Hari ini Aleon akhirnya masuk sekolah, itupun karena abangnya yang kemarin malam kembali ke Indonesia, mau tak mau dia harus berangkat, jika tidak, abangnya akan mengadu pada ayahnya dan berakhir kena omel dan hukuman
Tapi entah mengapa, justru Jaenan yang belum terlihat di pagi hari ini, biasanya anak itu akan datang lebih dulu darinya, bahkan bisa menjadi yang pertama di kelas
Aleon merasa bosan sehingga dia memutuskan untuk keluar, menikmati sejuknya angin pagi di taman sekolah, spot di sekolahnya yang paling sepi dan jarang dikunjungi orang
Dia duduk di sebuah bangku taman, tidak ada yang ia pikirkan, hanya murni menikmati dan mengagumi keindahan taman sekolah ini
Cup
Ada seseorang yang tiba-tiba datang dan mengecup pucuk kepalanya, Aleon reflek menoleh, sekaligus merasa tidak suka depan perlakuan kurang sopan itu
Baru mau membuka mulut, orang itu sudah membungkamnya dengan kecupan sekilas di bibirnya, Aleon otomatis menjauh setelah mendapat perlakuan seperti itu
"Ka— Mmph!" Orang itu kembali mengecup bibirnya, kali ini sedikit lebih lama, membuat Aleon agak kesal dengan orang itu
"Kenapa sih! Gak usah tiba-tiba bis—" Aleon memejamkan matanya paksa, lagi-lagi orang itu menciumnya, bahkan lebih banyak
Cup
"Kak!"
Cup
"Udah ah!"
Cup
"Cukup! Cukup, stop!"
3 kali kecupan diterima bibirnya, Aleon memundurkan duduknya sampai ujung bangku taman, sehingga keduanya tampak duduk berjarak, dia di ujung bangku dan orang itu juga di sisi satunya
"Jinan! Apaan sih! Sopan lo gitu? Ish!" Protesnya pada Jinan, iya itu Jinan, pasti ketebak dengan mudah kan? Orang yang sedari tadi dengan tidak sopannya mendekatinya, menciumnya, dan lain-lain hal yang membuat Aleon risih dari tadi
"Lo kemana aja? Kata anak kelas, lo seminggu ngilang" Jinan senantiasa menatap lurus dengan tampang datar khasnya itu, Aleon bahkan menganggapnya menjijikkan
Aleon hanya diam menatap Jinan dengan tatapan yang sulit diartikan, ia tidak tahu ingin menjawab apa dan memang tidak ada niatan menjawab juga
Jinan berganti melihat kearah Aleon, tersenyum sebentar, "Takut sama gue? Hm?" Aleon lagi-lagi merinding mendengar suara rendah itu menusuk indra pendengarannya, mengerikan memang
Aleon benar-benar membisu, dia tak tahu harus bagaimana dengan Jinan sekarang, ketika berada didekat lelaki itu, dia merasa canggung tidak sama seperti dulu
"Ck, temen lo, Jaenan, bikin keributan di kelas gue, temen lo rese ya?" Jinan berkata seolah hal itu murni hanya kesalahan Jaenan, ringan sekali mulut itu berkata buruk mengenai Jaenan
Amarah Aleon meluap, tak ada yang boleh menjelekkan Jaenan, dan Jinan lebih dari berani untuk melakukan itu di depan Aleon langsung
Aleon bangkit, berdiri di hadapan Jinan, "Jaga omongan lo, Jinan!" Ucapnya penuh penekanan, menunjuk Jinan tepat di wajahnya
Aleon memutuskan untuk kembali ke kelasnya, malas berdua dengan Jinan di taman, rasanya terlalu indah untuk hanya berdua dengan orang brengsek, udaranya jadi memburuk
Grep
"Mau kemana, Al? Gue belom selesai" Jinan berdiri, sedikit menarik Aleon membawanya berdiri didepannya, sehingga mereka berhadapan, dengan tangan Aleon yang masih dipegang Jinan
KAMU SEDANG MEMBACA
Difficult Way To Loving You | Jichen
Teen FictionApa yang ada di pikiran kalian ketika terbesit kata "tingkat akhir SMA"? Bukankah semacam bersenang-senang dengan teman, belajar untuk ujian akhir, dan berbagai macam kegiatan sekolah yang tak ada habisnya? Juga perasaan untuk bersenang-senang selay...