Savage : 19. She's The Perfect Liar

6.8K 1K 232
                                    

Hari pertamanya kembali masuk sekolah setelah mengalami kecelakaan, tidak seperti yang ada dalam bayangan Rosé.

Ia pikir, ketiga saudaranya akan menemaninya disepanjang waktu istirahat. Namun yang ada kini hanyalah kakak sulungnya.

"Lisa bilang pergi kemana, Unnie?" Rosé bertanya pada Jisoo yang sedang memakan sandwich di hadapannya.

Ia hanya tahu jika adiknya itu membolos. Tapi alasan untuk melakukan itu Rosé belum tahu karena sedari tadi Lisa tak membalas pesan singkatnya.

"Melihat pameran di Busan." Jisoo menjawab dengan ringan.

"Busan? Bukankah itu terlalu jauh?" Rosé mengernyit. Siapa yang memperbolehkan Lisa pergi begitu jauh tanpa mereka? Terlebih ini hanya untuk melihat pameran lukisan.

"Appa yanga mengizinkan." Jisoo mengedikkan bahu. Ia pun heran karena sang ayah dengan mudahnya mengiyakan keinginan Lisa padahal anak itu kemarin hampir saja mengalami kecelakaan.

Rosé tidak lagi bertanya. Ia hanya berusaha memfokuskan dirinya dengan makan siang yang sudah tersedia di meja. Sembari sesekali memikirkan apa alasan ayahnya dengan mudah mengizinkan Lisa pergi cukup jauh dari jangkauan mereka.

"Chaeyoung-ah," panggil Jisoo membuat Rosé bersusah payah mendongak, karena leher gadis itu masih dipasangi oleh cervical collar.

"Kau sangat menyayangi Jennie? Aku melihat rumah peliharaanmu kemarin, dan itu... Cukup mengejutkan." Jisoo belum sempat membahas ini kemarin. Dia ingin tahu jawaban jelas mengapa Rosé sampai melakukan hal itu, hanya karena salah satu peliharaannya menggigit Jennie.

"Tentu saja karena dia kakakku. Aku pun akan melakukan hal yang sama jika itu terjadi padamu."

Jisoo tersenyum kecil mendengar jawaban sang adik.
"Jeongmal? Aku tahu, kau menyayangi Jennie lebih dari apa pun di dunia ini. Walaupun dia terkadang mengabaikanmu."

Tanpa sadar, Rosé meletakkan sendoknya kembali. Apakah ia terlihat seperti itu? Apakah ini yang Jennie rasakan saat Rosé bilang gadis itu pilih kasih, dulu?

Ternyata, menjadi adil itu sangat susah. Walaupun Rosé sendiri tidak bermaksud demikian. Dia menyayangi semua saudaranya, walau rasa sayangnya terhadap Jennie lebih mencolok.

"Bagaimana jika ada yang menyakiti perasaan Jennie? Apa yang akan kau lakukan?" Melihat sesuatu yang luar biasa terjadi kemarin, Jisoo jadi penasaran. Bagaimana reaksi Rosé ketika Jennie disakiti oleh orang lain. Karena binatang kesayangan pun, akan Rosé bunuh dengan keji setelah menyentuh kakaknya.

"Aku akan membuat orang itu menyesal telah terlahir ke dunia."

..........

Berapa lama dia berdiam di depan wastafel itu? Mungkin sudah lima belas menit? Lisa tidak tahu, karena sedari tadi dia hanya terus memandangi memar yang ada di dada kirinya.

Memar itu sepertinya muncul akibat terantuk stir mobil kemarin. Lisa sudah menemukannya pagi tadi, karena rasa sakitnya cukup mengusik gadis itu.

Kembali menutup kemeja putihnya, Lisa memejamkan mata sejenak untuk menahan rasa sakit yang membuatnya kurang nyaman.

Setelah benar-benar yakin jika rasa sakit itu sudah mereda, Lisa mulai melanglah meninggalkan kamar mandi bar yang sepi.

Wajahnya berubah menjadi ceria saat dentuman musik mulai menyapa. Ia berjalan ke meja yang hanya terdapat Soojung disana. Sedangkan teman-temannya yang lain asik menikmati musik dengan menggerakkan tubuh mereka.

"Kau ada masalah, Unnie?" Lisa bertanya pada Soojung yang tampak murung sembari menyalakan sebatang rokok.

Ia hisap asap rokok yang terasa mania itu, lalu meraih gelas berisi wine miliknya. Ini benar-benar perpaduan yang sempurna menurut Lisa. Alkohol dan asap rokok beradu di dalam mulutnya. Membuat sensasi yang selalu menyenangkan perasaannya.

Savage ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang