Weekend adalah waktu yang semua orang tunggu, terutama bagi mereka yang sehari-harinya selalu ada saja yang dikerjakan ataupun dilakukan, yang ke kantor bisa menghabiskan waktu dengan keluarga mereka, yang terlalu semangat bekerja dapat beristirahat, dan para siswa yang bersenang-senang melepas penatnya sekolah
Kali ini semua waktu lenggang itu tidak berarti bagi otak Aleon, padahal ini masih sangat pagi untuk memikirkan banyak hal
"If you crying like this, gue jadi beneran takut ada yang lain di tubuh lo"
Entah mengapa kalimat itu terus menggema di kepalanya, bahkan sudah dua hari ia terus menjauh dan menghindar dari Jinan, jelas dia tidak mau lagi berurusan dengan laki-laki itu, dia mau menganggap hubungan mereka sebagai orang asing, dan lucunya, sejak awal bertemu, Aleon sudah menganggap akrab Jinan
"Argh!" Aleon mengerang frustrasi, mengacak rambutnya, memutuskan beralih melihat hpnya
***
Dengan perasaan yang masih mencoba mengira-ngira apa yang terjadi di kafe, Aleon pun akhirnya tiba di sana, mendorong pintu kafe dengan lonceng pintu yang berbunyi menandakan ada yang masuk, karena sedang tidak terlalu banyak orang, Aleon dengan mudah menemukan Jaenan
Ia menghampiri Jaenan, menepuk pundak yang sedang membelakanginya itu, "Baa!! Kaget gak lu!" Kejutnya, bahkan Jaenan yang sepertinya tadi sedang melamun hampir menjatuhkan gelas minumannya
"Astaga Le! Ya Tuhan, gak ngerti lagi, speechless gue ah!" Dengusnya sebal dengan raut wajah kesal yang dipastikan kalau ada Jevano di sana akan di hap langsung pipi itu
"Ada apa sih? Kok lo heboh banget? Si anjing siapa?" Jaenan langsung memijat pelipisnya, anak ini baru datang sudah memberinya banyak sekali pertanyaan
"Tadi ada Jinan di sini, ke toilet bentar orangnya"
Aleon mendengarkan sembari mengangguk-angguk mengerti, dia tidak ada niatan untuk duduk, maunya sebentar saja disana, sesudah bertemu Jinan dia akan langsung pergi, lagipula ia tidak sudi untuk melihat wajah Jinan ataupun berdekatan dengan pria itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Difficult Way To Loving You | Jichen
Teen FictionApa yang ada di pikiran kalian ketika terbesit kata "tingkat akhir SMA"? Bukankah semacam bersenang-senang dengan teman, belajar untuk ujian akhir, dan berbagai macam kegiatan sekolah yang tak ada habisnya? Juga perasaan untuk bersenang-senang selay...