"Hai, manis" Sapa Gio meletakkan gelas minuman yang dibawanya dihadapan orang yang ia panggil manis itu
Orang itu hanya melihat gelas serta Gio bergantian, merasa tak begitu nyaman karena Gio orang asing baginya
Gio yang menyadari itu langsung sukarela memperkenankan dirinya, "Oh iya, nama gue Yanggio, panggil Gio aja atau mau sayang juga boleh, gue temennya Jinan, lo pasti Aleon kan?" Percayalah kalau Gio itu topnya orang friendly yang tidak kenal tempat
Aleon, pemuda itu masih terdiam, menatap Gio dengan menelisik, siapa tahu Gio maunya nyulik dia kan Aleon berjaga-jaga saja
"Nanti gue bilangin Jinan deh kita ketemuan" Gio masih berusaha meyakinkan Aleon kalau dia bukan orang yang jahat seperti tampangnya
Aleon hanya diam walau sudah tak lagi melihat kearah Gio, ia memilih mengaduk-aduk gelas berisi yogurt pemberian Gio tadi
Gio menganggap itu sebagai tanda dirinya sudah diperbolehkan duduk disebelah anak manis itu
Selama beberapa menit Gio hanya bertumpu tangan melihat Aleon dengan senyum yang tak surut-surut, Aleon yang merasa risih pun membuka mulut
"Kak, mau lo disini ngapain sih?" Kesalnya sembari menatap tajam Gio, bukannya takut, Gio justru tertawa gemas melihat Aleon bertingkah lucu didepannya
Oh ya, kenapa dia panggil Gio dengan sebutan "kak"? Karena kebanyakan teman Jinan itu lebih tua dari dirinya, sudah pasti tepat untuk memanggil begitu
"Gak ada, cuma mau liat lo dari deket gini, manis" Senyum yang makin lebar Gio tampakkan setelah kalimat itu selesai
Aleon memutar mata malas, jawaban yang sangat tidak menjawab apapun
"Serius kak!" Aleon serius kesal sekarang, dia kan niatnya mau me time weekend ini karena setiap weekend ada saja kejadian yang terjadi, eh sekarang malah dihadapkan dengan Gio
"Ya ini gue juga serius" Rasanya wajah indah Yanggio mau sekali Aleon ulek jadi sambal buatan bibinya
Melihat sebelah tangan Aleon sudah terangkat, Gio memundurkan posisi tubuhnya yang tadi condong kearah Aleon, menarik senyum perdamaian pada Aleon
"Oke deh, gak ganggu lagi" Aleon baru mulai merasa tenang karena Gio yang sudah duduk normal serta memandang kearah lain harus kembali dikejutkan
Nyatanya Gio tidak bisa hanya berdiam diri tanpa menghadap kearahnya
"Ale, mau tau gak—"
"Gak" Potongnya kesal
Tapi sama Gio ya diterobos saja, "Kemaren malem, cowok lo di mansion kayak pasien RSJ kabur, berantakan parah" Cerita Gio dengan cukup ekspresif, Aleon yang mendengarkan mengernyit heran sekaligus penasaran
"Gue gak punya cowok" Masih dengan nada kesal Aleon merespons
"Ck, dianggep apa si Jinan itu, heh!" Omel Gio mendorong lengan Aleon cukup kencang
"Bukan cowok gue, kak" Jelas Aleon sambil mengusap lengannya yang agak kebas didorong Gio tadi
"Bodo amat, yang penting kata gue sih lo liatin si Jinan, miris hidupnya, orang kaya tapi hidup kayak orang susah" Gio geleng-geleng kepala mengingat-ingat sosok Jinan dikepalanya
Aleon mengerjapkan matanya berkali-kali, apa yang salah dengan Jinan, di sekolah anak itu bahkan terlihat lebih dari sangat baik
"Anjing, telat! Maaf ya manis, gue harus ambil titipan cowok lo, dadah!" Pamit Gio dengan acakan pada rambut Aleon sebagai pemanis yang nyatanya membuat Aleon kesal lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
Difficult Way To Loving You | Jichen
Genç KurguApa yang ada di pikiran kalian ketika terbesit kata "tingkat akhir SMA"? Bukankah semacam bersenang-senang dengan teman, belajar untuk ujian akhir, dan berbagai macam kegiatan sekolah yang tak ada habisnya? Juga perasaan untuk bersenang-senang selay...