11. (Masa Lalu) Rasa Brengseknya Sama

129 29 0
                                    

#Day11 clue
#Sabitah

Sabitah adalah bintang yang dari Bumi, posisinya tampak tetap, tidak bergerak.

Ini merupakan bintang penunjuk arah bagi nelayan.

Ini merupakan bintang penunjuk arah bagi nelayan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Author pov

==========

"Apa kau kenal dengan buku ini? Hwa Gi-ssi?" tanya Jae Han sambil tersenyum jahil.

Secepat kilat Hwa Gi hendak merampas buku harian miliknya, tapi gerakannya kalah cepat saat lengan Jae Han terangkat keatas, buku bersampul merah di junjung tinggi olehnya. Tinggi mereka hampir sama, namun tangan panjang Jae Han begitu lihai menghindar, menjauhkan buku itu dari sang pemilik yang kini belum menyerah. "Kembalikan bukuku!" geram Hwa Gi.

Walaupun ukuran tinggi mereka hampir sama tapi tenaga Jae Han kalah jauh dengan si anak baru, beberapa kali tubuhnya terdorong. Pada akhirnya hanya tatapan kesal yang bisa ia lancarkan.

"Jika kau menginginkan ini, maka ikut aku sekarang, atau ...." Jae Han tidak meneruskan kalimatnya.

"Atau apa?" Sentak Hwa Gi khawatir.

"Atau aku akan membacakan puisi-puisi indah yang ada di dalam buku ini dan mengatakan kepada siapa ucapan-ucapan manis ini ditujukan!" ujar Jae Han pelan hampir berbisik.

"A-apa kau membacanya?" tanya Hwa Gi terdengar takut.

"Pertanyaan bodoh! tentu saja aku membacanya," sahut Jae Han.

"Itu sangat tidak sopan, buku itu privasiku!" gerutu Hwa Gi.

"Yah ... siapa suruh kau menjatuhkam buku rahasiamu ini, ini pertanda kalau kau harus jadi budakku di sekolah ini."

Jae Han keluar dari dalam kelas, diikuti oleh langkah Hwa Gi yang berat dan pasrah. Seretan kakinya begitu lambat serasa membawa puluhan kilo beban. Tatapannya kosong tak fokus dengan arah jalan bahkan beberapa kali bahunya tertabrak oleh murid lain yang sedang berlarian di koridor namun tak ada reaksi dari pemuda malang ini.

"Kenapa nasibku jadi begini? aku tidak kaya, wajahku juga tidak tampan, aku juga cukup tahu diri untuk tidak menyatakan perasaanku pada orang yang ku suka. Tapi mengapa dari sekian banyak orang, buku itu harus jatuh ke tangan si berandal ini? " Monolog Hwa Gi dalam hati.

"Hoy! mata empat jalanmu lambat! apa perlu aku ke sana lalu menyeretmu?" sentak Jae han, ia berjalan lebih dulu beberapa langkah dari Hwa Gi lalu berbalik, tangan kiri masuk kedalam saku celana sedangkan tangan kanan terangkat dengan buku berada di jepitan jemarinya.

Hwa Gi tersadar dari lamunan, kini mereka sudah berada di dekat tangga menuju balkon atap sekolah. Tempat ini sepi sangat jarang ada murid lain berada di sini. Si kutu buku berjalan cepat ke arah Jae Han. "Kembalikan bukuku! apa yang kau mau hah?" geram Hwa Gi kesal. Mereka kini berdiri berhadapan saling adu pandang menantang.

HWA GI-SSI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang