ketiga kakak serta kedua orang tuanya mengizinkan. Saat ini saja, Lisa tidak meminta izin pada mereka.
"Ayah dan ibuku sedang berkunjung ke apartement adik kembarku." Perlahan, Lisa mulai tertarik dengan cerita hidup Kang Eunwoo.
"Adikmu tidak tinggal di rumah kalian?" Lisa merasa, kehidupan pria itu tidak sama dengannya.
"Ceritanya sedikit rumit." Eunwoo tersenyum.
"Adik kembarku tidak tahu jika aku sedang sakit. Aku beralasan pergi ke luar negeri tiga tahun lalu untuk bersekolah. Kedua orangtuaku ikut berbohong karena harus mengurusku disini. Maka dari itu, adik kembarku memilih tinggal di apartement sendiri di bandingkan berada di rumah besar yang kosong." Eunwoo tidak tahu kenyamanan seperti apa yang ia rasakan saat di dekat Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Savage ✔
FanficAku sempurna, siapa yang berani? - Jisoo Jung Aku berlian, dan kau sampah. - Jennie Jung Semut pun tak akan berani mendekatiku - Rosé Jung Jangan menatap mataku, jika kau masih ingin bahagia - Lisa Jung Mereka sempurna. Tak ada celah sama sekali, ke...