Savage : 12. The Devils Is Back

7.3K 1.2K 392
                                    

Menutup pintu itu, Lisa sembari menahan napasnya. Hampir saja, Rosé tahu rahasianya. Hampir saja, kehidupan luar Lisa terungkap.

Itu semua kesalahan Lisa. Ia yang terburu-buru pergi menemui Rosé. Mungkin karena mabuk yang belum sepenuhnya hilang, membuat Lisa tak bisa berpikir jernih.

"Apakah alasanku tadi masuk akal? Semoga dia percaya." Lisa bergumam sembari menyandarkan punggungnya di pintu.

Ingin gadis itu untuk memutar waktu dan tidak gegabah seperti tadi. Rosé mungkin sudah tidak marah karena kemarin Lisa tak ada di sampingnya. Tapi pasti Rosé masih akan berpikir keras mengenai aroma alkohol di wajah Lisa.

"Lisa!"

Lisa tersentak. Ia melihat kedatangan Jisoo dan Jennie. Kedua kakaknya itu terlihat sangat segar dengan seragam sekolah. Mungkin pagi ini keduanya memutuskan untuk kembali sekolah.

"Kenapa tak memberitahuku jika Chae sadar? Apa aku sudah dilupakan di keluarga ini?" Lisa sebenarnya tidak bermaksud marah.

Ia hanya berusaha mengalihkan perhatian kedua kakaknya, agar tak terfokus pada penampilan dan aroma asing yang ia punya.

Lagi pula, ia pun sebenarnya merasa kecewa karena tak ada yang mengabari perihal sadarnya Rosé. Jadi, kemarahan itu tidak sepenuhnya palsu.

"Appa bilang untuk tidak mengganggu waktumu. Lagi pula kau bisa kesini kapan saja." Jisoo menjawab sesuai dengan kenyataan yang terjadi tadi malam. Mereka sebenarnya sudah ingin menghubungi Lisa, namun Johoon melarang. Ia bilang biarkan Lisa menikmati waktu bersama teman-temannya dulu, dan bisa kesini esok harinya.

"Lihatlah, Chae marah padaku sekarang. Itu semua karena kalian." Tapi Lisa masih tidak mau merendahkan suaranya.

Ia segera berbalik, karena takut mata jeli kedua kakaknya itu akan menyadari sesuatu yang aneh pada dirinya. Berjalan menjauh dari mereka secepat mungkin. Lisa harus segera menghilangkan aroma alkohol pada tubuhnya.

"Jangan panggil aku. Jangan panggil aku." Lisa terus bergumam dalam langkahnya.

"Lisa-ya!"

"Shit!"

Lisa mengumpat dalam hati tatkala mendengar suara Jennie memanggilnya. Mau tak mau, ia harus berbalik. Takut sekali jika kakaknya yang paling peka itu sadar dengan aroma tubuhnya.

"Unnie sudah membeli persediaan susu cokelatmu. Unnie simpan di dalam lemari pendingin dapur." Tanpa sadar Lisa menghembuskan napas lega setelah mendengar penuturan Jennie.

"Hm." Setelah mengangguk, Lisa cepat-cepat meninggalkan lorong itu.

"Minumanku bukan susu cokelat lagi, Unnie. Andai kau tahu itu," gumam Lisa dalam hati.

..........

Masih ada satu jam lagi untuk mereka pergi ke sekolah. Jadi Jisoo dan Jennie memutuskan menemani Rosé sejenak.

Berkali-kali, Rosé terdengar menghela napas. Jisoo sudah menanyakan apakah ada yang sakit pada adiknya itu tapi selalu di jawab oleh gelengan kepala.

Sesungguhnya, Rosé sedang dalam kebimbangan. Haruskah ia bilang pada Jisoo mau pun Jennie perihal apa yang ia cium dari tubuh Lisa tadi? Tapi ia terlalu takut jika mereka marah pada Lisa.

Namun jika tidak memberitahu, Rosé sangat penasaran. Sedangkan ia tak bisa mencari tahu tentang aroma di tubuh Lisa itu dengan kondisinya yang seperti sekarang.

Mengumpulkan keberaniannya setelah sekian lama, Rosé mulai membasahi bibirnya ketika hendak bicara.

"Kau ingin jeruk? Ini manis." Kalimat Rosé kembali tertelan ketika suara Jennie yang justru muncul.

Savage ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang