41A

744 36 0
                                    

Kiara dan Hadi sudah bisa bernafas lega. Pertama, mereka sudah dimaafkan oleh orang tua mereka. Kedua, Anton dan Desi sudah berbaikan,  mereka berdua sudah kembali tinggal bersama. 

Tapi meskipun begitu, Kiara dan Hadi masih tinggal di kota kecamatan. Mereka belum berniat untuk kembali tinggal di kampung. Pasalnya kalau tinggal di kampung tidak bagus untuk kesehatan Kiara, warga kampung tak henti-hentinya menggunjing Kiara. Walaupun dalam hal ini yang salah adalah Kiara dan Hadi, tapi yang kena getahnya hanya Kiara. Entahlah, mengapa orang-orang hanya sibuk mengatai Kiara, dan tidak mengatai Hadi juga.

Besok pagi Desi dan Anton akan berangkat ke Bali. Sebelumnya, mereka sudah mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang, termasuk biaya, tempat tinggal, dan daftar tempat yang akan dikunjungi. 

"Tidur, Sayang. Besok subuh kita mau ngantar Bapak Ibu ke bandara," kata Hadi yang melihat istrinya masih sibuk bermain ponsel.

"Sebentar, Ombe. Ini aku lagi ngurusin media sosial dagangan biar menarik. Beberapa hari ini aku sibuk ngurusin kehidupan sampai lupa ngurusin dagangan," sahut Kiara tanpa menoleh ke arah suaminya. Matanya masih terpaku pada layar ponsel.

Hadi tak lagi bersuara, ia sendiri sudah ngantuk berat, sehingga tak berapa lama ia sudah terlelap. Sedangkan Kiara masih bermain ponsel sambil duduk di atas tempat tidur. 

Begitu selesai mengurus sosial media untuk dagangan, Kiara menaruh ponselnya di atas nakas. Ia lantas menyusul Hadi ke alam mimpi. Ia tak mau kesiangan bangun, pasalnya besok mereka akan mengantar orangtunya ke bandara yang ada di kota Jambi. Jarak dari kampung ke kota Jambi lumayan jauh, sehingga mereka harus bangun sebelum subuh, jam dua dini hari.

Sebenarnya Anton menyuruh mereka untuk tinggal di kampung saja, lumayan menghabiskan waktu jika harus bolak-balik Bulian ke kampung. Tapi Kiara tidak mau tinggal di kampung karena ia masih trauma.

🌿🌿🌿

Hadi dan Anton duduk di depan sedangkan Kiara dan Desi duduk di kursi belakang. Jalanan masih lengang, hanya ada truk-truk batu bara dan mobil-mobil besar lainnya. 

Kiara melirik ibunya yang terlelap sambil memeluk ponsel. Ide briliannya kembali muncul. Setelah memastikan ibunya benar-benar terlelap, ia mengambil ponsel ibunya dengan pelan-pelan.

Karena ponsel ibunya dikunci menggunakan sidik jari, maka ia membukanya dengan menempelkan jempol ibunya ke bagian bulat di belakang ponsel. Ia menghembuskan nafas lega saat ponsel itu berhasil terbuka. Di depan, ayahnya sedang terkantuk-kantuk, sedangkan Hadi sedang fokus mengemudi. Sehingga ia bisa memeriksa ponsel ibunya dengan tenang tanpa takut diinterogasi.

Aplikasi pertama yang ia buka adalah Facebook. Ia langsung membuka kotak pesan, siapa tahu ada petunjuk di sana.

Banyak sekali pesan masuk dari orang yang tidak Kiara kenal, tapi sepertinya ibunya juga tidak mengenal mereka di dunia nyata. Mereka hanya berteman di dunia maya saja.

Kiara memeriksa satu persatu pesan yang masuk. Begitu ia membuka pesan ketiga, matanya langsung melotot tajam. Pesan diurutan ketiga ada dari akun bernama Maya Shofia. Maya Shofia menyuruh Desi dan Anton untuk segera bercerai agar Desi bisa mendapatkan kompensasi alias harta gono-gini dan setelah itu Desi bisa menikah dengan pria kaya raya.

Kiara tidak bisa membaca semuanya sekarang, ia takut ibunya bangun. Oleh karena itu, ia mengambil ponsel dirinya sendiri dan lantas memfoto percakapan tersebut dengan segera. Ia mensekrol percakapan dari bawah hingga ke atas. Jumlahnya ada lumayan banyak, tapi untunglah ia bisa memfoto semuanya.

Setelah itu, ia membuka aplikasi WhatsApp. Di sana, nama Mata Shofia menjadi urutan pertama karena diberi pin oleh Desi. Kiara mensekrol lagi dari bawah hingga atas. Kemudian ia segera memfotonya. Ia akan membaca semua itu nanti ketika sudah di rumah.

Kiara hanya memeriksa dua aplikasi itu saja. Setelah selesai, ia segera mengembalikan ponsel Desi ke tempat semula. Syukurlah Desi tidak terbangun.

Hadi yang sebenarnya tahu perbuatan Kiara, tidak mengeluarkan sepatah katapun. Ia takut suaranya akan membuat mertuanya bangun. Ia tidak mau membuat Kiara dan orangtunya kembali bermusuhan.

🌿🌿🌿

Terpaksa Menikahi Om-om (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang