Keenambelas

404 73 55
                                    

Terimakasih sudah voment dichapter sebelumnya
Chapter ini sangat menguras emosi penulis😭 dalam penulisannya
Maaf kalau ada typo

Happy reading

.

.

.

"APPA!!" Tubuhku luruh disamping tubuh ayahku yang terbaring dengan memegangi dadanya

Wajahnya tampak sangat kesakitan dan keringat mengucur dari setiap pori porinya, lengannya yang tadi terasa hangat kini terasa dingin dan basah karena keringat. Airmataku sudah mulai menetes melihat kondisi ayahku, tidak, tidak boleh lagi ayahku seperti ini

Sekilas ku dengar Jeno memanggil nomer darurat melalui ponselnya dan melaporkan apa yang terjadi pada ayahku, dia juga mencoba menenangkanku bahwa semua akan baik baik saja

Berkali kali ku panggil ayahku agar dia tetap sadar, ku genggam sebelah telapak tangannya agar tetap terasa hangat "appa.."

Beberapa saat kemudian ambulance datang, para petugas memeriksa kondisi ayahku lebih dulu lalu setelah dipastikan aman mereka baru memindahkan tubuh ayahku ke stretcher ambulance selanjutnya memasukkannya ke dalam mobil yang suaranya selalu membuatku ngeri

"Naiklah, aku akan menyusulmu dengan mobil" aku hanya mengangguk paham dengan perkataan Jeno

Aku naik ke dalam mobil ambulance dan duduk di samping ayahku, entah sudah berapa banyak doa yang terucap dari mulutku tapi yang pasti dari semua doaku adalah agar ayahku baik baik saja

Ini bukan pertama kalinya ayahku mengalami serangan seperti ini, itulah yang membuat aku semakin cemas dan begitu banyak pikiran buruk datang ke ruang berpikirku, pikiran yang tidak ingin ku pikirkan

Dalam perjalanan ke rumah sakit tak pernah sedetikpun ku lepas genggaman tanganku pada tangan ayahku, beberapa kali ku rasakan ia membalas genggaman itu walaupun terasa sangat lemah, matanya yang tadi terbuka mulai tertutup dan setelahnya tak ku rasakan lagi dia membalas genggaman tanganku

Setelah sampai dirumah sakit, beberapa petugas medis datang menyambut kami, mereka langsung membawa ayahku ke salah satu brankar UGD, tubuhku otomatis berjalan mengikutinya hingga seorang perawat mencegahku mendekati brankar tempat ayahku berbaring agar dokter leluasa untuk memeriksanya

Perawat lain datang memintaku untuk mengisi data diri pasien serta persetujuan pengobatan yang akan diberikan oleh dokter untuk ayahku, jariku masih sangat gemetar sampai rasanya tidak tau caranya menulis lagi dan apa yang harus aku lakukan

"Biar aku yang menulis, kau jawab saja apa yang ku tanyakan"

"Jeno.. appa.."

Jeno membawaku ke pelukannya mungkin karena dia melihatku semakin gemetar, sungguh aku masih tidak menyangka ini semua terjadi, tadi aku yang sakit tapi kenapa ayahku yang kini dilarikan ke unit gawat darurat padahal dia datang hanya untuk menjemputku pulang

Setelah mengisi untuk keperluan administrasi aku kembali ke brankar tempat ayahku di beri pertolongan oleh para dokter bersama Jeno, seorang perawat laki laki dan seorang dokter muda terlihat berdiri disamping brankar dengan peluh yang membasahi wajahnya, kemudian dokter yang terlihat lebih senior berjalan ke arahku dengan wajah yang aku sendiri tidak bisa mengartikannya

Cheossarang (첫사랑) NoMinGs ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang