#Clue day9
#Derana = tabah, menghadapi segala sesuatu.***
Hari ini cuaca cukup terik, di sebuah lapangan golf terlihat seseorang tengah berkonsentrasi menatap menatap bola yang berada di atas tee, semacam alat kecil penopang bola golf di atas rumput. Lelaki itu nampak gemetar, peluh menetes di pelipis, jelas sekali kini dia dilalanda ketakutan.
"Ayo lakukan lagi," perintah Takada terdengar santai memerintah orang di depannya untuk memukul bola.
Tangan gemetar sedikit mengayun tongkat golf tapi belum menyentuh bola, dia hanya memperkirakan pukulan agar tepat sasaran namun golf bukan lah olah raga yang dikuasainya jelas gerakan nampak canggung. Lalu detik berikutnya ia mengayun lagi sekuat tenaga tapi meleset.
Bola putih itu tetap berada di tempat semula, sementara rumput-rumput yang terkena pukulan terlihat berhamburan.
Sebenarnya ini adalah pukulan ke dua yang dilakukan orang itu.
Beberapa orang di sekitar Takada tak berani bersuara, hanya senyuman canggung yang bisa mereka lakukan. Tidak ada gadis-gadis caddy cantik yang biasa berdiri membantu pemain golf yang ada hanya beberapa bodyguard berbadan kekar dengan wajah suram.
"Ampun Tuan!" ucap pria yang sudah gagal memukul bola.
Takada berjalan mendekat "Kuberi satu kesempatan lagi, ayo pukul lagi bola itu!" tunjuk Takada pada bola di atas rumput.
"Tuan Takada," panggil seseorang yang baru datang.
"Hwa Gi, akhirnya kau datang juga. Kemarilah." Takada tersenyum dan melambai pada Hwa Gi namun bagi orang yang sudah nengenal bagaimana temperament Takada, senyuman itu umpama senyuman penyambut sebelum kematian.
Hwa Gi melenggang datang tubuhnya yang dibalut sweter putih itu terlihat proposional dengan pinggang yang kecil. Dia sedikit takut.
"Hwa Gi tadi malam aku menyuruhmu untuk mengawasi dia, tapi mengapa kau malah tidur dengannya?" Takada geram lalu segera merampas tongkat golf dari tangan pria sebelumnya, tanpa aba-aba pukulan menghantam kepala si pria yang tadi gagal memukul bola.
"Aarghh!" Pekikan kesakitan menggema di lapangan.
Bugh! "Sudah kukatakan lakukan dengan benar!" Takada memukul lagi.
Hwa Gi terbelalak saat darah memercik mengenai wajahnya, bahkan sweater putih itu pun juga terkena cipratan darah. Hwa Gi bungkam ketika Takada memukul orang secara brutal di depannya. Pemandangan ini sudah sering dia lihat tapi tetap saja Hwa Gi masih terkejut dan ucapan yang keluar dari mulut Takada terasa tertuju untuknya meski tanganya memukul gusar pada orang lain.
Cukup lama Takada melakukan aksi brutal memukuli orang hingga tak sadarkan diri, akhirnya dia melempar tongkat golf ke tanah lalu berseru, "Bereskan sampah ini! dia sungguh tidak berguna!"
Beberapa bodyguard itu pun melakukan perintah tuannya, menyeret manusia penuh darah yang tergeletak di tanah. Menyerahkan handuk kecil untuk menyeka tangan Takada yang kotor karena keringat dan noda darah.
Hwa Gi masih mematung di tempat, tidak dipungkiri tubuhnya juga sedikit gemetar namun dia harus menghadapi ini dengan derana, entah kesalahan apa yang diperbuat pria malang itu hingga dia dipukuli sebegitu parahnya, bahkan Hwa Gi sedikit ragu apakah orang tadi masih bernafas atau tidak.
"Bersihkan wajahmu!" Takada melempar handuk putih yang tadi dia gunakan.
Hwa Gi reflek menangkapnya lalu berucap, "A-arigatou ... " sambil menyeka noda darah di wajah.
"Kau temani aku bermain." Tunjuk Takada pada Hwa Gi.
Dengan perasaan was-was Hwa Gi menyahut, "Ha'i."
KAMU SEDANG MEMBACA
HWA GI-SSI (END)
FanfictionRuangan berwarna merah dipenuhi wewangian gaharu yang menenangkan, seorang pemuda duduk di atas ranjang dengan pakaian Oiran merah menyala, mata berona merah cantik memasang ekspresi wajah bosan dan tatapan penuh goda. Hwa Gi jelas mampu menggaet si...