"Pagi anak-anak!" Sapa sang guru memulai pembelajaran
"Pagi bu!" Jawab serempak murid-murid di kelas itu
"Baiklah, ibu cek presensi dulu, abis tuh kita belajar materi baru" Ucap ramah sang guru yang mendapat respons penolakan dari isi kelas itu, sangat guru hanya bisa tersenyum
Sang guru mengecek kehadiran tiap murid dengan seksama, Jaenan yang hari ini tidak bersemangat mengikuti kelas hanya melamun sembari menatap keluar kelas
"Selanjutnya, Jaenan Widjaja! Jaenan!" Panggil sang guru dengan pengulangan karena tidak menerima respons dari Jaenan
"Nan" Tegur seseorang di sebelah Jaenan, menyadarkannya dari lamunan dan mengalihkan perhatian ke depan kelas
"Hadir" Jawabnya tanpa semangat, bahkan yang lain mulai membicarakan Jaenan tipis-tipis
"Jaenan, kamu sakit?" Tanya sang guru dengan raut wajah agak-agak cemas, anak-anak lain juga ikut melihat kearah Jaenan
Jaenan hanya menggeleng sebagai jawaban, sang guru mengangguk mengerti kemudian melanjutkan
"Nan, mau nanya" Ujar seorang murid yang duduk didepan Jaenan
"Hm" Mendapat jawaban, orang itu melanjutkan
"Aleon mana? Gue ditanyain guru-guru tiap lewat depan, udah mau seminggu dia gak masuk, gak ada keterangan lagi" Tanyanya panjang, dia adalah sekretaris kelas, tugasnya sudah pasti memastikan kehadiran tiap teman-teman kelasnya
"Gue juga gak tau" Jaenan menjawab dengan nada yang memilukan hati, entahlah dia juga tidak tahu Aleon kenapa
Tak ada lagi percakapan, sampai temannya itu kembali berbicara dengan nada layaknya orang yang menemukan sesuatu yang bagus,
"Jinan! Nan, kalo misalnya Aleon diapa-apain Jinan? Bisa aja kan? Soalnya kata sekretaris kelasnya Jinan, itu orang juga gak masuk, barengan kayak Aleon"
Jaenan baru menyadari itu, apalagi dengan obrolan keduanya di belakang sekolah waktu itu, kenapa dirinya tidak kepikiran sampai sana? Aduh bisa-bisa Aleon dalam bahaya? Jaenan tiba-tiba cemas akan sesuatu yang belum tentu benar
"Tapi gue gak tau dia hari ini masuk apa enggak" Akhirnya sebelum berbalik badan memperhatikan guru yang sudah mulai menjelaskan materi baru di depan sana
Jaenan tidak ada pilihan selain mengikuti pelajaran, dia akan memastikan sendiri saat jam istirahat nanti, tidak peduli Jinan masuk atau tidak, dia hanya mau Aleon baik-baik saja
***
Jaenan berjalan ke kelas Jinan dengan raut wajah yang sarat akan kemarahan, anak-anak lain yang ia lewati sepanjang menuju ke kelas Jinan mempertanyakan ada apa dengan dirinya, tidak biasa seorang Jaenan seperti ini
Sesampainya di sana, Jaenan membuka pintu kelas dengan tidak santai sehingga menimbulkan suara kencang, siswa-siswi didalam mengalihkan perhatian mereka ke pada Jaenan yang ada di pintu kelas mereka
"Mana Jinan?!" Tanya Jaenan dengan nada tak terkontrol, menahan emosi yang udah di puncaknya memang tidoa mudah
"Mana temen anjing kalian itu?!" Ulangnya lagi dengan lebih emosi, bukannya tidak mau menjawab, melihat aura Jaenan saja sudah mampu membungkam mulut mereka sehingga tidak mau terbuka
Untungnya itu kelas Jinan ini berada di ujung koridor, sehingga tak banyak orang yang berlalu lalang di sekitar kelas itu
"Ji-Jinan tadi-" Seseorang mencoba menjawab Jaenan sebelum suara lain menginterupsi perhatian di sana
KAMU SEDANG MEMBACA
Difficult Way To Loving You | Jichen
Teen FictionApa yang ada di pikiran kalian ketika terbesit kata "tingkat akhir SMA"? Bukankah semacam bersenang-senang dengan teman, belajar untuk ujian akhir, dan berbagai macam kegiatan sekolah yang tak ada habisnya? Juga perasaan untuk bersenang-senang selay...