DWTLY #4: Jinan-Jevano

130 14 0
                                    

Kurang kebih sudah 3 bulan lebih Aleon bersedih dengan hati yang tidak tenang, hari ini dia bisa berteriak lega, perasaan gelisah dan takutnya sudah benar-benar menghilang

"Le, seneng banget kayaknya, kenapa sih?" Tegur Jaenan yang baru kembali dari kantin membawa dua bungkus makanan, mereka sedang bosan di kantin

Aleon hari ini memancarkan aura kebahagiaan yang bisa membuat orang lain yang melihatnya otomatis ikut tersenyum, semua orang merindukan Aleon si pembawa kehangatan bagi yang mereka

"Jaenan! Ibu sehat, Jaen!" Aleon memekik gembira dengan senyum penuh, Jaenan bangkit dari duduknya, ia ikut terkejut mendengar kabar baik itu

"Sumpah, Le! Selamat buat kesehatan nyokap lo, gue ikut seneng dengernya!" Jaenan bergerak memeluk Aleon erat, siswa yang ada di kelas melihat mereka dengan penuh senyum, mereka mungkin tidak tahu ada apa di antara keduanya tapi mereka tahu seperti apa hubungan keduanya, sahabat yang persis saudara

"Al!" Panggil salah seorang siswa, keduanya mengalihkan atensi mereka padanya

"Selamat ya!" Ucap semua siswa di sana, mereka tak sedekat itu dengan Aleon ataupun Jaenan, tapi prinsip kelas mereka itu, kalau ada yang bahagia kita harus turut bahagia, kalau sedih harus turut bersedih, makanya waktu mereka kemarin tahu Aleon sedang tak baik-baik saja, mereka tidak melakukan rutinitas konser kelas seperti biasa

Aleon dan Jaenan tersenyum bahagia, pokonya hari ini adalah hari terbaik dalam beberapa bulan terakhir

***

"Le, lo sama Jinan gimana? Beneran end nih?" Tanya Jaenan dengan mulut penuh makanan, Aleon yang membayar makanan mereka, katanya mau merayakan kesembuhan sang ibu

Aleon yang sudah selesai makan mengalihkan pandangannya dari hpnya, "Hm, iya, emang kenapa? Lo kecewa karena gue nyerah gitu aja?" Aleon memasang wajah takutnya, Jaenan kalau lagi gak mood bisa lebih parah dari Aleon soalnya, Jevano pun belum tentu bisa nenangin

Jaenan buru-buru meminum jusnya, "Enggak Le, enggak! Sumpah, gue seneng parah karena lo bisa segampang itu ngelupain Jinan, salut gue, Le!" Jaenan benar-benar senang, bahkan dia heboh sendiri

Aleon tertawa dengan kelakuan temannya itu, ada-ada saja Jaenan ini, ya walau Aleon tahu segemas apa Jaenan mencoba memisahkan dirinya dari Jinan selama ini

***

"Jinan! Lepas anjir! Lo gila ya, sakit be—"

"Berisik Jaenan, udah lah, lo tenang dulu, gue cuma butuh waktu sebentar"

Jaenan sedang menunggu Jevano di depan gerbang sekolah selepas bel pulang tadi, secara mengejutkan Jinan datang dan membawa Jaenan ke area belakang sekolah, untung sekolah sudah lumayan sepi jadi ocehan Jaenan tidak terdengar oleh siapapun

"Ck! Ya udah apaan, gue gak punya banyak waktu buat lo! Buruan!" Selain karena Aleon, Jaenan sendiri sebenarnya sudah lama tidak menyukai Jinan, menurutnya pemuda itu terlalu sok, kasar, dan tidak berperikemanusiaan, kalau dia bilang sih satu spesies sama babi hutan

"Gini, gue mau lo diem sampe gue suruh komentar, sebelum itu, lo jangan buka mulut, ngerti?" Jaenan malas menanggapi, dia hanya menatap Jinan tidak minat

"Gue butuh temen lo" Jaenan mengerutkan dahi, temannya? apa maksdunya?

"Siapa?" Tanyanya to the point, tangan yang tadinya ia sedekapkan didada dibawa turun

"Ale—"

Tubuh Jaenan membeku ditempat, "Lo gila ya?! Mau ngapain lo? Lo butuh apanya Aleon, hah!? Jawab!" Jaenan mendekat pada Jinan, didorongnya Jinan hingga menabrak sebuah batang pohon

Difficult Way To Loving You | JichenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang