"Le, lo beneran mau terima hukuman?" Tanya Jaenan sedikit tak yakin dengan Aleon, biasanya Aleon akan memberikan seribu satu alasan untuk bebas dari hukumam guru, tapi kali ini tidak, Aleon bahkan dengan pasrah mengiyakan, bagaimana Jaenan mau percaya ya kan?
"Iya, beneran, lagian emangnya lo bisa ngelawan pak Sahan" Memang iya, hanya pak Sahan satu-satunya guru yang tidak berani Aleon lawan, kalau salah bicara sedikit saja didepan beliau, besok nilai pasti akan mati
"Gue temenin gimana?" Tawar Jaenan sembari terus mengekori Aleon ke kantin
"Gak usah, alergi lo kambuh gue yang kena marah ayang lo, Jaen" Peringat Aleon terang-terangan, Jaenan memajukan bibirnya, berharap bisa membujuk Aleon
"Gak usah melas lo, tenang aja sih, apa coba yang Aleon gak bisa, beberes doang ini" Ucapnya mencoba meyakinkan Jaenan
Jaenan berakhir hanya bisa menghela nafas pasrah, "Ya udah... bu es tehnya dua, ya" Jaenan memilih untuk memesan minum saja
Setelah mendapat pesanannya, Jaenan bergegas menyusul Aleon yang sudah lebih dulu duduk di salah satu meja kantin
Jaenan mengambil duduk bersebelahan dengan Aleon, menyeruput sedikit es teh tersebut, Aleon yang melihat itu hanya bisa memutar matanya jengah, pasti Jaenan mau ngomel lagi
"Gue tau cuma beberes, masalahnya itu, lo gak pernah bersih-bersih, Chandra Aleon" Jaenan berucap penuh penekanan, yang sebenarnya dia khawatirkan ya ini, seorang Aleon bersih-bersih, bayangin aja dulu
Aleon mengusap lehernya yang tidak gatal, Jaenan tidak salah, tapi itu seharusnya bukan masalah besar kan? Hanya bersih-bersih tidak sulit kan?
"Lo liat aja lah, gue yang gak tau bersih-bersih gini pasti semua bakal aman, Aleon kan gak pernah gagal, gue kinclongin se sekolah juga bisa, santai" Aleon menepuk dadanya memperlihatkan bahwa dirinya percaya diri tingkat tinggi, tinggal Jaenan percaya semua beres, sekiranya itu yang Aleon harapkan
Jaenan mengangguk pasrah, "Seenaknya lo aja deh, Le, gak ngerti lagi gue mau ngomong kayak gimana lagi" Aleon menahan tawanya melihat Jaenan yang menyerah membujuknya kali ini, ya lucu saja
***
Hukuman yang diberikan pak Sahan adalah membersihkan lapangan rumput belakang sekolah dan mengecek kelengkapan isi gudang sekolah, ini pertama kalinya pak Sahan memberi hukuman banyak seperti ini
Gak tanggung-tanggung, lapangan belakang itu luas sekali, belum lagi gudang sekolah yang mirip dengan tempat menyimpan gandum (lumbung)
KAMU SEDANG MEMBACA
Difficult Way To Loving You | Jichen
Teen FictionApa yang ada di pikiran kalian ketika terbesit kata "tingkat akhir SMA"? Bukankah semacam bersenang-senang dengan teman, belajar untuk ujian akhir, dan berbagai macam kegiatan sekolah yang tak ada habisnya? Juga perasaan untuk bersenang-senang selay...