DWTLY #17: Peduli Tapi Formalitas

240 29 3
                                    

Jinan baru kembali dari membeli makan, tepat di jam makan malam, ia berjalan ke meja makan, meletakkan apa saja yang ia beli

Baru saja hendak mengambil piring untuk makan, ibunya datang dari arah dapur dengan tumpukan piring dan gelas, "Ji, kamu mending panggil Aleon aja, biar ibu yang nyiapin makanan"

Jinan menyalimi ibunya, mengangguk kemudian segera menuju kamarnya

"Oh iya! Ji, tolong sekalian kamu tanyain keadaannya gimana, tadi sempet kram jadi ibu suruh istirahat" Pesan sang ibu yang baru mengingat keadaan Aleon

Dibukanya pintu kamar itu, gelap dan hanya diteradapat Jinan lihat Aleon tengah berbaring membelakangi pintu, anak itu berbaring dengan posisi meringkuk, kentara sekali ia merasa sakit

"Al, bangun, makan malem dulu" Ucapnya setelah menyalakan lampu kamar, berjalan menghampiri Aleon ke sisi anak itu

Jinan mengernyit mendapati Aleon yang ternyata tengah menangis tanpa suara, ia kira anak itu tidur, "Hei... Sakit banget? Mau ke dokter?" Jinan berjongkok didepan Aleon, merapikan rambut-rambut Aleon yang berantakan

Aleon membuka matanya melihat Jinan disana, ia pikir yang masuk ibu Jinan jadi ia hanya tidur, "Shh... Dari kapan lo balik?" Tanya Aleon yang mengubah posisinya menjadi duduk, mengusap air matanya

"Barusan" Mata Jinan menelaah wajah didepannya itu, menghela nafas saat tahu kalau Aleon menutupi rasa sakitnya

Aleon hanya mengangguk, "Ya udah, ayo ke luar, makan kan?" Sebenarnya kramnya itu masih terasa, berdiri saja rasanya tak kuat, maka dari itu ia dengan susah payah berdiri, walau berakhir oleng

Dengan sigap serta karena jarak yang dekat, Jinan menangkap tubuh itu sebelum terjatuh, wajah yang sudah berada tepat sangat dekat dengannya tampak memejamkan matanya menahan nyeri perutnya, Jinan perlahan membawa Aleon kembali duduk di kasur

"Lo bisa jalan? Gak mau ke dokter aja?" Tanyanya sekali lagi, Aleon menunduk meratapi kram perutnya, ia menggeleng sebagai jawaban Jinan

"Yakin? Gue bilang ibu buat bawa makan ke sini aja kalo gitu" Putusnya melihat Aleon yang tampak lemah, tapi belum ada sedetik, Aleon sudah menahan tangan Jinan dan menatap yang lebih tinggi memohon

"Gak usah, gue sanggup kok" Bohong sih, tapi mau bagaimana, ia tidak mau merepotkan ibu Jinan

"Ck, udah lo kalo gak kuat diem aja" Decak Jinan dan langsung berlalu ke luar kamar, lalu kembali lagi dengan nampan makanan

Jinan meletakkan nampan itu dan sedikit mengaduk sup dan mencampurnya dengan nasi, pergerakan itu tidak luput dari pandangan Aleon, situasinya sedikit dibuyarkan saat ibu Jisung bersuara dari depan pintu

"Nak Aleon, habis makan langsung istirahat, kamu besok gak usah ke sekolah kalau masih sakit" Lalu pergi setelah menyampaikan pesan itu

Kembali pada momen yang tadi, Jinan dengan santai membawa sendok penuh makanan itu kedepan Aleon, namun anak manis itu hanya diam dan memandang sendok didepannya

"Makan" Titah Jinan singkat, bukan apa-apa, ibunya tadi menyuruh menyuapi Aleon, katanya Aleon perlu perhatian lebih diusia kehamilan muda ini

"Ada yang lain gak kak? Gue mual nyium makanannya" Aleon langsung menutup mulut berbarengan dengan hidungnya menggunakan satu telapak tangan, memalingkan wajah ke samping agar tidak mencium aroma makanan didekatnya

"Lo mau dibeliin apa?" Tanya Jinan setelah memasukkan sendok tadi ke dalam mulutnya, ia juga lapar

Aleon menggeleng, "Gak mood makan" Jawabnya masih memalingkan wajahnya

Difficult Way To Loving You | JichenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang