DWTLY #3: Tanpa Sadar Hilang Rasa

154 12 0
                                    

"Le, Jevano ngajak gue ke galeri museum!"

"Hm"

Jevano dan Aleon sekarang sedang berada di pinggiran lapangan basket outdoor, menunggu tim yang dibagi guru olahraga mereka dalam permainan basket kali ini

"Katanya, dia mau sesekali ngedate sama gue, biar sweet kayak couple-couple yang lain gitu" Jaenan memeluk dari samping tubuh Aleon saking senangnya membayangkan dirinya berdua dengan Jevano

Merasa tidak mendapat respons apapun dari Aleon, Jaenan mengalihkan pandangannya, dilihatnya wajah Aleon yang jauh lebih murung dari biasanya, dipukulnya lengan temannya itu

"Kenapa lagi? Jinan?" Tebak Jaenan yang bisa dikatakan tepat sasaran

Aleon tidak menjawab, memandang lurus kearah lapangan basket

"Gak biasa lo bete karena Jinan. Lo diapain lagi sama dia?" Tanya Jaenan sekedar basa-basi, dirinya juga tidak mau terlalu tahu masalah Aleon sebenarnya, lagipula ceritanya akan sama saja

Cukup lama tidak ada suara, Jaenan yang tadinya tersenyum sembari memperhatikan tim basket yang sedang bermain mengubah pandangannya kearah Aleon lagi

"Demi apa?! Lo nangis, Le?!" Pekiknya heboh, ya walau masih tau tempat, jadi berbisik-bisik saja, soalnya Aleon itu jarang nangis bahkan gak pernah, kalau ini dilihat siswa lain, dijamin akan masuk menjadi headline berita sekolah

"Hiks... Jaen, gue izin ke UKS hiks tolong bilang ke guru" Belum sempat Jaenan berbicara, Aleon sudah berlalu lebih dulu ke dalam gedung sekolah

"Pak, Chandra izin ke UKS!" Teriak Jaenan yang dapat mengalihkan perhatian murid-murid lain di sana

Guru-guru lebih mengenal Aleon dengan nama depannya, Chandra, sedangkan siswa-siswi disini cenderung memanggilnya Aleon

Mendapat ibu jari sebagai tanda sangat guru menyetujui, Jaenan langsung berlari masuk ke dalam, mencari Aleon karena tidak mungkin anak itu benar-benar ke UKS, itu hanya alasan saja biar guru mengizinkan

Setelah mencari Aleon sampai berkeliling sekolah, akhirnya Jaenan menemukannya, "Nah ketemu juga"

"Le!" Panggilnya sebelum Aleon berbelok di persimpangan antara kelas 12 dan 11, Jaenan tentu mengikutinya, belum sampai berbelok sepenuhnya, ia memutuskan untuk bersembunyi dibalik tembok

"Shit, ada Jinan lagi"

***

Aleon beranjak ke lantai dua selepas dari lapangan tadi, berjalan cepat sembari menunduk menghapus air matanya yang tak kunjung berhenti

Tidak, Aleon tidak menangis karena Jinan, dia baru saja mendapat kabar bahwa keadaan ibunya sedang sangat kritis dan berada diambang kematian, tentu ia menangis, siapa yang tidak khawatir jika salah satu anggota keluarga sedang berjuang melawan sakit tapi tidak bisa menemani disaat gentingnya

Duk

Karena berjalan menunduk, ia tidak tahu dengan apa yang ada di depannya, tubuhnya yang sebenarnya sudah lunglai akibat menangis pun jatuh begitu saja

"Ck! Aleon, Aleon... Lo gak capek ganggu gue mulu?" Orang tersebut berdecak malas melihat yang menabraknya adalah Aleon

Iya, Jinan orangnya

Melihat Aleon yang tidak kunjung berdiri, Jinan makin berspekulasi yang tidak-tidak padanya, "Ohh... Ini salah satu modus lo lagi? Berharap gue ngulurin tangan buat bantu lo berdiri? Iya?" Meski begitu Aleon masih diam seperti tidak berniat merespons apapun

Difficult Way To Loving You | JichenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang