Terimakasih sudah voment dichapter sebelumnya
Chapter ini sangat menguras emosi penulis😭 dalam penulisannya
Maaf kalau ada typoHappy reading
.
.
.
"APPA!!" Tubuhku luruh disamping tubuh ayahku yang terbaring dengan memegangi dadanya
Wajahnya tampak sangat kesakitan dan keringat mengucur dari setiap pori porinya, lengannya yang tadi terasa hangat kini terasa dingin dan basah karena keringat. Airmataku sudah mulai menetes melihat kondisi ayahku, tidak, tidak boleh lagi ayahku seperti ini
Sekilas ku dengar Jeno memanggil nomer darurat melalui ponselnya dan melaporkan apa yang terjadi pada ayahku, dia juga mencoba menenangkanku bahwa semua akan baik baik saja
Berkali kali ku panggil ayahku agar dia tetap sadar, ku genggam sebelah telapak tangannya agar tetap terasa hangat "appa.."
Beberapa saat kemudian ambulance datang, para petugas memeriksa kondisi ayahku lebih dulu lalu setelah dipastikan aman mereka baru memindahkan tubuh ayahku ke stretcher ambulance selanjutnya memasukkannya ke dalam mobil yang suaranya selalu membuatku ngeri
"Naiklah, aku akan menyusulmu dengan mobil" aku hanya mengangguk paham dengan perkataan Jeno
Aku naik ke dalam mobil ambulance dan duduk di samping ayahku, entah sudah berapa banyak doa yang terucap dari mulutku tapi yang pasti dari semua doaku adalah agar ayahku baik baik saja
Ini bukan pertama kalinya ayahku mengalami serangan seperti ini, itulah yang membuat aku semakin cemas dan begitu banyak pikiran buruk datang ke ruang berpikirku, pikiran yang tidak ingin ku pikirkan
Dalam perjalanan ke rumah sakit tak pernah sedetikpun ku lepas genggaman tanganku pada tangan ayahku, beberapa kali ku rasakan ia membalas genggaman itu walaupun terasa sangat lemah, matanya yang tadi terbuka mulai tertutup dan setelahnya tak ku rasakan lagi dia membalas genggaman tanganku
Setelah sampai dirumah sakit, beberapa petugas medis datang menyambut kami, mereka langsung membawa ayahku ke salah satu brankar UGD, tubuhku otomatis berjalan mengikutinya hingga seorang perawat mencegahku mendekati brankar tempat ayahku berbaring agar dokter leluasa untuk memeriksanya
Perawat lain datang memintaku untuk mengisi data diri pasien serta persetujuan pengobatan yang akan diberikan oleh dokter untuk ayahku, jariku masih sangat gemetar sampai rasanya tidak tau caranya menulis lagi dan apa yang harus aku lakukan
"Biar aku yang menulis, kau jawab saja apa yang ku tanyakan"
"Jeno.. appa.."
Jeno membawaku ke pelukannya mungkin karena dia melihatku semakin gemetar, sungguh aku masih tidak menyangka ini semua terjadi, tadi aku yang sakit tapi kenapa ayahku yang kini dilarikan ke unit gawat darurat padahal dia datang hanya untuk menjemputku pulang
Setelah mengisi untuk keperluan administrasi aku kembali ke brankar tempat ayahku di beri pertolongan oleh para dokter bersama Jeno, seorang perawat laki laki dan seorang dokter muda terlihat berdiri disamping brankar dengan peluh yang membasahi wajahnya, kemudian dokter yang terlihat lebih senior berjalan ke arahku dengan wajah yang aku sendiri tidak bisa mengartikannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Cheossarang (첫사랑) NoMinGs END
Fanfiction☆SEQUEL DARI BOOK "UNTUK JENO"☆ Kata orang cinta pertama sangat sulit untuk dilupakan, aku bisa akui itu. Kata orang cinta pertama tidak akan berhasil aku hormati pendapat itu tapi jika aku punya satu kesempatan lagi aku akan tunjukkan pada semua or...