DWTLY #10: Sakit

179 14 0
                                    

"Tuan? Tuan yakin tidak ingin makan dulu? Bibi udah bikin sarapan kesukaan tuan, loh, teh angetnya juga keburu dingin" Panggil sang bibi yang bekerja di kediaman keluarga Divon yang rasanya seperti rumah Aleon seorang karena terlalu sering tinggal disana sendiri daripada sekeluarga

Bibinya sudah dari tadi memanggil Aleon, berkali-kali tapi tetap ditolak, tentu sang bibi khawatir dengan keadaan tuannya, ini sudah terhitung seharian anak bungsu Divon itu tidak menyentuh makanan sedikitpun sejak kemarin, setidaknya itu yang bibinya lihat di rumah, mungkin di sekolah Aleon makan sesuatu tapi di rumah sama sekali tidak

Kali ini bibi tidak mendengar jawaban apapun dari balik pintu kamar Aleon, beliau memutuskan untuk membuka pintu ruangan tersebut, memang sengaja tidak dikunci agar kalau-kalau Aleon sedang butuh bantuan tinggal masuk saja

Dilihatnya Aleon yang tengah berbaring diatas kasur, bibi mendekat melihat peluh yang membasahi sekitar wajah tampan tuannya, beliau mengernyit, tentu ini terlalu pagi untuk beraktivitas sampai sekeringat itu

Bibi berinisiatif mengusap wajah Aleon dengan tisu di nakas sebelah ranjang, betapa terkejutnya beliau mendapati tubuh yang tak sengaja tersentuh olehnya terasa hangat, sudah bibinya duga kalau ini akan terjadi, Aleon pasti sakit apalagi setelah seharian tidak memakan apapun

Bibinya bergegas keluar kamar, menghubungi salah satu teman Aleon yang ia ketahui, kenapa tidak menghubungi keluarga saja? karena seluruh anggota keluarga sedang berada diluar negeri dengan urusannya masing-masing

***

"Buset, Le" Pekik Jaenan dengan badan yang sudah cukup lelah karena berjalan kesana-kemari

Sedangkan Aleon yang mendengar itu hanya melirik sekilas kemudian kembali pada hpnya

"Bangunin lo susah banget, gila" Lanjut Jaenan dengan posisi berbaring dibagian kasur yang masih tersisa

"Lagian lo kenapa pake acara sakit segala sih? Ribet anjir, gue juga harus izin gak masuk cuma buat lo doang ini" Oceh Jaenan yang cukup merasa kesal

"Lo izin kan? Gak bolos berarti, masih bagus itu, mending lo diem, kepala gue makin pusing denger lo ngoceh" Balas Aleon dengan raut wajahnya yang lebih lemas dari biasanya, jelas, dia sedang sakit

Jaenan hanya berdecih sembari mencari kenyamanan di atas kasur empuk itu, sudah bosan begitu-gitu saja, Jaenan pun mulai memperhatikan Aleon yang masih tetap fokus pada hpnya

Terbesit sebuah ide di kepalanya, "Le, bantuin gue ngerjain tugas prakarya minggu lalu dong" Pintanya dengan sedikit berlagak imut, agaknya itu mencuri perhatian Aleon

"Dih, yang bener aja lo, gak, makasih" Jawabnya penuh penekanan, orang dia masih sakit, yang kalau dipakai jalan saja kadang tubuhnya sudah oleng ke mana-mana

"Ayo lah, cuma gue doang yang belom kumpul" Jaenan masih berusaha membujuk temannya itu

"Ya derita lo berarti, siapa suruh nunda kerjaan" Sekarang malah seperti Aleon yang gantian mengoceh

"Lo kan tau sendiri gue kemaren-kemaren gak ada waktu, sibuk gue" Ia beralibi dengan alasan klasik yang sudah sangat sering Aleon dengar

"Halah, alasan mati lo, sibuk apaan? Lo mah kerjaan cuma pacaran doang, gak ada yang lain apa itu otak?" Heran Aleon sembari menggeleng pelan, sedangkan Jaenan sudah mengerucutkan bibirnya, entah sudah yang ke berapa kali ia gagal membujuk Aleon dalam hal membantunya mengerjakan tugas sekolah

Merasa Aleon terlalu fokus pada hpnya padahal biasanya anak itu jarang sekali menyentuh benda pipih tersebut, Jaenan mengambil hpnya, mengecek sang teman sedang apa dari hpnya

Difficult Way To Loving You | JichenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang