BAB 15

696 56 1
                                    

Sudah menjadi resiko bagi siapa yang memiliki pasangan yang tampan. hal itu berlaku juga bagi Haruto. karna dia memiliki suami yang sangat tampan, jadi dia selalu menghadapi para penggoda penggoda.

"Gak Wonyoung ,gak nyonya Kim, sama aja. sama sama perempuan ular yang berniat menggoda suamiku. huh mau merebut suamiku? jangan harap" gerutu Haruto dalam hati.

Haruto masih kesal dengan kejadian semalam, dimana ada nyonya Kim yang datang dengan mata jelalatannya. sembari menyiapkan sarapan untuk Jeongwoo, Haruto menggerutu dalam hati.

Meski dalam keadaan yang sering mual, tapi Haruto masih ingin menyiapkan sarapan untuk Jeongwoo. dia sedang membuatkan nasi goreng spesial untuk suaminya.

Selagi dia disibukkan mengaduk nasi goreng, Jeongwoo datang dan memeluknya dari belakang. bukan hanya memeluk, Jeongwoo mencium leher Haruto dan menggigit telingannya.

"Haaaahhh hyung jangan menggigit telingaku, ayok sarapan dulu Haru udah buatin nasi goreng spesial karna pake telur goreng hehehe"

"Wahh pasti rasanya enak, soalnya kan dimasak penuh cinta oleh istriku tercinta. pasti anak ayah juga sudah lapar kan" seru Jeongwoo sambil mengelus perut Haruto.

Akhirnya mereka menikmati sarapan buatan Haruto. selesai makan, Jeongwoo masih menemani Haruto merapikan ruang makan dan mencuci piring. meski dilarang oleh Jeongwoo tapi Haruto maksa ingin melakukannya. mau tidak mau Jeongwoo, mengiyakan keinginannya.

Selama Haruto membersihkan dapur, Jeongwoo terus memperhatikan bokongnya. hal itu malah membuat juniornya yang sedang tidur justru terbangun. gak hitung tiga, Jeongwoo langsung menggendong Haruto dan membawahnya ke kamar.

Jeongwoo mencium Haruto dengan ganas. Haruto yang terkejut dengan apa yang dilakukan suaminya itu seketika ngelag otaknya, dia masih mencerna situasi yang terjadi saat ini.

Beberapa saat kemudian, Haruto malah menikmati ciuman ganas yang dilakukan oleh Jeongwoo. ia mengalungkan tangannya ke leher suaminya dan mengimbangi ciuman ganas suaminya itu.

"Hyung ahh aku kehabisan na ahh pas"  Seru Haruto sambil menepuk pundak Jeongwoo.

Jeongwoo terpaksa menghentikan aksi ciuman ganas itu. gak tau kenapa, Jeongwoo sangat tergila gila dengan bibir istrinya itu. bibir Haruto merupakan suatu kecanduan baginya, padahal banyak sekali perempuan yang rela memberikan tubuh mereka untuknya. tapi ya itu percuma saja, karna Jeongwoo gak pernah tertarik. jangankan tertarik, melirik saja gak pernah.

Sejak awal Jeongwoo memang tidak begitu tertarik dengan kata cinta. tapi begitu dia melihat Haruto, Jeongwoo tergila gila dengannya. padahal Haruto tidak melakukan apa apa, tapi dia bisa merebut atensinya seorang Park Jeongwoo.

"Hyung tunggu, bukannya kamu harus pergi bekerja. kenapa masi belum mandi?"

"Beri aku ciuman dulu, baru aku mau pergi mandi"

Cup...

Haruto tersenyum mendengar perkataan Jeongwoo, kemudian dia mendekat ke wajah Jeongwoo dan mencium bibirnya.

Bukannya pergi mandi setelah dicium Haruto, Jeongwoo malah melumat bibir Haruto. setelah beberapa saat Haruto melepaskan tautan bibir mereka dan berlari ke luar, sebelum Jeongwoo melakukan hal yang lebih jauh.

.
.
.

Wonyoung selalu mengawasi area rumah Jeongwoo dan Haruto. ia menunggu kesempatan saat Jeongwoo pergi bekerja. setelah ia melihat Jeongwoo sudah pergi dari rumah, Wonyoung langsung menyelinap masuk ke pekarangan rumah Jeongwoo dan Haruto.

Wonyoung berjalan sangat pelan, dia mengendap endap supaya gak ketahuan. lalu dia membuka pintu samping rumah dengan pelan.

"Wahh ternyata sangat mudah untuk masuk ke rumah ini. dasar laki laki sialan, enak saja dia hidup enak. lihat saja, aku akan menghancurkan rumah tangga kalian" seru Wonyoung pelan.

"Wahh benarkah? kamu kelihatan yakin sekali" seru Haruto.

Ternyata sedari tadi Haruto sudah melihat ada Wonyoung yang mengendap masuk ke dalam rumahnya. Haruto bergegas ke dapur mengambil pisau lalu pergi ke tempat Wonyoung berada.

"Apa yang mau kau lakukan? kenapa kamu memegang pisau begitu?" seru Wonyoung yang panik melihat Haruto sedang memegang pisau.

"Sepertinya kamu benar benar ingin cepat mati ya? sampai diam diam masuk ke rumah orang tanpa izin" Haruto menjawab dengan wajah datar dan dingin. melihat wajah Wonyoung yang ketakutan, membuat Haruto terkekeh dan tersenyum miring.

Haruto sangat kesal dengan kelakuan Wonyoung yang masuk ke rumahnya tanpa izin darinya. apa lagi dia tau kalau, Wonyoung menyukai suaminya. Haruto memang manis dan menggemaskan, tapi jika menyangkut tentang penggoda yang berusah menggoda Jeongwoo, dia juga gak kalah sadis dengan suaminya.

"Maafkan aku, tolong lepaskan aku. jangan sakiti aku" Wonyoung bermohon dengan sangat.

"Lah tadinya bukannya kamu sangat arogan saat masuk kesini? kemana saja sikap aroganmu tadi? bukankah kamu bilang ingin menghancurkan rumah tanggaku? aku sih gak masalah kalau kau punya niat begitu. tapi... apa kamu pikir Jeongwoo akan melirikmu? kalau dia melirikmu, itu bisa dia lakukan bahkan sebelum bertemu denganku. tapi dia hanya mengabaikanmu kan?"

Wonyoung hanya terdiam mendengar perkataan Haruto. dia memang sudah lama menginginkan Jeongwoo tapi sekalipun gak pernah dia dilirik. Park Jeongwoo ialah lelaki yang sangat tampan, kaya raya, siapa sih yang tidak akan tergoda dengannya.

"Kalau kamu memang ingin suami seperti Jeongwoo, kamu gak bisa mendapatkannya karna dia sudah jadi milikku. mungkin kamu bisa mencari yang seperti dia, dia luar sana sepertinya ada. KAU.. apa yang kamu lakukan ini sangat tidak pantas, kau sangat tidak beretika. kamu berpikir ingin menghancurkan rumah tanggaku? bagaimana jika hal itu terjadi padamu, ada orang yang berniat menghancurkan rumah tanggamu. apa kamu gak akan sakit hati?"

Mendengar setiap perkataan Haruto, Wonyoung malah menangis. entah apa yang merasukinya. tapi dia merasa, semua yang dikatakan memang benar adanya. dia menyesal dengan kelakuannya itu. dia berpikir kalau merebut sesuatu yang bukan miliknya merupakan bukan perbuatan baik.

"Kamu itu cantik, pasti kamu akan menemukan pasangan yang cocok denganmu. yang mencintaimu sepenuh hati, karna itu berhentilah menangis bentar kecantikanmu malah akan pudar"

"Hiks kenapa kamu sangat baik padaku? padahal dulu aku sudah menghinamu bahkan merendahkanmu"

"Aku juga manusia, tentu saja aku punya hati nurani. aku akan memaafkanmu, karna itu mulai dari sekarang jangan pernah memiliki sikap yang seperti itu lagi"

"Terimakasih banyak! mulai dari sekarang aku akan berubah" seru Wonyoung yang masih sesegukan.

Mendengar apa yang dikatakan Wonyoung, Haruto pun tersenyum dan membantunya berdiri serta mempersilahkan dia duduk di sofa, dia juga mencoba menenangkannya.



Bersambung......

Can the Mafia Fall in Love..?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang