Chapter 21

5.1K 632 25
                                    

"Bahkan rumah ini adalah rumah pemberian nya" ucap tuan Kim dan hal itu kembali membuat mereka terkejut sedangkan nyonya Kim hanya tersenyum.

"Apa appa bisa menceritakan nya untuk kami?" tanya Jennie

"Hmm" tuan Kim mengangguk

Flashback on

"Apa yang kau lakukan di sini Woobin?" tanya seseorang pria

"Minho? aku sedang mencari cara bagaimana caranya mendapatkan uang, aku belum membayar sewa rumah ku" ucap pria bernama Woobin dan ternyata seseorang itu adalah Minho

"Kebetulan bulan depan aku akan ke Thailand untuk mengurus usaha mertua ku dan aku akan memberikan rumah kami untukmu" ucap Minho

"Kau ingin meninggalkan Korea?" tanya Woobin

"Ya, doakan aku sukses agar kita bisa bertemu" ucap Minho

"Kau terlalu banyak membantuku Minho, dan akan sangat berlebihan jika kau memberikan rumah mu kepada ku" ucap Woobin merasa tak enak

"Hei... kau tak menganggap ku saudara mu? satu tahun lalu saat istri ku melahirkan di rumah, kau yang membantu ku membiayai persalinan dengan uang tabungan mu Woobin, bahkan kau tak ingin aku mengembalikan nya" ucap Minho

"Aku ikhlas melakukan itu Minho, aku tak pernah mengharapkan balasan apapun" ucap Woobin

"Tidak-tidak, kau harus menempati rumah kami" Minho menepuk pundak Woobin

"Kau adalah sahabat sekaligus saudara ku Minho, aku tak tau apa yang harus ku lakukan untuk membalas kebaikan mu" ucap Woobin

"Sukses lah Woobin, lalu kita akan bertemu kembali" ucap Minho

"Aku akan menemui mu ketika aku sudah sukses, kau jangan menemuiku saat kau lebih dulu sukses" ucap Woobin

"Kenapa?" tanya Minho terlihat bingung

"Kau hanya boleh datang kepada ku ketika sedang kesulitan dan membutuhkan bantuan ku, jika kau sukses aku akan bahagia di belakang mu" ucap Woobin

"Tapi--"

"Lakukan saja apapun yang ku katakan Minho, suatu saat aku akan kembali menemui mu" ucap Woobin

"Kau bisa menggunakan uang ku untuk membayar sewa rumah mu bulan ini" ucap Minho yang memberikan amplop kepada Woobin

"Tidak Minho tidak" Woobin menolak

"Uang ini tidak ada artinya di banding saat kau membantu keluarga kami Woobin, jika bukan karena mu mungkin aku akan kehilangan istri dan anak ku. Jadi ku mohon terimalah..." Minho kembali memberikan amplop itu kepada Woobin

"Kau memang saudara ku Minho, kau saudara ku" Woobin memeluk tubuh Minho

"Aku menunggu mu menemuiku Woobin" Minho membalas pelukan Woobin

"Aku menunggu mu kawan" Minho melepas pelukannya lalu memukul pelan bahu Woobin

Setelah cukup lama saling menatap akhirnya mereka tertawa bersama, mereka benar-benar seperti saudara kandung yang tak terpisahkan

"Pegang janji mu Minho" ucap Woobin

"Aku akan memegang janji ku Woobin, tetapi ku mohon segeralah menemui ku" ucap Minho

"Hmm" Woobin mengangguk

Flashback off

"Seperti itu" tuan Kim meneteskan air matanya saat mengingat masa itu

Naughty ghost (Jenlisa) | [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang