JENO POV 1

183 23 22
                                    

Hai.. setelah lama tak muncul kita ketemu lagi di book ini...

Beberapa bulan lalu oh atau mungkin udah setahunan yang lalu aku sempet nanya mau dibuatin Jeno POV apa nggak, ternyata banyak yang mau. Jadi aku buatin versi Jeno POV,sorry kalo kepending lama banget, biasalah, penulisnya sok sibuk
Yang lupa ceritanya, bisa baca ulang dulu
Jangan lupa tetep voment ya kak meskipun udah tau endingnya

Sebenernya cerita ini mau aku publish bulan Juni kemarin untuk merayakan Nomin day. Tapi karena ada huru hara, jadi males buat publishnya.. jadiiii... akhirnya aku publish untuk merayakan ultah anak kesayanganku, my Nana🥰

Anggap ini juga spoiler kalo aku mau kambek nulis, tapi kapan tanggal pastinya aku kambek aku belum pasti ya, bisa dalam waktu dekat bisa juga sedikit lama, tergantung mood🤭
Makanya kalian jangan skip voment ya, biar aku ada semangat nulis lagi

Sorry for typo

Happy reading

.

.

.

Akhir bulan dan akhir tahun adalah waktu tersibuk bagi para pegawai bank sepertiku, biasanya kami akan lembur sampai malam jika berada ditanggal penghabisan setiap bulan terutama akhir tahun

Apalagi yang kami kerjakan kalau bukan laporan tentang keuangan bank, laporan utang piutang nasabah dan sebagainya, intinya berkutat dengan angka angka dari digit nominal mata uang

Leherku rasanya sudah kaku karena sejak tadi fokus pada laporan dari setiap bagian dikantor cabang yang baru ku pimpin kurang dari dua bulan ini, terasa semakin memusingkan karena aku baru bekerja disini dan sekarang langsung dihadapkan pada laporan akhir tahun

Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam tapi pekerjaan diatas mejaku masih setinggi gunung Himalaya, entah sampai jam berapa semua berkas laporan ini akan selesai

Di sofa yang berada diruanganku putraku Jisung sedang tertidur pulas, aku membawanya ke kantor setelah tadi sore ku jemput dari tempat penitipan anak, untung saja dia termasuk anak yang bisa diajak kompromi dengan pekerjaan ayahnya

Sudah tiga minggu ini kami tinggal jauh dari ibuku setelah aku dipindahkan ke kantor cabang Yeonnam, aku berencana untuk hidup mandiri tidak tergantung pada ibuku dalam merawat Jisung, aku yakin aku bisa. Jadi ku putuskan kami pindah dekat dengan kantorku agar aku lebih mudah merawat Jisung

Minggu pertama aku pindah ke Yeonnam adalah waktu tersulit dalam hidupku karena Jisung terbiasa bersama dengan neneknya, setiap hari dia akan rewel mencari neneknya tapi setelah lima hari dan ku beri banyak pengertian beruntung Jisung bisa memahamiku

Apalagi dia juga mulai mendapat banyak teman seumuran di tempat penitipan anak jadi dia sedikit demi sedikit mulai terbiasa hidup jauh dari neneknya

Sebenarnya ibuku melarangku membawa Jisung pindah karena takut aku akan kerepotan antara bekerja dan mengurus anak tapi aku tidak mau terus terusan merepotkan ibuku diusia senjanya

Ibuku dari saat muda memiliki cita cita jika nanti saat dia sudah tua dia ingin pulang ke kampung halamannya di Gangwon-do untuk bertani, keinginan itu jadi tertunda karena dia terus saja berat pada Jisung, mungkin sudah saatnya ibuku memikirkan dirinya sendiri

Cheossarang (첫사랑) NoMinGs ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang