29. (Masa Lalu) Ayo bertahan sedikit lagi

103 24 3
                                    


#day29

#An Sich

 An sich adalah sebuah istilah dari bahasa Jerman yang secara harfiah berarti: "pada dirinya sendiri", "pada hakekatnya" atau "harfiah". Konsep filsafat "Ding an sich" diperkenalkan oleh sang filsuf Prusia Immanuel Kant.

 Konsep filsafat "Ding an sich" diperkenalkan oleh sang filsuf Prusia Immanuel Kant

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

 Keadaan Hwa Gi kini terlihat begitu mengganaskan, dia pingsan dengan posisi tengkurap, bagian bawahnya tidak tertutupi apa pun. Bagian lubangnya terlihat lengket, penuh sisa cairan kebrutalan dua manusia brengsek. 

Hwa Gi terbangun dari tidur lelapnya. Kini ia tengah berada di dalam mobil, bersama Eunhyuk yang duduk di sampingnya. Dia merasakan nyeri yang luar biasa pada seluruh tubuh, segala persendiannya terasa sakit terutama bagian bawah tubuhnyq. Hwa Gi melihat ke luar jendela, ia sedikit mengenal jalanan ini meskipun keadaan sudah sangat larut. 

"Kemana kalian akan membawaku?" Hwa Gi mengeluarkan suaranya yang serak hampir hilang. 

"Memastikan kau tidak mati di tempat kami," jawab Taehoon yang duduk di samping pengemudi.

Saat sudah dipastikan mereka sampai di jalanan yang sangat sepi mereka menghentikan mobil. Eunhyuk turun dari mobil lalu membuka pintu sebelah kanan di mana Hwa Gi berada, ia menarik Hwa Gi keluar lalu mendorongnya ke arah trotoar membuat Hwa Gi yang lemah tidak dapat menahan tubuhnya sendiri akhirnya jatuh terjerembab. Eunhyuk kembali masu, Taehoon membuka setengah jendelanya lalu berteriak, "Pergilah kau ke neraka." Dengan tawa meremehkan pada akhir kalimat.

Hwa Gi yang an sich sudah tidak mampu melakukan apapun, hanya berusaha untuk bangun menopang tubuhnya sendiri. Ia berusaha untuk tetap mempertahankan kesadaran di tengah hawa dingin dan juga rasa sakit menghantam tubuhnya secara bersamaan. Lama-kelamaan ia seperti mati rasa. Hwa Gi berjalan menyusuri jalan, beberapa kali ia melihat mobil yang melintas dan berusaha meminta bantuan namun tidak ada satupun yang berhenti. Hwa Gi tahu jalanan ini merupakan jalanan yang tidak terlalu jauh dari sekolahnya. Namun tidak mungkin ia berjalan ke arah sekolah, tentu saja ia harus berjalan ke arah berlawanan yaitu menuju rumahnya. Hwa Gi melihat sebuah halte bus dari kejauhan berusaha berjalan tertatih.

Dia terduduk di halte bus dengan sangat putus asa, melihat mobil yang berlalu lalang rasanya ingin berlari dan menabrakkan diri di sana. Hwa Gi duduk dengan tatapan kosong dengan luka memar di wajahnya nampak membiru. Tak lama kemudian sebuah bus berhenti dan Hwa Gi reflek memasuki bus. 

Sopir bus melihat tampilan Hwa Gi yang berantakan dengan seragam sekolah dan wajah memar itu jelas membuat orang berpikir negatif tentang Hwa Gi. "Anak muda, ini terlalu pagi untuk sekolah, memangnya kau mau kemana?"

Hwa Gi hanya berjalan menuju kursi paling belakang tanpa menjawab. Dia duduk lalu menyandarkan kepalanya pada jendela bus dan menutup matanya. Kepalanya terasa sangat berat, bukan hanya kepalanya karena an sich hidup juga jalan pikirannya lebih berat. Rasa trauma karena penyiksaan dari ayahnya tidak sebanding dengan apa yang baru saja ia alami. Jika pada awalnya ia akan selalu bangkit lalu berkata bahwa ia harus bisa melanjutkan hidupnya, kini Hwa Gi justru merasa bahwa tidak ada lagi alasan untuknya bertahan. Semuanya sudah terlalu hancur. Hidup yang an sich sudah tercoret tinta hitam bagaikan benang kusut di atas kertas putih, kini tinta itu bukan hanya mencoretnya secara acak tapi juga tumpah ruah membuat kertas itu menjadi hitam, kelam dan gelap tanpa celah.

HWA GI-SSI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang