Savage : 56. Live In A New World

9K 784 217
                                    

Posisi manusia memang tidak bisa selalu berada di atas. Tuhan bisa dengan mudah membalikkan pososi manusia sesuka hati.

Dahulu, apa hal yang tidak bisa Jung lakukan? Semua mengakui jika Jung bisa meraih segala hal. Hingga mereka berpikir apa pun yang Jung perbuat tak akan berdampak untuk masa depan.

Tapi untuk sejenak mereka lupa, jika Tuhan terus memperhatikan dan siap memberikan balasan apa yang telah mereka lakukan.

Dimulai dari Lisa, lalu Jennie. Mereka direnggut dari keluarga itu. Sebuah peringatan yang Tuhan berikan disaat keluarga itu mulai memahami jika dunia ini adalah milik-Nya.

Semilir angin berhembus menerpa wajah cantiknya. Tidak membuat Rosé mengubah posisinya saat ini. Dia sudah terlalu nyaman tidur dengan posisi kepala berada di atas makam adik kembarnya.

Satu bulan berlalu setelah kepergian Jennie. Keluarga Jung semakin tidak tahu arah. Mereka berantakan. Karena telah kehilangan dua pewaris yang sangat mereka sayangi.

Semua stasiun TV heboh pada bulan lalu. Mereka tidak menyangka pewaris yang sudah diumumkan kini tak akan bisa melanjutkan tahta Jihoon dan Taehee. Terlebih mereka meninggal dalam waktu berdekatan. Seperti luka yang masih basah, harus kembali tergores oleh luka baru.

Sekarang hanya ada Jisoo dan Rosé. Tapi apa yang bisa diharapkan dari mereka? Rosè dan Jisoo bahkan sudah tidak pernah lagi pergi sekolah. Mereka tidak bisa menata hidup yang sudah hancur.

Setiap hari, yang Rosé lakukan hanya mengunjungi makam Lisa atau Jennie sepanjang hari. Ia kemudian pulang larut tanpa berpapasan dengan keluarganya di rumah.

Sedangkan Jisoo, gadis itu lebih sering di rumah. Tapi Jisoo selalu marah tanpa sebab. Sebagian barang di rumah bahkan harus pecah karena amarah Jisoo.

Taehee dan Jihoon tidak bisa berbuat banyak untuk kedua anaknya karena mereka pun sangat sulit untuk melupakan kesedihan yang sudah merusak kehangatan keluarga itu.

"Ternyata, sampai kapan pun itu aku tidak bisa menang darimu di mata Jennie Unnie." Setelah berdiam cukup lama, Rosé akhirnya mengeluarkan suara. Masih dengan posisi berbaring.

"Aku seharusnya tidak memaksa Jennie Unnie jika akhirnya dia memilihmu juga." Rosé terkekeh, tapi air matanya ikut turun.

Ingatannya kembali terlempar pada saat Jennie tengah sekarat. Ketika itu, dada Rosé seperti dihimpit ribuan batu. Ia sesak, tapi tak bisa membiarkan Jennie terus kesakitan.

"Sejak dulu dia selalu berkata tak akan bisa hidup tanpamu. Ternyata itu bukan omong kosong." Kedua mata Rosé terbuka. Matanya menerawang jauh ke sebuah ingatan masa lalu.

Jennie yang selalu melakukan segalanya untuk Lisa. Jennie yang selalu mementingkan Lisa di atas segala hal. Kakaknya memang benar-benar jahat pada Rosé. Sampai di akhir hidupnya pun, Jennie selalu mengutamakan Lisa.

Rosé merasa sakit hati. Tapi semua akan hilang ketika ia mengingat satu kejadian yang Rosé dapatkan dari Jennie, namun Lisa tak pernah mendapatkannya.

Jennie rela mengorbankan nyawanya untuk Rosé. Hal besar itu, membuat Rosé senang namun disaat bersamaan merasa bersalah.

"Sekarang aku sendirian. Kau membawa Jennie Unnie dan bermain bersama di atas langit. Tapi kau tidak memikirkan aku disini." Rosé terisak. Sampai kapan ia harus menjalani hari yang berat seperti ini?

Dahulu, ketiga saudaranya adalah penyemangat Rosé. Mereka mampu membuat Rosé bisa melewati semua hari dengan baik. Kini, kehangatan itu sudah tidak ada.

Hidupnya bertambah berat ketika Jennie pergi. Dia sudah tidak punya sandaran lagi, karena Jisoo pun berubah. Kakak sulungnya seperti orang asing yang membuat Rosé takut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 31, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Savage ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang