BAB 16

616 48 0
                                    

Setelah semua kejadian yang baru saja terjadi, Haruto merasa sangat lelah dan berniat untuk tidur. dia langsung masuk ke kamar dan merebahkan dirinya di kasur lalu menutup matanya. Haruto tertidur sangat lelap.

Dalam tidurnya Haruto nampak gelisah dan keringat dingin bercucuran membasahi wajahnya. ditengah kegelisahannya itu dia menangis. Hiks.. Hiks.. Hiks.

Jeongwoo yang sudah pulang dari kantor, sedang menatapnya pun kelihatan panik dan segera membangunkan istrinya itu.

"Haru, Haru? bangun sayang" Jeongwoo membangunkan Haruto.

"Eungh Hyung? hyung hiks.. hiks" Haruto langsung bangun dan memeluk Jeongwoo sambil terus terisak.

"Haru kenapa sayang? mimpi buruk hm?" tanya Jeongwoo lembut sambil terus mengusap punggung Haruto untuk menenangkannya.

"Haru mimpi buruk hiks hyung pergi meninggalkan hiks Haru. hyung jahat hiks. Haru udah mohon mohon supaya hyung gak pergi, tapi hyung tetap pergi meninggalkan Haru hikssss"

"Itu cuma mimpi sayang, hyung gak mungkin pergi meninggalkan Haru sendirian"

"Haru takut hyung akan pergi meninggalkan Haru. Haru gak mau kehilangan hyung"

"Hyung gak akan pernah meninggalkanmu sayang. hyung janji"

Jeongwoo mencium lembut bibir Haruto untuk menenangkan istrinya yang masih menangis sesegukan.

"Ayo bangun makan dulu sayang, ini sudah malam"

"Haru gak laper, Haru mau tidur begini saja"

Akhirnya mereka tidur dengan posisi, Haruto diatas tubuh Jeongwoo yang memeluknya dengan sangat erat, seakan akan takut jika dia melepaskan pelukannya maka Jeongwoo akan menghilang.

.
.
.

DING DONG !!!

"Paket"

Haruto baru saja bangun dari tidurnya, pagi itu dia kelihatan malas melakukan berbagai kegiatan. mendengar bel rumah yang berbunyi, dia hendak bangun tapi ditahan oleh Jeongwoo.

"Biar hyung aja, Haru tiduran lagi gih"

Jeongwoo bergegas membuka pintu. disana ia melihat seorang pria yang membawakan paket. pria itu memegang kotak paketnya dimana ada sebuah surat juga yang ada di atas kotak paket itu. melihat kedatangan Jeongwoo, pria itu langsung menyerahkan paketnya.

"Haru, kamu ada pesan barang?"

"Gak hyung, kenapa?"

"Kurir paket anterin ini tadi. hyung gak pernah mesan sesuatu jadi hyung pikir Haru yang mesan"

"Kita buka hyung paketnya biar tau apa isinya" seru Haruto yang penasaran dengan paket misterius itu.

Saat mereka membuka paket tersebut, mereka sangat terkejut karna kotak serta surat itu kosng gak ada isinya. bahkan seorang Park Jeongwoo yang memiliki intelektual tajam pun kebingungan maksud paket kosong yang datang ke rumahnya itu.

Gak mau berlarut larut dalam kebingungan, Jeongwoo mengajak Haruto ke sebuah taman yang pernah mereka datangi dulu yang dipenuhi dengan bunga bunga.

Setelah melihat pemandangan yang sangat indah itu, akhirnya Haruto melupakan mengenai insiden paket kosong tadi. ia melihat bunga bunga yang cantik dan tersenyum bahagia, melihat istrinya yang terlihat bahagia pun Jeongwoo hanya tersenyum.

"Haru? apa kamu bahagia hidup bareng hyung?"

"Kenapa hyung masih bertanya seperti itu? bukankah sudah terlihat jelas? Haru sangat bahagia hyung"

"Terimakasih sudah memilih untuk hidup bersamaku"

Haruto bersandar di bahu lebarnya Jeongwoo. dia justru jauh lebih bersyukur daripada Jeongwoo. karna bisa hidup dengannya jauh membuat dia bahagia, apalagi Jeongwoo selalu memperlakukannya dengan sangat baik, dia sangat bahagia karna itu.

"Hyung?! Haru pengen makan es krim, beliin"

Baru saja berdiri dari duduknya dan hendak pergi ke tempat penjual es krim, tiba tiba ada seseorang yang menabrak Haruto begitu saja. melihat hal itu jelas Jeongwoo sangat panik, mengingat kondisi istrinya yang sedang hamil.

"Ah maaf" seru orang yang menabraknya.

"Tidak apa apa" balas Haruto sambil tersenyum ramah.

"Sayang kamu gak apa apa? ada yang sakit hm?" tanya Jeongwoo yang panik. keliatan lebay sih tapi memang Jeongwoo se protektif itu pada Haruto.

"Gak apa apa hyung, ayo kita pergi beli es krimnya"

Setelah membeli es krim, Jeongwoo langsung mengajak Haruto pulang karna gak mau ada hal yang lebih buruk seperti tadi terjadi lagi.

Sesampainya di rumah mereka merebahkan diri di sofa ruang tamu. Jeongwoo asik menggelitik perut istrinya dan Haruto sangat geli karna itu.

"Hahaha hihihi geli hyung hentikan"

"Jeongwoo, Haru" panggil seseorang yang tiba tiba langsung masuk ke rumah mereka.

"Mama? Haru rindu" Haruto berteriak kegirangan.

Saking girangnya melihat mamanya yang datang, Haruto langsung beranjak dari duduknya dan lari menghampiri Nyonya Park.

"Jangan lari lari sayang, kasian cucu nenek ntar. mama senang kalian kelihatan bahagia. nanti mama akan sering sering berkunjung kemari ya" seru Nyonya Park sambil mengusap perut Haruto.

Akhirnya mereka berbincang bincang cukup lama. setelah hari mulai malam Nyonya Park pun berpamitan untuk pulang. setelah itu Haruto dan Jeongwoo membersihkan diri yang dari tadi belum mandi sejak mereka pergi jalan jalan.

Selesai mandi mereka duduk di kasur, karna belum ingin tidur mereka pun mengobrol.

"Hyung tadi ada Wonyoung yang datang kemari. dia mengendap endap masuk ke dalam rumah kita, dia juga berencana ingin menghancurkan rumah tangga kita katanya"

Jeongwoo terkejut mendengar perkataan istrinya itu. padahal selama ini dia sudah mengatur beberapa bodyguard untuk menjaganya selama dia gak ada.

"Apa dia melukaimu sayang?"

"Mana mungkin dia berani hyung"

"Maaf ya hyung gak bisa menjagamu dengan baik"

"Kamu ngomong apasih hyung? kamu sudah menjagaku dengan sangat baik. jangan merasa bersalah begitu, lihat aku baik baik aja kan"

Cup

Jeongwoo mencium lembut bibir Haruto, lalu melumatnya.

"Mmmmmhhh hyung jangan ahh"

"Aku gak tahan melihat bibir kamu"

"Tapi jangan digigit juga hyung" Haruto merengek.

Cup

Kali ini Jeongwoo hanya mengecup bibirnya.

"Hyung menurut kamu anak kita laki laki atau perempuan?"

"Apapun itu yang terpenting dia adalah anak kita dan hyung harap dia bahagia memiliki orang tua seperti kita"

"Mmmm kamu benar hyung"

Mereka berpelukan dan lalu tidur dalam keadaan yang masih berpelukan.




Bersmbung.......

Can the Mafia Fall in Love..?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang