38. Pura-pura Bahagia Juga Butuh Tenaga

72 23 1
                                    

Clue #Day38 

#Ajojing 

Dansa berjingkrak. Bukan dansa yang elegan/ballroom standard. Joget yang asal-asalan, biasanya di diskotik/bar dan dilakukan dengan banyak orang.

***

Shin Woo menyeret Jae Han untuk keluar dari restoran sebelum security yang menyeret mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shin Woo menyeret Jae Han untuk keluar dari restoran sebelum security yang menyeret mereka. 

"Lepas!" Jae Han menyentak tangannya lalu masuk ke mobil lebih dulu.

Shin Woo turut masuk ke dalam mobil. "Sebenarnya ada apa denganmu hah? apa kau sebenci itu pada Hwa Gi?"

Shin Woo tak habis pikir dengan tingkah Jae Han, meski mereka berbicara dengan bahasa korea tapi tetap saja kejadian ini memalukan untuk dilihat apalagi jika diantara banyaknya pengunjung ada yang mengerti dengan bahasa mereka, bukankah itu sangat memalukan untuk Hwa Gi. 

"Dari dulu aku masih belum percaya kata-kata Ah ra bahwa Hwa Gi melakukan hal yang menjijikan itu demi uang, tapi sekarang aku menyesal tidak percaya pada gadis bermulut besar itu, karena Hwa Gi memang serendah itu!" ucap Jae Han, sorot matanya tajam dengan kedua tangan mengepal erat.

Shin Woo sempat tertegun selama beberapa detik melihat kemarahan saudara tak sedarahnya ini, sudah lama dia tidak melihat ekspresi marah Jae Han yang seperti ini bahkan ini marah yang berlebihan.

"Jae Han, kau memaki Hwa Gi dengan kata rendahan tapi bukankah kau juga menyukai saat menidurinya? kau menikmati hal yang menjijikan dari Hwa Gi." Shin Woo tersenyum sinis.

Entah kenapa Shin Woo terlalu senang melihat kemarahan Jae Han dan yang bisa memancing amarah itu hanyalah Hwa Gi. Selama lima tahun terakhir Jae Han hidup bagai tanpa emosi seperti orang mati berjalan. Hanya kadang-kadang dia bersemangat saat bekerja di perusahaan, tapi sekali lagi, itu hanya kadang-kadang.

"Apa katamu?" sorot mata Jae Han begitu hidup dengan emosi kemarahan.

"Kau menikmat sisi menjijikan dari Hwa Gi! tapi kau juga marah dengan dengan hal itu," jawab Shin Woo.

Jae Han marah karena Hwa Gi menjual diri hanya demi uang dan bertambah marah ketika Shin Woo mengatakan Hwa Gi juga biseksual padahal itu baru terkaan saja dan semakin tak terkendali ketika melihat Hwa Gi bersama Miki. Jika di Bloomsbury dia mengatasnamakan itu dengan kata bekerja tapi bagaimana jika hidup bersama Miki? apa itu atas dasar kata suka sama suka?

Gila, Jae Han ingin mengumpat di depan Hwa Gi dengan ribuan kutukan. Tidak tahu mengapa, Jae Han bertambah gusar semakin dia memikirkannya semakin ia bertambah kesal.

"Jae Han, sampai kapan kita di sini? ayo jalan," perintah Shin Woo, tapi ucapannya tidak diikuti oleh Jae Han, bahkan Shin Woo ragu, apa ucapanya bisa didengar oleh Jae Han.

"Apa kau ingin kembali ke dalam dan berkata jujur, bahwa kau sebenarnya hanya cemburu dan tak sengaja berkata kasar lalu minta maaf pada Hwa Gi?" Shin Woo berucap tanpa jeda.

HWA GI-SSI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang